chapter 7

7 5 0
                                    

"cantik tapi sayang, sampah masyarakat", lirihnya dengan senyum yang mengejek mereka, lalu berlenggang pergi meninggalkan Ura dengan teman-temannya.

Setelah menarik gadis tersebut dari cengkraman ura dan teman-temannya, Quera mengajak Sisi ke uks, karna dilihatnya ada sedikit luka di pelipis kepalanya, sebab sempat terbentur siku meja wastafel yang tajam. Dilihatnya di uks tidak ada dokter yang menjaga saat ini, akhirnya quera yang membantu Sisi mengobati lukanya. Suasana yang sedikit canggug, akhirnya quera membuka mulutnya untuk berbicara dengan tangan yang masih mengobati luka di kening Sisi.

" sejak kapan?", Tanya-nya dengan singkat yang membuat lawan bicaranya bingung dengan pertanyaan yang diberi untuknya. Quera yang sadar hanya membuang nafas dengan kasar.

" maksud gua sejak kapan lo dibully sama sampah", jelas quera.

" emm- me-me- ", jawabnya dengan terbata-bata, yang membuat quera sedikit geram dengan dirinya, dan akhirnya quera segera menyelesaikan mengobati luka di kening sisi.

" mau ngelindungin sampah lo?", sambung quera.

Sedangkan orang yang sedang diajak bicara sekarang hanya bisa menunduk dan diam tidak berani menatap ataupun mejawab pertanyaan dari quera. Pada akhirnya, ia meninggalkan sisi di uks sendiri dan tepat di pintu ia menoleh sebentar " semakin lo bungkam, semakin buruk kondisi lo", lirihnya, dan dengan benar-benar dia meninggalkan uks lalu kembali ke kelasnya.

Seketika langkahnya terhenti, saat tidak sengaja netra matanya melihat ada seorang laki-laki yang sedang tidur dibawah pohon besar dengan begitu tenangnya. Menyusulnya, ya ingin sekali ia menyusul laki-laki tersebut namun niatnya ia urungkan dan kembali ke kelasnya.

Sampai didepan kelas, ternyata pelajaran matematika belum selesai mau tidak mau quera harus tetap masuk ke kelasnya. Baru dapat tiga langkah, dia sudah disambut dengan pertanyaan yang mengintimidasi dirinya. Secara quera keluar dari kelasnya sudah 1 jam yang lalu, yang membuat sang guru geram. Quera yang paham dengan situasinya sekarang ia hanya pasrah walaupun ingin sekali ia melaporkan kejadian tadi. Namun nihil pak Didi lebih dulu melontarkan pertanyaan kepadanya.

Dengan pintarnya membuat alasan, quera yang hampir saja dihukum akhirnya tidak jadi, namun ia harus mengerjakan tugas yang ada dipapan tulis dengan benar. Dan damn!! Tak butuh waktu lama, hanya 5 menit dia mampu menyelesaikan materi yang diberi pak didi. Padahal materi tersebut belum dijelaskan oleh gurunya, namun quera dengan gampangnya menyelesaikan tugas tersebut dan kembali duduk lagi.

" keren lu bro,gak butuh waktu lama bisa nyelesain tugas didepan?" sambar sikembar May dan Mey yang duduk didepannya.

" siapa dulu kalo bukan Quera Nazyifa"

" sombong banget lu que,jadi cewek" sambung gea dengan muka malesnya melihat tingkah qquera yang sangat tengil dengan teman-temannya.

" sama kita aja lo tengil kayak gini coba sama orang lain, singa mungkin yang dikeluarin" sambar ade dengan ketawanya yang puas.

Quera yang melihat kepuasan dimuka ade karena telah mengatainya, tak segan-segan dia menimpuknya dengan tepak pensil miliknya ke ade, sehingga sang empu meringis kesakitan karna ulah temanya yang berutal itu. Dikarenakan pelajaran masih berlangsung akhirnya mereka menyudahi leluconnya dan fokus kembali kemateri yang diterangkan pak Didi. Tanpa diduga oleh quera dan teman-temannya dijendela tempat quera duduk, ternyata ada iky yang sedang mengamati quera.

Namun seketika terdengar suara teriakan dari seberang yang memanggil iky dengan sangat kencangnya yang membuat seisi kelas VIIIa menoleh keluar kelas. Yang membuatnya lebih terkejut adalah saat ada yang melihat posisi iky yang berada tepat dijendela sebelah quera duduk dan sedang menghadap ke kelas yang ditempati. Seketika membuat seisi kelas menambah kericuhan.

" lah kak iqy ngapain di deket jendela gua?", Tanya quera dengan mengerutkan dahinya bingung.

" entahlah" sahut gea

" caper banget jadi cowok, ganteng aja enggak, yang ada muka b aja, pantes nyari muka di kelas delapan",sambung quera dengan muka kesalnya.

Tanpa memperdulikan keributan dikelasnya karna kehadiran Iky, pada akhirnya quera menyumpal telinganya dengan headseat dan menaruh kepalanya di meja."cantik tapi sayang, sampah masyarakat", lirihnya dengan senyum yang mengejek mereka, lalu berlenggang pergi meninggalkan Ura dengan teman-temannya.


sampai sini dulu yaa..

aku nulis alurnya sesuai dengan dipiran aku ya, jadi maaf kalo alurnya kurang pas yaa

bantu vote dan follow ya jangan lupa juga tinggalin jejak kalian terimakasihh

Luka Dan RumahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang