Happy reading
"Juraaa!!"
"Aduh!"
Alis gadis itu lantas menyatu, memperlihatkan kerutan yang kentara di dahinya. Dia mengambil tasnya yang terjatuh di atas lantai, disebabkan ia terkejut mendengar sebuah suara teriakan yang menggelegar dari arah lantai bawah.
Pukul 8 pagi. Hari Selasa, 8 Februari 2050. Hari yang cerah untuk melakukan kegiatan berjalan-jalan pagi didekat taman sungai Han. Namun, ia hari ini harus mengikuti jadwal kelas yang sudah ditentukan oleh seorang Professor yang mengajar dikelasnya.
Hari ini ia akan melakukan kunjungan ke gedung ilmuwan terbesar dan paling berpengaruh di dunia. Gedung Sinchly milik Professor Na Jaemin yang kini menjadi perbincangan panas di seluruh kota, pulau, bahkan negara. Di karenakan penemuannya yang sangat menggemparkan itu.
Brain wash. Begitu seluruh dunia menyebutnya. Nama itu belum diresmikan oleh sang professor karena masih dalam uji coba. Namun, sang Professor itu yakin sekali bahwa alat ciptaannya akan berfungsi 100 persen, tanpa cacat.
Meskipun namanya adalah brain wash, namun alat ini tidak benar-benar digunakan untuk mencuci otak. 'Brain wash' dalam artian adalah alat yang digunakan untuk menghapus sebagian ingatan seseorang. Itulah mengapa alat ini dinamai sebagai 'brain wash' karena alat ini dinilai hampir sama seperti cuci otak, hanya saja berbeda tujuan.
Alat penghapus ingatan ini dirancang untuk menghapus sebagian ingatan yang diinginkan oleh sang pasien. Contohnya seperti, ketakutan atau trauma masa lalu, kesedihan yang menyakitkan, atau yang lainnya.
Professor Na Jaemin menguji coba alat ini dengan masyarakat yang sedang ingin melupakan sesuatu yang menyakitkan. Dan uji coba ini masih bersifat sementara, dalam artian, memori yang dihapus bisa dikembalikan lagi sebelum 10 hari. Namun, jika 10 hari sudah berlalu maka memori tidak dapat dikembalikan lagi dan akan bersifat permanen.
Hebatnya, Professor menggratiskan uji coba alat ini kepada masyarakat. Dan semua kerugian yang akan dialami ketika alat ini gagal akan ditanggung oleh sang professor. Dan pria itu hanya membutuhkan sekitar 10 orang untuk uji coba, serta 10 orang yang berani melakukannya akan mendapatkan bayaran dari sang professor sebesar 1000 won.
Dan anehnya lagi, ada hampir 100 orang yang ingin mengikuti uji coba alat gila itu. Hwang Jura tidak heran, apa yang ada dipikiran orang-orang itu. Menyerahkan sebagian memorinya demi senilai uang 1000 won saja. Gila, benar-benar gila. Dan Professor itu adalah orang yang tidak waras.
Dan sejam lagi ia akan pergi ke sebuah gedung yang menyimpan berbagai eksperimen gila. Sebenarnya, Hwang Jura tidak tertarik pergi ke gedung itu. Ia sangat yakin, di dalam gedung itu menyimpan banyak alat-alat gila. Dia lebih baik pergi ke museum atau jalan-jalan di taman. Atau, dia bisa pergi ke toko kue milik bunda Baek Jeno dan membantu membuat kue di sana.
Tapi dikarenakan ini sangat diharuskan oleh Professor itu. Jadi dia bisa apa, daripada ia mendapatkan nilai yang buruk lebih baik ia mengikuti saja meski itu sangat membosankan.
Dia kembali menggendong tas ransel hitam dengan bahan kulit dikedua pundaknya. Gadis itu berdiri di depan cermin, menatap pantulannya sendiri sambil menghela. Ia sudah siap, dan pasti teman-temanya itu sudah menunggu dirinya di lantai bawah.
Ia memakai loose pants warna beige dipadukan dengan kemeja berbahan linen berwarna biru emerald, serta rambut coklat panjangnya yang di kuncir kuda sehingga rambut itu menjuntai hingga ke bahunya. Hwang Jura tengah mempersiapkan dirinya untuk bertemu orang-orang yang tidak ia kenal di dalam gedung itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
C'est La Vie
Science Fiction❝Tuhan akan tetap berbuat baik bahkan pada manusia yang penuh dosa sekalipun. Tapi keadilan-Nya berlaku kepada siapa saja.❞ . . "Mereka mengatakannya sebagai 'tebusan bagi si pendosa' tapi ada juga yang mengatakan 'balasan bagi si pendosa'." . . Ten...