NSWY-3

11 2 0
                                    

°

°

•°•

૮₍ ˶ᵔ ᵕ ᵔ˶ ₎ა

"Makasih adek!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Makasih adek!"

Yafi yang sedang melepaskan helmnya itu berdecih sinis, "Sok baik!"

"Yaudah kalo gitu, gue udah berterimakasih malah dibilang sok baik!" ucap Naira tak kalah sengit.

Setelah melewati libur yang cukup lama yaitu selama 2 hari, kini sudah waktunya mereka kembali masuk sekolah- untuk Naira hanya menunggu beberapa bulan saja dia lulus, namun bagi Yafi masih ada satu tahun lagi untuk naik di kelas 12.

Saat ini mereka sedang berada di parkiran, ya tidak salah lagi parkiran yang dimaksud adalah parkiran SMA Cendana.
Tempat dimana kakak beradik itu bersekolah, dan keduanya pun selalu berangkat bersama pulang pergi dengan Yafi yang membonceng Naira.

"Udah sana lo ke kelas, muak gue liat muka lo yang kaku itu!" ucap Naira kepada adiknya.

Yafi yang tengah merapikan rambutnya di kaca spion menjawab, "Ga peduli kaku yang penting gue cakep"

"Idih narsis banget!" balas Naira.

"YAFI!"

"Ck!" Yafi berdecak kesal saat mendengar suara yang sangat familiar ditelinganya. Langsung saja ia menyambar tasnya, lalu pergi meninggalkan parkiran.

"KOK PERGI SIH, IHH!" Seorang gadis dengan rambut tergerainya itu menghentakkan kakinya dengan kesal.

Naira menatap orang yang berdiri disampingnya dengan lirikan maut, sungguh teriakan gadis itu membuat telinganya berdenging. "Heh pick me, bisa diem ga sih lo? Masih pagi ini!"

"BILANG APA LO TADI? LO TUH YANG PICK ME"

Naira terkekeh sinis, "Gue?"

"HAJAR NAI HAJAR!" kompor gadis yang berseragam sama seperti Naira tiba-tiba berteriak dari kejauhan.
Dia adalah Nala Shintya, teman sebangku Naira.

"Bener-bener ya lo!" Lunna maju selangkah mendekati Naira

"Apa? Mau ngapain? Ngajak berantem?," Naira melepaskan tas nya.
Naira bar-bar mode on

"Sikaatt Nai! Orang begitu kudu dibasmi dari muka bumi" lanjut Nala yang kini sudah berdiri disamping Naira.

"La! Udah sih jangan kompor" sela gadis berkerudung putih yang senada dengan seragamnya itu kepada Nala.

"Nai, jangan bikin keributan masih pagi" lanjutnya.

Naira mendengus kesal, memang benar ucapan Kei, temannya. Meladeni sosok didepannya ini hanya membuang-buang waktu.

Nawaitu Someday With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang