"Ziell!" panggil Hava kepada Ziel yang sedang berjalan sendirian di koridor sekolah.
Mendengar ada yang menyerukan namanya pria bermata serigala cantik itu segera menolehkan kepala guna melihat orang yang memanggil dia.
"Hava? Ada apa?" tanyanya dengan menatap sepenuhnya kearah pria tinggi itu.
"Eum.. Kata mama gua lu guru les gua, yakan?" Hava menatap harap kearah Ziel, karena ia takut salah sangka.
"Eh.. Emangnya kakak anak kembar yang di bilang sama mama Lidiya ya?" tanya Ziel bingung karena jujur ia hanya tau mama Lidiya memiliki anak kembar, ternyata itu Hava dan kembarannya(?).
"Iya, hehe.. Mohon bantuannya ya pak Ziel." Ziel menabok pelan bahu Hava.
"Jangan gitu ish, malu aku," ucapnya sambil menundukkan wajah yang telah mereha sempurna.
Hava tertawa melihat kegemasan pria yang ada di depannya ini, sedang asik menggoda Ziel mereka berdua di kejutkan dengan panggilan beserta umpatan kepada Hava.
"Woi Hava, anjing lu ya!" Hava menatap tajam orang itu.
"Apa sih nyet! dateng-dateng main ngumpatin gua aja." Orang itu tidak menggidahkan ucapaan Hava, ia justru langsung menarik kerah Hava.
"Ya lu main ninggalin gua aj-
Sebelum orang itu menyelesaikan ucapannya, Ziel terlebih dahulu menyela.
"Ehh.. Ini kembaran kamu, Hava?" tanyanya kepada Hava.
Hava segera melepaskan cekraman Travis di kerahnya, "Iyap benar sekali, sebenarnya gua sih ogah ya jadi kembaran dia, tapi ya.. namanya juga takdir."
"Apa lu bilang tadi! Gua juga ogah punya kembaran kayak lu, najiss!!" Travis mendorong pundak Hava membuat sang empu terdorong hingga menabrak tong sampah.
"Anjingg!!" umpat Hava, ia segera membalasnya dengan menjambak rambut Travis.
Dan berakhirnya mereka berdua saling menjambak, lagi..
Ziel yang melihat itu terbengong, tanpa memperdulikan kembar yang saling menjambak ia segera pergi dari sana guna untuk menahan malu karena saat ini banyak murid yang melihat kearahnya.
Kayaknya aku harus siapin mental..
"Zielll.. Kamu dari mana aja, aku nyariin dari tadi," gerutu Rafael.
"Maaf-maaf.. Tadi aku ke toilet kebelet soalnya." Ziel hanya menampilkan senyum kikuk, ia takut sahabatnya ini akan ngambek kepadanya.
"Huhh, yaudah kirain kamu kenapa tadi."
Ziel hanya terkekeh pelan, Rafael melihat kearah belakang ia melihat dari jauh Hava dan Travis yang masih melanjutkan acara menjambak satu sama lain tapi sekarang ada beberapa murid yang sedang memisahkannya.
"Itu bukannya si kembar temennya bang Jarel," tanyanya sambil menunjuk kearah kembar Pratama.
Ziel menoleh melihat kearah yang Rafael tunjuk, "Huft.. Iyaa."
"Bikin malu aja ya.."
"Oh iya! Kamu udah tau kembar yang kamu bakal ajar?" sambung Rafael.
"Heum.." Ziel mengangguk lesu.
"Siapaa??" tanya antusias Rafael.
Ziel menunjuk kearah Hava dan Travis, "Itu.. yang lagi saling jambak-jambakan," ujarnya dengan lesu.
Rafael menatap terkejut, ia melihat kearah Ziel dan kembar secara bergantian, "Hahh! Mending kamu batalin aja!"
"Kenapa?" Ziel menatap bingung kearah Rafael yang terkejut, terlalu berlebihan baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEMBAR | hajeongwoo
FanficHanya bercerita tentang seorang pria sebatang kara yang begitu berkerja keras demi kehidupannya bahkan tidak pernah memikirkan apapun.. Yang ada di pikirkannya hanyalah cara agar ia bisa hidup dengan bercukupan. Tapi itu seketika berubah ketika ia k...