Happy reading....
.
.
.
"ALTEZZA SCALA JOSHA!"
Teriakan itu membuat Altezza yang sedang bermain game di ponselnya langsung melempar ponsel itu ke sembarang arah dan berlari keluar dari kamarnya menghampiri sang Bunda
Ia melihat Bundanya duduk di sofa dengan wajah galak. Altezza meneguk ludahnya kasar dan mendekat pada sang Bunda. "K—kenapa Ibunda Ratu?" tanyanya takut-takut.
"KAMU HAMILIN ANAK ORANG HAH?!"
Altezza menutup telinganya yang terasa berdengung akibat teriakan sang Bunda. "Bunda nanyanya bisa biasa aja—"
"Jawab iya atau tidak? Atau kamu mau Bunda coret dari KK?" ucap sang Bunda sedikit mengancam.
"Bun, aku brengsek tapi untuk hamilin anak orang ...."
Bunda menoleh ketika anaknya berhenti berbicara. "Apa? Tidak mungkin kan kamu hamilin anak orang?"
"Err ... kayaknya enggak." Jawab Altezza ragu-ragu. "Emangnya kenapa Bunda nanya gitu?"
"Ada orang di luar nyariin kamu. Bunda males nanya dia mau apa, tapi gak mungkin kan dia nyari kamu karna minta tanggung jawab?"
Altezza mengusak rambutnya frustrasi. "Kenapa gak di suruh masuk dulu?" setelah mengucapkan itu, Altezza langsung berlari keluar melihat siapa yang mencarinya.
Altezza mengerutkan alisnya bingung, melihat pria manis berdiri di depan pintu rumahnya. "Siapa—"
"YEY! ALTEZZA!"
Pria manis itu langsung memeluk Altezza, ia sedikit berjinjit mencium pipi Altezza. "Do you know me?" tanyanya dengan nada ceria.
"Hah?" Altezza bingung, ia benar-benar tidak kenal siapa yang memeluknya itu.
"I am Lawrence Archi. We had meet once in Australia when you have vacation." Ucap Archi berusaha menjelaskan, agar Altezza ingat padanya.
Altezza langsung mengangguk, ia ingat sekarang. Dia pernah bertemu Archi dan saat itu dia melihat Archi sedang sedih. Altezza berusaha menghibur Archi dan tentu saja berhasil karena Archi kembali ceria saat itu.
Altezza sempat memberikan alamat rumahnya yang ada di Indonesia pada Archi, sebenarnya waktu itu Altezza hanya bercanda. Tapi ternyata Archi cukup nekat, terbukti sekarang anak manis itu berada di Indonesia dan berdiri di depannya.
"Are you alone?" tanya Altezza dan di tanggapi anggukan semangat oleh Archi. "Nekat juga ni anak," gumam Altezza.
Altezza tanpa bertanya apa-apa lagi langsung membawa Archi masuk. Di dalam rumah, ia sudah di sambut oleh wajah galak Bundanya.
"Itu dia bawa-bawa koper pasti mau minta tanggung jawab sama kamu, kan?!"
"Apa sih, Bun. Dia temen aku, namanya Lawrence Archi." Altezza merotasikan netranya malas, kemudian menarik tangan Archi berjalan kearah kamarnya.
"Eumm ... im not understand, your mom is angry with me isn't?" tanya Archi tidak enak.
Altezza menghela napas pelan, ia membuka pintu kamarnya dan mempersilakan Archi masuk terlebih dahulu.
Altezza kembali menutup pintu kamarnya, membuat Archi sedikit terkejut. "Sorry." Archi menunduk sambil memainkan jarinya, ia takut melihat perubahan raut wajah Altezza.