02. Professor Na Jaemin

21 6 0
                                    





Happy reading





"Siapa?"

"Itu loh. Professor Na Jaemin, bun."

"Oh, yang sempat buat geger dunia karena penemuannya tentang alat penghapus ingatan?"

"Hm!"

Sang gadis mengangguk kuat. Dia membenarkan pertanyaan dari sang wanita paruh baya yang berusia sekitar 50 tahunan. Wanita paruh baya dengan apron hitam yang ia kenakan dan sarung tangan karet yang menempel hingga ke pergelangan tangannya itu kemudian menganggukkan kepala beberapa kali.

Dengan spatula stainless yang ada di tangan kanannya sedang ia gunakan untuk mengoles bolu dengan whip cream yang sudah mengambang nampak seperti busa, namun manis.

Dia adalah bunda dari Baek Jeno, sahabatnya.

Wanita itu sempat diam sejenak, dia fokus kepada sebuah bolu berbentuk lingkaran yang setinggi hampir 50 centimeter. Tangannya dengan telaten menggerakkan spatula stainless itu hingga whip cream yang berada di atasnya sudah teroles sempurna.

"Jura-ya, tolong dong ambilkan layar hologram di dalam lemari," pinta sang wanita. Matanya masih fokus pad akun tart yang ia hias.

"Di mana, bun?" tanya Jura ketika ia bingung letak lemari yang disebutkan.

"Di dekat kulkas. Buka aja lemarinya, nanti ada kok layar hologram lingkaran."

Hwang Jura mengangguk. Ia lalu berjalan enam langkah menuju lemari yang dimaksud. Kemudian ia membuka pintu lemari kaca itu, mengeluarkan hawa dingin yang sejuk di kulit. Sang gadis mengambil sebuah layar hologram setipis kertas HVS itu dengan ibu jari dan jari telunjuknya. Ia memegang pinggiran layar itu agar sidik jarinya tidak mengotori layar.

Lalu ia berjalan kembali menuju wanita paruh baya yang kini menunggunya. Sang wanita itu tersenyum, menerima layar hologram setipis kertas HVS di tangannya. Tidak lupa ia mengucapkan terimakasih kepada sang gadis.

Dengan hati-hati wanita itu memasang layar hologram di atas kue yang sudah ditutupi whip cream putih. Dan ketika benda itu menyentuh permukaan whip cream, warnanya langsung berubah menyesuaikan warna whip cream dari kue itu. Sang wanita tersenyum puas ketika sudah berhasil menyelesaikan kue nya.

"Pesanan ya, bun?" tanya Hwang Jura. Tangan kanannya bersandar di working table.

Sang wanita mengiyakan, lalu matanya menatap wajah seorang gadis yang sudah 30 menit bersamanya di dalam toko kuenya. "Iya, ada yang mau nikah," jawabnya halus.

"Siapa? Teman bunda?" gadis itu bertanya lagi.

"Bukan, orang yang tidak di kenal." Gelengnya.

"Ngomong-ngomong, itu hiasan baru, ya bun? Kok pake layar hologram?" Hwang Jura menatap ke arah kue tart setinggi 50 centimeter itu.

"Iya, itu request-an dari costumer. Dia minta dikasih layar hologram, biar makin mewah katanya."

"Memangnya cara kerjanya gimana?"

Wanita itu kembali tersenyum, lalu ia kembali ke kue tart itu dan meletakkan telapak tangannya tepat di atas layar hologram itu. Dan sedetik kemudian sebuah sinar biru terpancar dari layar. Menampilkan sebuah film pendek dengan gambar yang jelas di udara. Film pendek itu berisi tentang video dokumentasi si kedua pasangan pengantin.

C'est La VieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang