08

576 52 20
                                    

DISCLAIMER : CERITA INI MENGANDUNG CERITA DEWASA DAN KEKERASAN.
JADI BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN!

.
.
.
________________________________

Hinata memejamkan matanya merasakan hentakan di bawahnya, tangannya memegang erat bahu Naruto. Ya, kini dirinya dan Naruto sedang bercinta, pria itu meminta Toneri untuk memanggil Hinata dan bercinta.

Hinata sejak awal sudah menduga bahwa Naruto memanggilnya bukan sekedar panggilan biasa. Sekarang Hinata hanya bisa pasrah di bawah pria itu.

Hentakan demi hentakan Naruto berikan agar mencapai titik terdalam milik Hinata. Geraman pelan dari bibir Naruto terdengar sangat menggairahkan.

"Hmhh" lenguhan Hinata terdengar pelan namun dapat membuat Naruto bergairah.

Naruto menenggelamkan kepalanya pada perpotongan leher Hinata dan memberi tanda disana. Pria itu kemudian mengigit pelan telinga Hinata dan membuat Hinata mendesah.

"Ahh"

"Apa kau meminum pilnya?" Naruto bertanya dengan berbisik pelan. "Jangan sampai lupa meminumnya, karena aku tidak ingin kau mengandung anakku."

Mendengar itu tentu saja Hinata merasakan sakit pada hatinya, tapi ia segera sadar bahwa kini dirinya bukanlah wanita yang baik pantas jika Naruto tidak ingin itu terjadi.

"Hmm"

Naruto mencium bibir Hinata dan mengigitnya, ketika Hinata membuka mulutnya lidah Naruto bertemu dengan lidah Hinata dan bermain disana.

Nampaknya Hinata sudah mencapai pelepasan sedangkan Naruto masih sibuk menyentaknya kejantanan miliknya agar segera mencapai pelepasannya.

"Arghh" Naruto menggeram nikmat karena kejantanan miliknya seperti di apit dengan lembut oleh milik Hinata.

Ia pun menggerakkan dengan cepat karena miliknya sebentar lagi akan mencapai puncaknya.

Hinata masih sibuk menenggelamkan wajahnya pada bahu Naruto dan mengigit bibir bawahnya meredam rasa sakit pada miliknya karena Naruto menyentak dengan cepat.

"Hmhh" Hinata mendesah pelan.

"Arh ghh" Naruto melenguh merasakan miliknya mengeluarkan cairan pada milik Hinata dengan deras.

Merasa tubuhnya sangat lemas Hinata memilih untuk memejamkan matanya.

Naruto menggulingkan badannya disebelah Hinata, napasnya masih memburu karena baru saja selesai melakukan kegiatan yang sangat - panas.

Ia melirik sekilas kearah Hinata yang sedang memejamkan mata dengan napas sama memburunya.

Namun sedetik kemudian Naruto kembali memalingkan wajahnya dan bangkit dari tidurnya.

Kakinya kini melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Hinata membuka matanya dan melihat kearah pintu kamar mandi, air mata nya menetes.

"Aku lelah, Naru." Gumam Hinata pelan.

...

Selepas membersihkan diri dan berpakaian rapih kembali, Hinata kini sedang terdiam di tepi ranjang. Pil pencegah kehamilan yang Naruto berikan tertinggal di rumah dan lupa dirinya bawa.

This Pain [NARUHINA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang