"Hanya orang bodoh, menyebarkan aib orang lain demi mendapatkan pengikut sementara"
-A.KRING!!
Suara alarm yang menggema di sebuah kamar, sang empu membuka kedua matanya secara paksa. Tangannya meraba dimana Alarm berada, dan langsung mematikan alarm tersebut.
Ia berusaha membuka mata sepenuhnya, melihat jam menunjukkan pukul 5,30. Terdengar suara hujan dari luar, membuatnya semakin malas untuk bangun dari tidurnya
"Tumben hujan pagi-pagi," ucap Ella. Ia turun dari kasurnya, untuk melihat situasi di luar melalui jendela kamarnya.
Ella menyingkap gorden putihnya itu, suasana sangat dingin dan hujan lumayan deras. Namun seketika matanya menyipit, melihat seorang gadis keluar dari rumah dengan membawa sebuah tas besar.
"Itu Kak Nila? Dia mau kemana pagi-pagi gini?" tanya Ella, ia sedikit khawatir. Terlebih lagi, membawa tas besar semakin membuat Ella curiga.
"Gue harus cek!"
Ella segera berlari keluar dari kamarnya. Kamar Nila berada di sebelah kamar Ella. Namun karena Nila semakin hari semakin berubah, Nila memutuskan untuk tidur di kamar paling bawah.
Kakinya dengan cepat menuruni tangga, bahkan Ella tidak sadar jika Nadia sudah berada di dapur, dan memperhatikan Ella yang tampak terburu-buru.
Ceklek!
Ella membuka kamar Nila, sepi dan kamarnya tertata dengan rapi. Ella dengan segera menuju lemari, dan alhasil lemari itu sudah kosong.
"Kak Nila kabur dari rumah?" gumam Ella penuh dengan tanda tanya, ia menjadi lemas seketika. Duduk di ujung kasur, sembari menatap di sekeliling kamar dengan tatapan lesu
Kejadian kemarin masih terputar di otaknya. Dimana Nila sangat membenci dirinya, bahkan Nila tidak mengakui Ella sebagai adik? Ya, Ella sangat sakit hati dengan ucapan itu
"ELLA! KAMU NGAPAIN DI KAMAR NILLA?!"
Suara teriakan Nadia, membuyarkan lamunan Ella. Ia segera keluar dari kamar Nila, dan terlihat Nadia berdiri di meja makan. Dengan tatapan tajam, menatap ke arah Ella.
Ella menjadi sedikit takut, namun ia berusaha untuk berfikir positif. Ia pun mendekati Nadia, yang masih menatapnya dengan tajam.
"Ma, Kak Nila kemana? Baju-baju di lemari hilang semua dan tadi juga aku lihat--"
"Stop ngurusin Kakak kamu yang gak bisa di atur itu! Dia udah gede, lapar juga nanti bakal pulang," ujar Nadia menyela ucapan Ella. Dengan wajah datar, sambil mengelap meja makan.
Ella menggelengkan kepalanya, merasa kesal dengan jawaban Nadia. "Mama gak peduli sama Kak Nila? Kalau dia gak pulang gimana, Ma?" tanya Ella.
Ella tidak bisa membayangkan jika Nila sama sekali tidak akan pulang kembali. Ella juga tahu, setiap Nila pulang kerumah pasti akan di pukul, di caci, dan di bentak habis-habisan oleh kedua orang tuanya
"Lebih baik kamu mandi, jangan sampai kamu telat datang ke sekolah!" Nadia pergi dari hadapan Ella, menuju dapur tak menghiraukan pertanyaan Ella.
"Ah!" Ella kesal, ia mengacak rambutnya dengan kasar. Ella benar-benar tidak mengerti, dengan pikiran kedua orang tuanya. Nadia dan Hazel sangatlah keras kepada Nila, bahkan kepada dirinya juga.
"Orang tua macam apa mereka!" batin Ella kesal.
***
Ella baru saja sampai di sekolah, namun ia merasa jika ada yang berbeda. Dan benar saja, jika semua siswa tertuju kepadanya. Sepanjang jalan memasuki sekolah, semua siswa berbisik setiap melihat Ella.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHALA
Teen Fiction"Gue gak tahu pasti benar apa enggak, wajah Lo Ella ada di lukisan canvas Althur." *** Ayu Ella Mahayani kerab di sapa Ella, mungkin tidak asing lagi di telinga anak SMA pelita harapan. Gadis berusia 17 tahun yang sudah menyumbangkan banyak prestasi...