☆☆☆☆☆

191 23 5
                                    


Seharusnya di jam ke 4 ini semua murid sedang menjalani pembelajaran, tapi untuk sekarang sepertinya di tunda terlebih dahulu karena para guru melakukan rapat untuk merundingkan study tour nanti. Tidak seperti murid lainnya yang asik mengumpul di suatu meja dua sahabat ini justru hanya diam termenung entah mikirin apa.

Saat sedang asik termenung keduanya dikejutkan dengan detuman keras berasal dari meja yang jatuh ulah dari temen sekelasnya saking gak bisa diamnya mereka sehingga membuat meja itu terjatuh, yaa.. namanya juga anak remaja apalagi di kelas 11 ini masih ada jiwa anak-anaknya.

"Ett dah si puki! bikin jantungan aja luhh," omel Tia, perempuan berambut pendek yang sedang duduk di meja sambil mengangkat kakinya satu keatas.

"Aukk luh pepek! Diem napa makanya ora bisa diem bet jadi manusia."

"Maklum dia kan monyet lepas kandang makanya kaga bisa diem," celetuk Rafael, temen sekelasnya pada tertawa mendengar celetuknya Rafael begitu pun dengan Ziel yang tertawa ngakak tanpa suara yang justru itu membuat perut kita sakit setengah mati.

"Pada jahat-jahat bet dah ama gua, bisa-bisanya orang ganteng gini di kata monyet."

"Cuihh.. Najis!! Ganteng dari mana coba," sinis Yayas.

"Ganteng dari alam baka ege."

Raka yang di ketawain oleh teman kelasnya hanya mendumel dengan pelan, ia segera membereskan kegaduhan yang ia buat sendiri.

"Udah-udah kasian Raka nya di ejek mulu," lerai Ziel, yang tentu bikin Raka mendengarnya terharu.

"Hiksuu.. Emang adek Ziel aja yang pengertian sama aa ganteng inih, udah cakep lucu gemesin macam moci rasa sotoberi uyy.. Pacaran sama aa yuk dek Ziel." Raka dengan lebay lari kecil kearah Ziel dan bergelendotan di tangan nya.

Rafael melihat itu segera menyingkirkan Raka dari Ziel, "Jauh-jauh lu dari temen gua puki! Dan benerin sono omongan lu sok-sokan mau jadi pacarnya temen gua."

"Woy bantu Rafael woy.. Kasian Ziel ketempelan megalodon."

"Makannya El jan mau bela si makhluk tak kasat mata ini, ketempelan lu nanti."

"Kambing lu emang semua, sini lohkk semua majuuu!! gua mundur nanti."

Karena jengkel dengan perkataan Raka, ia pun di keroyok satu kelas sehingga membuat kelas yang di tempati Ziel menjadi sangat gaduh ditambah dengan teriakan para bekatan melenggar, sampai dimana  terdengarnya teriakan mereka ke tempat para guru rapat, dan datangnya guru yang paling kiler di sekolah ini. Berakhir lah mereka satu kelas di jemur tengah lapangan dengan menjewer kedua kupingnya masing-masing dan mengangkat kakinya satu.

"Taikk! Gara-gara si Raka puki kita di jemur!"

"Ehh kempot!! Elu semua ya anjir pada ngeroyok gua truss teriak-teriak kaya tarzan, malah nyalahin gua luhh!!"

"Panas banget anjingg!! Jadi ikan asin ini lama-lama gua.."

Saat mereka semua asik mengeluh datang lah wali kelas mereka yang di kenal guru lenjeh dan julid.

"Woyy! malu-maluin gua aja lu pada yaa!!" omel Pak Latif.

"Yak elah pak biasanya juga bapak yang suka bikin malu," nyinyir Sana.

KEMBAR | hajeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang