~undecim~

513 45 15
                                    

~~~

Kunci motor Leehan menghilang. Sudah dari satu jam yang lalu dia mondar-mandir mencari benda itu dalam kelas, di toilet, koridor lantai 3, dan semua tempat yang sekiranya tadi ia lewati. Woonhak yang berada di sampingnya sudah kesal, karena kecerobohan temannya ini, dirinya juga ikut susah.

"Coba cek di tas kamu. Siapa tau keselip"

"Udah aku cek tadi. Ku keluarin semua yang ada di tas juga enggak ada"

"Ya terus kamu tadi simpen dimana??" Ucap Woonhak frustasi. Ia menyenderkan punggungnya di tembok—membiarkan Leehan mencari benda itu sendirian.

Saat ini keadaan sekolah sedang sepi. Karena memang sudah masuk jam pulang. Taesan sudah pulang duluan bersama Sungho karena ada tugas kelompok. Hanya tinggal bapak penjaga yang sedang lalu lalang memeriksa setiap kelas.

"Cepetan Han...!!! Nanti keburu gerbangnya ditutup"

"Tapi kunci motorku belum ketemu!!"

Woonhak menghembuskan nafasnya kasar, dengan malas ia ikut membantu Leehan mencari kunci motornya lagi, sambil sesekali memeriksa jam di ponselnya.

"Kalian lagi nyari kunci ya"

Suara Pak satpam di belakang membuat Leehan dan Woonhak menoleh. Tak jauh dari sana bapak penjaga itu sedang mengacungkan sesuatu di udara, dengan gantungan ikan berwarna biru. Yap!! Akhirnya kunci motor Leehan ketemu.

"Bapak nemu dimana?" Leehan langsung menyambar benda itu dengan cepat.

"Ohh... Tadi nemu depan pintu perpus"

"Hah? Kok bisa?"

"Yaudah pak makasih ya" Woonhak memotong ucapan Leehan. "Kami pulang dulu" lalu diseret lah Leehan dengan paksa menuju parkiran.

_____

"Leehan"

Woonhak meletakkan pulpennya di meja. Saat ini mereka berada di kafe tempat biasa orang-orang menongkrong—mengerjakan tugas bersama yang kemarin sempat tertunda.

"Hmm?" Leehan masih sibuk menulis, sesekali kepalanya akan menggeleng ke kanan kiri sambil menikmati musik yang di mainkan oleh band di kafe itu.

"Leehan, aku ingin bicara serius"

Pandangan Leehan beralih dari bukunya menatap penuh kearah Woonhak. Kawannya itu sudah memasang wajah serius sambil bersidekap di depan dada. Bahkan, buku yang Woonhak pakai untuk menulis catatan tadi sudah ditutup yang menandakan bahwa sepertinya Woonhak benar-benar akan membicarakan sesuatu yang penting.

"Ada apa?" Mau tak mau Leehan mengikuti Woonhak—meletakkan pulpennya diatas meja kemudian menutup bukunya. Entah kenapa rasanya ia tiba-tiba tegang dan perutnya mulas. Kenapa aku jadi gugup sekali? Leehan membatin dalam hati.

"Sebenernya aku udah gatel pengen ngomong dari semalem. Cuman kayaknya aku baru bisa ngomong sekarang. Jadi, kamu sama Taesan punya hubungan ya?"

Deg.

Woonhak tersenyum kecil mendapati respon Leehan. Ekspresi wajahnya sudah menjawab pertanyaan yang Woonhak berikan. Kemudian ia menyeruput sedikit jus stroberi yang tinggal setengah, sambil menunggu Leehan untuk membuka suara.

"K-kamu... Tau darimana?"

"Kemarin" kata Woonhak sambil menyimpan kembali gelas jusnya, "aku gak sengaja lihat kalian adu bibir kemarin"

Stepbrother | Gongfourz Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang