Kampus pagi ini terlihat sedikit sepi karena sebagian dari mereka sudah memasuki kelasnya. Dengan sedikit berlari Hinata menuju kelasnya, ia terlambat karena badannya saat bangun tadi terasa sakit dan badannya terasa sedikit panas. Tetapi ia harus tetap kuliah dan bekerja.
Hinata tidak akan tenang jika harus berdiam di rumah, uang miliknya saat ini menipis maka dari itu ia harus tetap bekerja agar dirinya bisa makan serta membeli obat untuk ibunya.
Sesampainya di depan pintu masuk ia pun mengetuknya dengan pelan lalu melangkah masuk. Dapat dirinya lihat dosen yang sedang menatapnya dengan tajam dan juga semua mata mahasiswa yang memandangnya sinis.
"Maafkan aku karena terlambat." Ucap Hinata dengan pelan.
"Apa kau tahu ini sudah pukul berapa, aku tidak menerima siapapun yang datang terlambat. Jadi pergilah dari sini!" Bentak dosennya dengan keras.
Hinata hanya menunduk dan dengan berat hati ia melangkah keluar meninggalkan kelasnya pagi ini. Dapat dirinya dengar suara-suara yang sedang membicarakannya dengan sinis.
"Betapa tidak malunya dia memasuki kelas saat dirinya terlambat."
"Cih, wanita itu selalu saja membuat dosen marah."
"Bukankah dia kekasih Toneri, mengapa Toneri mau bersama dengannya."
"Kudengar dia menjual dirinya."
"Sudah jangan berisik kita lanjutkan mata kuliah pagi ini." Dosen berbicara dengan keras.
Pria bersurai pirang itu nampak menghembuskan napasnya dengan kasar. Ia sangat jengah mendengar semua omong kosong para mahasiswa di kelas. "Tidak bisakah mereka menutup mulut. Itu sangat menganggu." Gumamnya dengan pelan.
"Mengapa kau nampak terlihat marah?" Tanya Shikamaru dengan pelan.
Naruto melirik sekilas temannya itu. "Aku tidak marah hanya saja suara mereka sangat menganggu."
Shikamaru terkekeh pelan, ia tahu bahwa temannya ini sedang berbohong. "Baiklah."
"Kulihat dia akhir-akhir ini sering terlambat." Shikamaru bertanya dengan bingung karena ia memang penasaran.
Naruto hanya mendengarkan tanpa menjawabnya.
...
Hinata duduk di taman kampusnya dirinya termenung meratapi apa yang terjadi pada dirinya pagi ini. Andai saja ia bisa bangun lebih awal maka dirinya tidak akan terlambat, Hinata menghembuskan napasnya dengan berat.
Terkadang Hinata berharap ia memiliki kekuatan untuk bisa menahan semua rasa sakitnya tetapi itu hanyalah khayalan miliknya saja. Dirinya kemudian membuka bekal makanan miliknya yang sudah ibu siapkan untuknya.
Saat ingin menyuapkan makanan nya kedalam mulutnya tiba-tiba seseorang menghempas tangannya dan membuat sendok miliknya terlempar. Ia kemudian menatap siapa yang ada di hadapannya kini, dapat dirinya lihat bahwa saat ini Toneri lah yang dihadapannya.
"Toneri."
"Setelah kuliah ikutlah dengan ku!" Perintah Toneri.
KAMU SEDANG MEMBACA
This Pain [NARUHINA]
De Todo[ HIATUS ] Bukan kehidupan seperti ini yang Hinata inginkan, dirinya hanya ingin kehidupan dimana dirinya dapat merasakan cinta dan ketulusan yang sesungguhnya. "Jika saja aku bisa mengulangnya, aku hanya ingin kau mencintaiku seperti dulu yang dima...