Ini bukan kisah cinta romantis seperti pada umumnya, ini adalah kisah cinta dua remaja yang sederhana.
Di kehidupan nyata, dua insan itu terlihat biasa saja. Namun siapa sangka?
Jauh di lubuk hati sana- mereka saling mencintai dalam diam.
Perasaan y...
° di antara musibah terbesar adalah; kamu jatuh cinta, tetapi orang itu tidak cinta padamu. ( Imam Syafi'i )
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cuaca pagi ini tampak mendung. Awan berwarna abu-abu gelap terlihat menaungi langit, seakan sudah siap untuk melepaskan bebannya.
“Aku berangkat dulu ya Ummi?” pamit Zavier seraya mencium tangan Kila.
“Iyaa kamu hati-hati ya, mendung loh ini. Bawa jas hujan kan?”
“Iya bawa kok Mi,” jawab Zavier yang kini tengah menggunakan helm.
“Ya udah, gih sana berangkat! Keburu hujan,” Kila menepuk pundak anak laki-lakinya itu.
Zavier menyalakan Vespa maticnya, sebelum berjalan ia sempat mengucapkan salam kepada Kila. “Assalamu'alaikum Ummi!”
“Wa'alaikumussalam!” jawab Kila.
Dan selanjutnya Zavier segera melajukan motornya, membelah jalanan yang sudah ramai meski masih pagi.
Kali ini dirinya tidak menjemput Arbi, semalam ia menerima telpon dari Arbi yang menjelaskan bahwa mulai sekarang dirinya ingin menggunakan angkutan umum saja. Sebab sahabatnya itu merasa tak enak jika terus-menerus menumpang pada Zavier.
Padahal mah Zavier tidak merasa keberatan sedikitpun, ia malah senang dirinya bisa berguna bagi orang lain. Namun ya sudahlah jika itu kemauan Arbi, dirinya hanya bisa mendukung keputusan sahabatnya.
tes tes
Zavier mendongak menatap langit saat merasakan setetes demi tetes air yang mulai turun mengenai lengannya. Langsung saja ia menambahkan kecepatannya agar segera sampai di sekolah sebelum hujan lebat turun. Walaupun dirinya sudah membawa jas hujan, malas saja untuk sekedar berhenti memakainya.
Masih di waktu yang sama, namun tempat yang berbeda. Seorang remaja laki-laki tengah berdiri di pinggir jalan seperti sedang menunggu sesuatu.
“Ck mana sih! Lama banget angkotnya, keburu ujan nih! Bisa basah kuyup gue nyampe sekolah,” dumel nya sedari tadi.
“Nah itu dia! Woy bang!” tangannya melambai-lambai memberi kode berhenti, saat sebuah mobil angkutan umum terlihat berjalan mendekat.
Arbi segera naik dan masuk ke dalam mobil angkot itu, “Buset penuh banget!”
“Heh bang! Penuh ini, gue duduk dimana?” tanya nya kepada sang sopir angkot.
“Masih bisa itu satu! Geser Bu geser!” ucap bapak sopir angkot itu menyuruh penumpang lainnya untuk bergeser.
“Gabisa bang! Udah kegencet ini saya, geser kemana lagi sih!” protes seorang ibu-ibu berbadan gemuk.
“Hadeuhh lagian si bu punya badan gede bener!” ucap bapak itu spontan.