22. Mom (2)

285 57 21
                                    

"Mah, aku boleh ya ikut kakak," Seokjin kecil merajuk kepada ibunya,

"Tapi kak Tae mau ke sekolah, adik di rumah aja. Apa ikut kak Namu aja? Gimana?" bujuk sang ibu.

"Ngga mau! Mau ke sekolah kakak Tae Huaaaa..."

Nyonya Kim mengelengkan kepalanya. Sementara Taehyung santai saja melahap sarapannya di meja makan.

"Kamu janjiin apa sih ke adik?" ibunya bertanya, berkacak pinggang.

Kalau bukan karena Taehyung, tidak mungkin Seokjin jadi rewel begini. Sudah biasa Taehyung mengusili adiknya.

Taehyung mengangkat bahunya masa bodoh.

"MAAHH!!!" Seokjin kecil tidak menyerah, bahkan sudah dijanjikan apapun tetap ingin ikut kakaknya.

Akhirnya, di dampingi satu baby sitternya, Seokjin kecil di perbolehkan ikut Taehyung ke sekolah. Hanya mengantar sampai ke depan kelas Taehyung saja. Seokjin senang sekali melihat anak-anak sekolah.

"Adik lu lucu," puji temen-temen Taehyung, melihat bagaimana bentukan Seokjin kecil dengan pipi cubby dan merah merona. Semua ingin mencubit rasanya.

Tapi di larang oleh Taehyung tentu saja. Tidak boleh ada yang menyentuh Seokjin kecuali dirinya sendiri.

Baru siangnya, Namjoon di telfon karena Seokjin menangis. Tadinya dia di ajak berkeliling oleh baby sitternya, mengeliling sekolah Taehyung sampai Seokjin bosan. Tapi dia tiba-tiba berlari dan seperti mengejar sesuatu. Semua orang bingung termasuk body guard dan supir mereka.

"Adek mau ke Kookie!" katanya marah pada Namjoon yang langsung menjemputnya.

"Kookie? Ngga ada Kookie di sini dik," ujar Namjoon sangat sabar,

Apa tadi Seokjin melihat anak kecil yang di sangkanya itu temannya?

Seokjin terus menangis, walau tak lama kemudian dia tertidur karena kelelahan.





.

.

.





Orang tidak bisa berubah dalam satu malam. Paginya, tetap ada perdebatan di meja makan saat sarapan. Seokjin sudah terlambat sekolah karena dia bangun kesiangan dan mamahnya dari pagi sekali mencoba menyiapkan sarapan untuknya.

Seokjin menolak makan bersama jadi nyonya Kim marah dan uring-uringan. Taehyung hanya menghela nafas saja. Masalahnya emosi ibunya tidak terkontrol setiap kali permintaannya tidak dituruti anak-anaknya.

"Mah, kan Tae bilang, sabar. Seokjin ngga mau sarapan bukan karena dimasakin mamah tapi karena anaknya udah telat," kata Taehyung menjelaskan,

"Ngga, dia ngga ngehargain mamah Tae, dia udah ngga nganggep mamah itu mamah dia lagi. Seokjin udah benci banget sama mamahnya,"

Ya, dramanya nyonya Kim kan memang tidak ada akhirnya.

Memang yang bisa menangani ibunya hanya sang kakaknya, Kim Namjoon yang super sabar. Taehyung rasanya juga sudah ingin menyerah.

"Ya gimana Seokjin ngga kesel, mamah tadi marah-marah dulu, anaknya kabur duluan kan?" Taehyung masih punya kesabaran. Sedikit.

Tapi kalau dia di versi biasanya juga akan memilik bersikap seperti Seokjin. Untung sayang.

"Trus gimana?"

"Nanti makanannya bakalan di makan kok, percaya aja. Bibi dah packingin tuh, abis ini di anter ke sekolah buat makan siang," Taehyung mencoba menjelaskan.

Nyonya Kim hanya diam dengan wajah cemberut.

"Lagian mamah aneh, masak segini banyak buat apa?"

Taehyung tidak mengerti, bagaimana mamahnya mengeluarkan seluruh bahan hanya untuk mereka sarapan sekali pagi ini. Dia sebenarnya juga ingin memprotes.

Make Me RightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang