-Sekalipun lo udah tahu, harusnya lo gak usah ikut campur urusan gue-
-E.Berita yang di sebar oleh Bianca, sudah melebar kemana-mana. Walaupun postingan sudah di hapus oleh pihak sekolah, tetap saja banyak siswa yang sudah tau akan membicarakan hal buruk tentang Ella.
Sepanjang hari di sekolah, Ella menghabiskan waktu di kelas. Tidak berani keluar kelas, bukan karena takut diledek, hanya saja ia tidak mau aib nya semakin di bicarakan. Ia tidak ingin, papa nya sampai mendengar berita itu
"Ella? Lo gak apa kan?" tanya Abel, yang sejak tadi melihat Ella yang melamun. Tidak makan, tidak minum hanya duduk bengong di dalam kelas. Dan untungnya juga, mereka tidak mendapatkan pelajaran, alias jam kosong.
Ella menghela nafas dengan pasrah. "Gue gak apa, gue cuma kesel aja sama Bianca, bisa-bisanya dia bikin berita palsu kayak gitu," jawab Ella dengan suara sedikit ketus, namun matanya sama sekali tidak tertuju kepada Abel.
Abel mengerutkan keningnya, ia merasa curiga kepada Ella. "Lo gak bohong sama gue, kan La?" tanya Abel membuat Ella menatap ke arahnya
"Bohong gimana maksud lo?"
Abel merubah posisinya menjad menghadap Ella, mereka saling hadap+hadapan. Wajah Abel terlihat sangat serius. "Soal Lo sering di marah perihal rangking itu bener kan?" bisik Abel.
Tubuh Ella menegang dengan sempurna, mendengar pertanyaan dari Abel. Ella mengalihkan pandangannya, ia bingung menjawab apa. Bahkan Abel sendiri, merasa semakin curiga melihat gerak-gerik aneh dari Ella.
"Itu gak bener!" balas Ella cepat, ia menggelengkan kepalanya. "Papa gue sama sekali gak pernah nuntut gue soal ini!" imbuhnya lagi
Abel menghela nafas dengan pasrah. Tangan kanan Abel, mengelus pundak Ella. "Gue harap apa yang lo katakan itu bener, La," ucap Abel, membuat Ella hanya bisa terdiam tak menjawab ucapannya lagi.
"Perhatian, panggilan kepada siswa atas nama Ayu Ella Mahayani 12 MIPA 1 harap segera menuju ruang guru!"
"Sekali lagi, panggilan kepada siswa atas nama Ayu Ella Mahayani 12 MIPA 1 harap segera menuju ruang guru! Terimakasih!"
Ella berdecak dengan kesal, ia sebenarnya sangat malas sekali untuk keluar kelas. Ella bangkit dari duduknya, Abel punnikut berdiri menatap Ella dengan khawatir.
"Mau gue temenin?" tawar Abel, Ella menggelengkan kepalanya.
"Lo tunggu disini aja." Ella segera pergi, Abel menatap kepergian Ella sampai benar-benar hilang dari pandangannya.
Abel benar-benar bingung, bagaimana caranya agar Ella bisa terbuka kepada dirinya. Abel sebenarnya sudah tahu, jika apa yang di katakan Ella itu semua bohong.
"Woy! kok sepi?!" ujar Lita yang baru saja memasuki kelas Abel, dengan suara krasnya. Melihat suasana kelasnya yang sangat sepi, dengan cemilan yang berada di tangannya ia mendekati Abel dengan heran
"Lo kenapa murung gitu? Kayak habis di putusin pacar," ucap Lita heran, pasalnya Abel yang sebelas dua belas dengannya kini tiba-tiba murung? Itu akan menjadi sebuah pertanyaan untuk dirinya.
Abel menatap Lita dengan tajam. "Ini soal Ella, Lo tau kan berita yang di mading dan di akun sekolah?" Lita dengan polos menganggukkan kepalanya. "Tapi pas gue tanya tadi, dia bilang itu semua bohong."
Lita terdiam sejenak, ia duduk di atas meja Abel. "Lalu, kalau itu bohong? Kenapa lo murung kayak gini?" tanya Lita, ia masih tidak mengerti.
Abel berdecak. "Lo percaya kalau Ella bilang bohong, itu bakal beneran bohong?" Abel balik bertanya, Lita melebarkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHALA
Teen Fiction"Gue gak tahu pasti benar apa enggak, wajah Lo Ella ada di lukisan canvas Althur." *** Ayu Ella Mahayani kerab di sapa Ella, mungkin tidak asing lagi di telinga anak SMA pelita harapan. Gadis berusia 17 tahun yang sudah menyumbangkan banyak prestasi...