Zaza duduk di meja kerjanya di markas dengan tatapan kosong. Botol Shenan terletak di sudut ruangan, dan Zaza tidak bisa menahan rasa sakit karena kehilangan Fay. Dia mengingat kembali pertempuran yang telah terjadi dan berharap ada cara untuk mengubah segalanya.
Tiba-tiba, pintu markas terbuka dan seorang pria misterius dengan penampilan yang sangat berbeda masuk. Pria itu mengenakan topi hitam, kacamata hitam besar, dan jubah yang menutupi hampir seluruh tubuhnya. Dia berjalan masuk dengan hati-hati, memastikan tidak ada yang melihatnya.
"Za, lo ada di sini?" tanya pria itu dengan suara lembut dan tegas. Zaza menoleh dan melirik pria itu dengan cermat.
"Siapa lo?" tanya Zaza, belum bisa mengenali pria tersebut.
Pria itu melepaskan topi dan kacamata hitamnya, memperlihatkan wajah yang sangat familiar bagi Zaza. "Ini gue, Fay. Tapi sekarang gue pake nama Faiz."
Zaza terkejut dan hampir tidak percaya. "Fay?! Tapi... gue lihat lo mati! Lo..." Dia terdiam, terkejut dengan kenyataan bahwa Fay yang seharusnya mati ternyata masih hidup.
Fay—atau lebih tepatnya Faiz—menyeringai kecil. "Gue tahu ini bakal bikin lo kaget. Tapi, gue selamat berkat YC."
Zaza menatap dengan bingung. "YC? Maksud lo?"
Fay atau Faiz duduk di kursi dan mulai menjelaskan. "Ketika gue terkena serangan Shenan, YC memproyeksikan hologram palsu atau ilusi yang terlihat seperti gue sekarat. Shenan kena tipu dan berpikir kalau gue udah mati. Sementara itu, gue berhasil selamat karena teknologi canggih dari YC."
Zaza merasa terharu dan terkejut sekaligus. "Jadi, lo bener-bener selamat? Ini... ini luar biasa!"
Fay mengangguk. "Iya. Gue tau lo butuh gue di sini. Kita harus selesaikan semua ini dan pastiin Shenan nggak bisa nyerang kita lagi."
Zaza memeluk Fay dengan penuh emosional. "Gue nggak tau harus bilang apa, Fay. Gue benar-benar hampir menyerah tanpa lo."
Fay tersenyum. "Gue juga rindu lo, Za. Tapi sekarang kita harus bergerak cepat. Shenan pasti udah mulai merencanakan sesuatu. Dan gue yakin dia bakal nyoba untuk ngelawan kita lagi."
Hari itu, Zaza dan Faiz mulai merencanakan langkah berikutnya untuk menghadapi Shenan. Mereka tahu bahwa Shenan tidak akan tinggal diam setelah kemarin. Mereka harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan hati-hati.
Mereka berdua berkumpul di ruang kontrol markas, di mana Zaza mengaktifkan layar hologram untuk menunjukkan situasi terkini. "Shenan masih ada di botol. Tapi kita harus hati-hati, dia bisa jadi lebih berbahaya sekarang."
Faiz mengangguk. "Gue setuju. Gue bakal gunakan identitas baru ini untuk memastikan kalau Shenan nggak curiga. Kita perlu membuat rencana untuk mengekang Shenan dan akhirnya mengakhiri semua ini."
Zaza menatap Faiz dengan ambisi. "Oke, kita harus buat Shenan berpikir kalau dia menang. Itu cara kita untuk menjebaknya. Kita akan pancing dia keluar dari tempatnya dengan memberikan informasi palsu."
Beberapa hari kemudian, Shenan yang berada di dalam botol mulai merasa tertekan dan frustrasi. Dia mulai merencanakan bagaimana caranya keluar dari botol dan membalas dendam kepada Zaza dan temannya. Namun, dia tidak tahu bahwa Zaza dan temannya sedang menyiapkan rencana untuk menipunya.
Zaza dan Faiz menyebarkan informasi palsu kepada Shenan. Mereka menciptakan berita dan pesan yang menunjukkan bahwa mereka telah menemukan cara untuk menghancurkan botol Shenan dan membuangnya ke tempat yang sangat jauh.
"Ini pasti bisa bikin Shenan keluar dari botol," kata Zaza sambil menyiapkan pesan palsu. "Kalau dia merasa ada kesempatan, dia bakal keluar."
Faiz mengangguk. "Betul. Kita harus pastikan Shenan tahu informasi ini. Setelah itu, kita siap untuk menghadapi dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Light Detective
Teen FictionDi Light School 2.0, Fay adalah anak SMA yang bukan hanya jenius, tapi juga punya cara berpikir yang bikin banyak orang geleng-geleng kepala. Dengan IQ setinggi langit dan ketertarikan yang mendalam terhadap teori-teori sains dan sosial, dia udah te...