🍡 A N O Z 1 🍡

2K 141 10
                                    

Pagi-pagi buta seperti ini Rakta sedang bergulat di atas air es rasa nanas, oh, dia memang aktor jenius yang agak sebleng. Lihat saja tubuh kemerahan yang terendam minuman itu, saking terlalu lamanya berendam kulitnya menjadi agak membiru. Jika dia beranjak dari bathtub dipastikan tubuhnya akan mati rasa.

Rakta itu seperti gula Jawa, hitam manis. Tapi yang hitam bukan kulit, melainkan otaknya. Otaknya ngeres, yang manis bukan paras maupun sifat tapi duit dalam dompetnya. Sedari kecil Rakta memang sudah masuk kedalam dunia hiburan, bahkan sempat menjadi Idol.

JENIUS. Kerap kali digadang-gadang kedalam nama Rakta, bukan hanya karena menjadi lulusan kelass 3 ketika berusia 7 tahun. Tetapi juga karena dia menciptakan obat kangker yang telah terjamin tingkat keberhasilan 96% pada usia 8 tahun, pintar berakting, bernyanyi, melukis, memasak, menjahit, merajut, apalagi bermain bisbol.

Parasnya sudah terjamin mantap! Ibunya blasteran Korea-jerman sedangkan ayahnya blasteran Cina-indo. Kesehatan fisik Rakta sudah jelas jangan ditanya, dengan tinggi 184, berat badan 65, rambut hitam legam dengan mata hijau yang seperti rentetan garis katulistiwa. Kulit putih seperti mutiara, dan jangan lupakan tangan kekar berotot miliknya.

Semua bidang olahraga di dunia telah Rakta juarai semuanya kala usia Rakta genap 30 tahun, entah olahraga solo maupun tim. Kini, usia rakta 54 tahun.

TAPI MASALAHNYA BUKAN PADA USIA! MELAINKAN PADA P.A.S.A.N.G Apa? PASANGAN!

Rakta jomblo dari lahir, para wanita malah minder duluan dengan paras rupawan Rakta dan laki-laki malah menyerah sebelum berperang.

Perlahan kelopak mata Rakta terbuka, dia melihat langit-langit beberapa saat. "Aku ingin eskrim rasa sambel ijo."

Rakta mengangkat kepalanya tersender dengan cantik sebelum berpegangan kuat pada sisi bathub, kakinya mulai tertekut ke atas mencoba untuk menyentuh lantai berlian miliknya. Tentunya berlian ini bukan berlian alami. Melainkan berlian yang dia buat sendiri, kadar kekuatan berlian ini 50× lipat lebih keras dan kuat dibandingkan berlian alami akan tetapi bila menemukan titik buta yang pas berlian ini akan terasa amat lepek seperti kain.

Tangan Rakta berpegangan erat, benar. Tubuhnya mati rasa!

Tanpa ambil pusing Rakta berjongkok di lantai dan mulai mengesot, suster ngesot aja kalah jika bersaing dengan Rakta. Jejak basah di lantai terlihat seperti cairan yang keluar dari siput.

Setibanya rakta didepan pintu kamar dia merusak gorden dan melilitnya pada tubuh. Benar, sedari tadi dia telanjang!

Rakta berdiri, sesekali terhuyung sebelum akhirnya benar-benar berdiri tegak dan membuka pintu kamar. Rakta memang lebih suka bermanja dengan air di kamar mandi luar ketiban di kamar mandi yang ada di kamarnya, "Lebih elit," Template Rakta.

Tetapi memang enggak biasanya Rakta punya waktu kosong seperti ini, makanya, mumpung ada kesempatan super-super langka kayak gini Rakta memanjakan diri dengan mandi air-minuman rasa nanas. SuperYes rasa Nanas adalah minuman favorit Rakta yang ke 6. Dan, Superyes rasa mangga adalah rasa yang paling Rakta suka.

Rakta menatap kamarnya sebelum mengambil remote disampingnya, di remote itu hanya ada 3 tombol. Tombol biru dengan logo kartun bodyguard, tombol merah muda dengan logo kartun maid, dan tombol putih dengan kartun berlogo tengkorak.

Rakta menekan tombol berwarna pink dan berucap, "Siapkan sepeda. Aku pinjam milik si Bagja," ujarnya kearah speaker di atas ketiga tombol itu.

Bagja? Iya, bujangan berusia 23 tahun itu. Sebenarnya Rakta hanya memiliki dua sepeda, dan keduanya bermerek cukup ... Elite. Terlebih kedua sepeda Rakta ialah sepeda gunung, tentunya sepeda barang milik Bagja adalah sasaran empuk.

[TRANSMIGRASI] Invisible Twins || Crt ke 6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang