Ehem. Gimana ya.
Aku juga bingung mau ngomong atau nulis apaan.
Tapi cerita ini bermula dari kondisi yang di luar nalar (seenggaknya bagi nalarku yang *maybe pendek ini, hihi.)Jadi suatu hari aku dijadikan konten sosial interview oleh entah siapa (karena aku emang nggak kenal). Pertanyaan simpel sih sebenarnya...
"Kak, maaf mau tanya-tanya bentar boleh ya."
"I..iya," jawabku, udah kayak pejabat dicegat depan lobi oleh para wartawan *lebai."Kakak nya cantik banget berhijab syari."
Widih! Dalam hati ya auto kembang kempis, cuma saat itu aku pasang senyum odol. "Alhamdulillah," eaaak. Jawaban nya juga nggak mau kalah syar'i sama pujian barusan.
"Kalo boleh tau apa motivasi kakak mau berhijab? Apalagi sampai istiqomah se-syar'i ini?"
Udah firasat kalo pertanyaannya rada berat. Coba deh mau jawab apa di tengah kondisi sedikit terburu-buru mau pulang ke rumah, karena lapar dan kudu nyiapin masakan?
Akhirnya jawabanku simpel juga deh, "insya Allah karena pengen taat sama Allah, Kak."
"Wah, masya Allah, kak. Makasih kak."
Setelah itu kita salaman dan aku pun melanjutkan perjalanan pulang yang tertunda.
Eh, tiba-tiba... tuh video viral dalam kurun waktu singkat. Jadi FYP sejagat Tik-Tok dan Instagram. Secara tiba-tiba akun sosmedku juga disambangi dan dikepoin banyak orang. Follower naik. View video random akun Tik Tok ku *yang isinya cuma gambar beneran random, nembus ratusan ribu views dan banyak komentar.
Kebanyakan isinya adalah pujian.
"Masya Allah pantesan viral cakep sih." Uhuk-uhuk, skincare mahal sudah menunaikan tugasnya dengan baik."Sini abang halalin dek." uhuy...
"Kak bikin konten dong. Tips istiqomah hijrah kak, pliss" Widiw! Sampe ada yang minta aku jadi konten kreator, hazeek.
Yaaa, jujur nggak nyangka mendadak terkenal jalur viral. Senang?
Yaaa, lumayan. Sedikit ngasih pengalaman baru di tengah tenangnya hidup ini, halah!Tapi kemudian ada perasaan rada nyesek. Saat aku lihat-lihat ulang video viral itu, yang udah sampe 1 juta views lebih dan diposting ulang banyak akun, aku terpaku sama jawabanku di video itu.
Kesannya kok kayak munafik ya.
"Kalo boleh tau apa motivasi kakak mau berhijab? Apalagi sampai istiqomah se-syar'i ini?"
Aku mengingat ulang pertanyaan itu. Karena sebenarnya jawabanku bisa panjang kalau dijabarkan secara rinci. Karena ini cukup kompleks. Nggak mungkin terjawab dalam durasi video sekian detik dan menit.
Dan, yang terpenting. Pertanyaan itu malah bikin aku seolah nggak sengaja membuka lagi kunci ingatan yang udah lama banget.
Ingatan masa lalu di usia belia ku. Serta kilasan memori yang begitu padat akan cerita-cerita. Di sana lah satu alasan terbesarku terkubur.
Alasan kenapa aku memutuskan berhijab.
Aku ceritakan aja kali ya.
***
Assalamualaikum, hai ^^ Aiu Ahra datang lagi setelah sekian lama meninggalkan lapak orennya yang sudah bersawang (hehehe) Alhamdulillah sehat *siapa yang tanya kkk~ tapi kalian apa kabar pembaca yang dirindukan ^^. Semoga selalu dalam lindungan Allah.
Jadi, ide ini ide baru (ya iyalah) maksudnya emang baru-baru ini nyantol di kepala. Dan dengan beraninya aku memutuskan untuk kembali menulis setelah 2 tahun (kayaknya) absen dari dunia nulis. Aku tetap menulis sih di suatu tempat, hanya aja bukan tulisan fiksi. Tapi pasti rasanya kangen banget untuk bisa menuangkan imajinasi lagi serta membuat plot cerita serta membangun karakter-karakter tokoh di dalamnya.
Semoga cerita ini bisa tamat tahun ini juga, kalau bisa bulan ini (Juli) hahah ~ tapi apapun itu aku percayakan semua sama Allah, sebab hanya dia yang memberikan kemulusan bagi setiap rencana yang kita buat. Oh ya, aku rilis 2 bab ya ^^ semoga berkenan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hijab (Love) Story
Teen FictionGara-gara video interview konten Tiktok-ku viral, akun ku jadi ikutan ramai. Saat itu aku ditanyai "Kak, apa alasan istiqomah pakai hijab Syar'i" Aku jawab, "karena Allah." Ya Allah, kok kesannya munafik, ya? Soalnya cerita tentang hijrah dan alasan...