Pintu gerbang terbuka
Memakai seragam putih abu-abu
Memandang bangunan itu
lalu memasukinyaAku kembali terbayang
Saat aku bertemu dengan mu
Dalam sebuah ruangan luas
Engkau berpidato diatas mimbarSedangkan aku mendengarkanmu
Tatapan itu begitu jernih
Pada saat itulah,
aku menemukan insan seperti muSeorang pemimpin yang keluar
Dari jebakan penuh kegelapanMata ku berbinar
Pakaian itu tak akan pernah asing
Meski engkau tak ada disini
Untuk beberapa saatSuaramu akan selalu terdengar
Meski hanyalah menatap mimbar
Dan menatap ruangan ituDulu, engkau menari di tengah mereka
Engkau berlari dan mengatakan "Ayo! "
Kepada mereka
dan aku hanyalah mencintaimu di balik kebisuanNamun, tanpa kusadari
Engkau bersama dengan insan yang lain
Yang jauh lebih sempurna darikuAku bertemu dengannu
Di sebuah jalan
Pada hari itu tak akan aku lupakanAku bertemu dengan mu
Dengan senyuman manismu
Aku merintih kesakitan di balik kebisuan
Ketika aku memandangmu
Dengan yang lainAku hanyalah membisu
Meneteskan air mata
Dan tiada satupun yang mengetahuinyaSungguh...
Aku merindukan ceramahmu,
aku merindukan binaran dari matamu
dan aku merindukan segala tentangmuTanpa terasa,
waktu berjalan dengan cepat
satu tahun aku melewati fase itu
Tiada kata lain selain "Aku merindukanmu.."Kini, engkau telah pergi
Aku kembali tanpa kata-kata mu
Aku kembali dengan seragam ku
Sedangkan dirimu, aku tak akan mengetahuinyaTerima kasih telah mengisiku
Akan tangisan dan senyuman mu
Terima kasih telah menjadi cinta pertama ku
Terima kasih telah menjadi pemimpin yang baik
dan tanggung jawab atas tugasmuMeski hanyalah tinggal kenangan
Engkau akan selalu ku kenang
Dalam goresan mu...15 Juli 2024
Elfirayusuf
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana
PoetryHuruf demi huruf, aksara demi aksara menceritakan tentangnya. Terbesit dalam khayalan ku akan angkasa yang menderu menyuarakan suara hatinya Semua disaksikan oleh semesta dan dikuatkan dengan doa untuk mengadu padanya, penuh makna akan untaian kata...