☆☆☆ ☆☆☆

145 19 3
                                    








Langit memperlihatkan keindahannya, menyinar cerah menandakan kebahagian. Seperti dengan seorang lelaki tinggi yang sedang tersenyum cerah sepanjang dari ia terbangun dari tidur malamnya, tanpa sebab ia tersenyum cerah, kemarin tepat sebelum pulang dari sekolah ia mengajak sang pujaan hati untuk berjalan-jalan di hari libur ini dan baiknya pujaan hati manisnya itu menyetujuinya.

Saat sedang asik menatap pantulan dirinya di cermin, ia di kejutkan dengan suara pintu yang terbuka kasar. Ia melihat pelaku yang notabenya kembaran sendiri dengan dengusan dan mimik yang ketara kesalnya, tanpa menghiraukan kembarannya yang menatap ia bingung lelaki tinggi itu melanjutkan kembali menatap pantulan dirinya sembari merapihkan pakaian yang ia kenakan.

"Woy! Mau kemana lu?" Dengan songongnya Travis menendang bokong kembarannya yang sibuk menata dirinya.

"Anjing lu!" balasnya sambil membalas menendang bokong kembarannya itu.

"Taik lu! Gua tanya mau kemana lu? dandan rapih gini."

Dengan mimik songongnya Hava menjawab, "Mau kencan lah, emangnya lu hari minggu ngenolep dirumah," ejek Hava yang di kasih lirikan sinis oleh orang yang ada didepannya.

"Dih! Kayak ada yang mau aja sama modelan yang kayak elu."

"Maksud lu apa ya babik! Ada lah yang mau sama gua, secarakan gua ini ganteng dan keren," ucap Hava dengan penuh percaya diri.

"Ck najis banget gua punya kembaran modelan kayak lu, dahlah mending gua maraton anime." Travis segera pergi dari hadapan Hava.

Setelah kepergian Travis, Hava mengecek gadgetnya guna melihat apakah ada notif dari si manisnya atau tidak. Tenyata manisnya sudah mengechat dirinya menanyakan apa ia sudah siap atau belum, lalu ia menjawab bahwa ia akan segera menuju kerumahnya untuk menjeput.

Dengan riang Hava melangkahkan kakinya menuju luar, saat berada di akhir tangga sang mama menyerukan namanya dari arah dapur.

"Hava, kamu mau kemana?" tanya sang mama.

"Aku mau jalan dulu ma sama Ziel."

"Oh yaudah. Jangan terlalu malam pulangnya, mama titip salam buat Ziel, kalau perlu nanti ajak Ziel kerumah ya."

"Oke ma! Aku berangkat dulu ya." Hava berpamitan dengan sang mama, lalu ia berjalan menuju pintu luar.

"Hati-hati." Mama melihat kepergian putranya dengan senyuman penuh arti, merasa tau bahwa putranya itu sedang mengalami cinta masa smanya.

"Mama doakan semoga kamu berjodoh dengannya ya, Hava," lirihnya dengan penuh harap.

"Ma?"

Sang mama terkejut dengan panggilan Travis, wanita yang masih awet mudaa itu segera mengalihkan perhatiannya kearah putra satunya lagi.

"Kenapa, Vis?"

"Gapapa manggil aja, mama ngapain di dekat tangga?"

"Tadi abis ngobrol sama kembaran mu, kamu mau ngapain kebawah? Tumben banget biasanya kalau hari minggu ini kamu hibernasi di kamar."

"Hehe.. Aku mau ngambil cemilan di dapur, soalnya stok cemilan dikamar aku abis."

"Pantes.. Yaudah sana, mama mau ngelanjutin bikin cookiesnya. Kamu mau gak nanti?"

"Mau, anterin kekamar aku ya kalau udah jadi."

Mama hanya mengangguk, lalu setelahnya mereka berdua berjalan kearah dapur dengan tujuan yang berbeda, mama yang melanjutkan bikin adonan cookiesnya dan Travis yang mengambil stok cemilannya di laci.





Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KEMBAR | hajeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang