25

2.9K 317 57
                                    

setelah pasar malam hampir tutup, teman-teman yang lain berkumpul di titik pertemuan yang sudah di sepakati. Namun Oline dan Erine belum juga muncul. Mereka mulai cemas dan mencari-cari di sekitar, tetapi tak kunjung menemukan jejak mereka.

Semakin lama mereka mencari, semakin besar kecemasan yang menyelimuti mereka. Lampu-lampu pasar malam mulai redup satu persatu, dan pengunjung lain mulai berangsur pulang.

"kita harus laporin ini ke petugas keamanan" Usul Kimmy dengan suara gemetar.

Dengan hati yang berat, mereka semua mendekati petugas keamanan untuk memberitahu kan bahwa dua teman mereka tidak kunjung muncul. Petugas keamanan segera mengambil tindakan. Memeriksa CCTV dan mengkoordinasikan pencarian bersama staff pasar malam yang lain.

Mobil Oline melaju dengan cepat di belakang mobil penculik, mengejar dengan tekad yang kuat untuk menyelamatkan Erine. Mereka menghindari kendaraan lain dan menyesuaikan kecepatan mereka agar tidak terlalu dekat sehingga tidak mencurigakan.

"kita harus telpon polisi" Usul Verrel saat mereka mengejar mobil itu melewati jalan raya utama "Mereka bisa bantu kita ngelacak mobil itu

"Enggak!" Sahut Oline dengan tegas "Kita harus cepet. Gue gak mau kehilangan Erine"

"Tolol" Mereka terus melaju, mengikuti mobil yang semakin lama semakin jauh di depan mereka. Setelah beberapa saat yang terasa seperti berjam-jam, mobil itu akhirnya memasuki jalan kecil yang tersembunyi di pinggiran kota.

Oline mempercepat mobil nya. Ketika mereka memasuki area yang lebih terpencil, mereka melihat mobil penculik itu berbelok menuju sebuah komplek perumahan yang sepi dan sunyi.

"Disana!" seru Verrel, menunjuk ke arah mobil yang sedang memarkirkan diri di depan salah satu rumah.

"Awas aja ya njing kalau duit 500 juta itu gak lu kasih ke gue. Kalau gak di sogok pake duit 500 juta juga gue ogah bantuin lu nolong tuh cewe. Sekarang apa rencana lu?" tanya Verrel pada Oline dengan suara pelan, matanya tetap fokus pada mobil di depan mereka.

Verrel dan Oline berhenti di depan rumah yang gelap tempat mobil penculik Erine terparkir didepannya. Mereka berdua berdiri di tepi jalan, hati mereka berdebar kencang karena ketegangan dan kekhawatiran. Mereka tahu bahwa waktu mereka sangat terbatas untuk bertindak. Mereka harus menyusup masuk dan menyelamatkan Erine sebelum terlambat. 

"Gimana caranya biar kita bisa masuk tanpa keliatan?" bisik Verrel, kenapa laki-laki ini sangat berisik? Oline memikirkan nya sejenak sebelum menunjuk ke arah pagar belakang rumah "Kita bisa masuk dari belakang. Gue gak liat ada cahaya di sana, mungkin itu kesempatan kita"

mereka berdua merangkak perlahan-lahan melewati pagar, berusaha meminimalkan suara yang bisa menarik perhatian. Mereka melintasi halaman belakang yang gelap, merasa tegang dan waspada terhadap setiap gerakan "Jangan lupa duit 500 juta nya, jangan php lu jadi orang" ucapan Verrel membuat Oline mendelik malas pada laki-laki itu.

Ketika mereka mendekati jendela belakang rumah, mereka mendengar suara bising dari dalam. Verrel menatap Oline dengan mata yang penuh ketakutan, Sekarang Verrel sedang merasa sangat ketakutan namun Oline mengangguk dengan mantap.

"ayo kita masuk ke dalem" bisik Oline.

Mereka berdua menyelinap ke jendela belakang dengan hati-hati. Melalui celah di tirai yang setengah tertutup, mereka dapat melihat ruangan yang gelap dengan sedikit cahaya yang masuk dari lampu remang-remang. Mereka melihat dua orang pria yang tampak sibuk berbicara di ruang tamu. Tidak ada tanda-tanda Erine di sana.

"Erine ada di ruangan lain" desis Oline, berusaha menahan nafasnya. "anjing, gue takut" Verrel menggenggam erat pergelangan tangan Oline. "inget ya, kalau gue terpaksa ngelakuin ini semua. Demi duit 500 juta gue terpaksa nemenin lu. Gue gak peduli walau Erine mati di tangan penculik itu" dengan wajah datar nya Oline memukul kepala Verrel.

Mencintai Secara ugal ugalan (Orine) [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang