Chanhun

196 26 1
                                    


.
.
.

By .....

.
.
.

Sehun harus menerima sebuah perjodohan untuk menolong perusahaan ayahnya yang hampir saja bangkrut. Takdir sepertinya ingin menguji dirinya. Bukan pria mapan dan dewasa yang menjadi suaminya, melainkan salah satu murid terberandal di sekolah yang ia ajar.

Setelah ini, mungkin kehidupannya akan sedikit lebih sulit daripada yang sebelumnya.

Chanyeol, remaja SHS tingkat akhir yang pernah tinggal kelas satu tahun karena sifat buruknya jarang masuk kelas dan sering terlibat tawuran. Kini harus seatap dengan guru yang paling ia benci.

"Cepat bangun! Kau akan terlambat!"

Kebiasaan Sehun selama satu minggu ini di setiap pagi. Membangun Chanyeol yang tidur seperti kerbau tuli, sangat sulit sekali.  Dan hal itulah salah satu yang tidak Chanyeol sukai dari Sehun. Selain sering menghukumnya di sekolah, ternyata Sehun sangat cerewet sekali di rumah. Semua harus perfeksionis. Setelah memakai barang harus diletakkan di tempat semula.

"Hari ini kau yang masuk kelas 'kan? Aku izin."

"Bangun atau aku siram!"

Chanyeol terlihat sangat kesal, ia menendang-nendang selimut yang menutupi tubuhnya dan bangun dengan terpaksa.

"Jangan lupa bereskan tempat tidur dulu!" seru Sehun sembari mengoleskan lip blam pada bibirnya.

Mereka sudah membuat perjanjian, siapa yang bangun terlambat harus membereskan tempat tidur.

"Sial!" umpat Chanyeol.

Sehun tak menanggapi hal tersebut. Ia tak ambil hati dengan sikap Chanyeol. Toh, pernikahan ini hanya sebuah perjodohan. Yang penting perusahaan ayahnya terselamatkan.

.
.

"Chan, kulihat akhir-akhir ini kau sering berangkat dan pulang bersama dengan Guru Oh!"

"Bukan urusanmu!" Chanyeol kembali menyantap bekal yang dibuatkan Sehun.

Meski tidak ada cinta, Sehun tetap menjalankan kewajibannya, kecuali urusan ranjang. Memikirkannya saja membuat ia merinding.

"Sekarang kau juga sering bawa bekal."

Chanyeol melotot jengah. "Kau sedang belajar jadi wartawan, ya? Cerewet sekali!"

Kai hanya menyengir. "Aku 'kan penasaran!"

Mereka kembali menyantap makanan dengan hikmat.

"Oh, ya. Nanti malam kau datang 'kan?"

Seperti biasa, malam minggu kegiatan Chanyeol kalau tidak ikut balapan liar ya pergi ke club malam bersama Kai.

"Entahlah, sepertinya kita ke bar saja, aku ingin minum dan melupakan hal yang kualami barang semalam."

"Baiklah, aku akan menjemputmu seperti biasa."

"Apartemen!"

Kai mengernyit bingung. "Kau punya apartemen?"

Chanyeol merespons dengan anggukan malas.

"Sejak kapan?"

"Seminggu yang lalu."

"Wahhhh, bagus dong, kalau begitu aku bisa menginap."

Chanyeol menatap tajam ke arah Kai. Namun, sesaat kemudian ia mengembuskan napas kasar. "Datanglah! Akan ku tunjukan sesuatu."

.
.

Malam harinya, Kai datang pada alamat yang Chanyeol berikan. Sebuah apartemen mewah. Kai tak heran, orang tua Chanyeol kaya, tentu saja hal yang mudah untuk memberikan fasilitas mewah pada anak tunggalnya.

ChanhunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang