Setelah berdebat dengan ketua osis, quera ke ruang perpustakaan, mencari buku untuk tugasnya. Tak selang lama dari itu quera melihat keberadaan Ade dan duduk disebelahnya.
Menghabiskan waktu di perpus tanpa ke kantin, membuat perut quera berdisko saat jam pelajaran matematika.
Otak yang tidak bisa lagi menangkap x dan y, hanya bisa memperhatikan saja. Seberapa lama gurunya menjelaskanpun tak akan masuk ke otaknya.
Seketika terbesit didalam otak quera untuk mencari alasan, agar bisa ke kantin membeli roti. Sebelum rencananya dilancarkan ia mencari alasan yang menurut-nya tepat. Dan tiba-tiba....
Quera mengangkat tangannya saat pak Didi menjelaskan materi "Ya quera kenapa kamu angkat tangan", tanya pak Didi saat melihat quera mengangkat tangannya.
"Saya izin ke toilet pak"
"Yasudah silahkan", suruh pak Didi.
Quera keluar dari kelas, sesuai dengan rencananya dia tidak ke toilet tapi ke kantin membeli roti.
"Mbak Narsih, rotinya dong satu", lirih quera.
"Loalah cah Iki, njajan kok waktu pelajaran", sambung mbak Narsih dengan bahasa jawakarta nya yang khas.
"Hehehe, tadi gak istirahat mbak sekarang laper",quera tertawa tanpa dosa.
"Berapa mba?", tanya quera
"5.000,00rp", dengan memberi kan roti ke quera .
Ia bergegas kembali ke kelasnya dengan menikmati roti yang dia beli, tanpa sengaja netra matanya teralihkan kearah siswi yang sedang ditarik ke toilet oleh beberapa anak.
Karna penasaran akhirnya ia mengurungkan niatnya untuk kekelas demi rasa penasarannya dan dammn!!
Ia terkejut dengan apa yang diliat sekarang ternyata segerombolan siswi yang menarik tersebut adalah Fitri dengan circle nya .
Yang membuat dia terkejut lebih adalah satu siswi yang membuat pandangan terhadapnya seketika berubah, yaps dia adalah ura wakil osis yang ikut membully anak itu.
Sangking geramnya quera akhirnya ia mendobrak pintu yang mau ditutup oleh Ema.
"Ngapain?", dengan raut wajah datar.
Seketika segerombolan anak terkejut dengan kedatangan Quera tiba-tiba.
Matanya yang sedang melihat anak dibully seketika ia melontarkan pertanyaan lagi yang sama "Ngapain?!", lirihnya dengan sedikit penekanan.
"Ki-kita g-gak ngapa-ngapain kan gaes", sahut Fitri dengan terbata-bata.
"Gugup?", ucapnya dengan santai.
"Quera kamu kenapa keluar kelas? Bukannya_", sahut ura untuk mengalihkan pertanyaan quera.
Seketika quera memotong pertanyaan dari ura sebab Quera paham dengan alur pertanyaan ura, yang ingin mengalihkan perhatiannya dengan hal remeh yang dilontarkan quera.
"Bedebah sampah", dengan mendorong sedikit ura dan menarik anak yang sedang dibully oleh circle nya itu.
"Cantik, tapi sayang, sampah masyarakat", lirih nya dengan senyuman yang mengeceh mereka, lalu berlenggang pergi meninggalkan ura dan kawannya.
Sampai sini dulu yaa...
Aku nulis alurnya sesuai yang ada dipikiran akuu..Bantu vote dan follow yaa
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian dicoment
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Dan Rumah
Dragoste[jangan lupa follow sebelum baca ya] Mengisahkan seseorang yang mampu menjadi rumah bahkan sampai menjadi luka untuk Quera nazyifa. Ikyfandra laki-laki yang menemani Quera hingga SMA kelas XI dan berakhir tanpa alasan.