06: Loved You For a Thousand Years

28 24 17
                                    

~I'll love you for a thousand more~

~I'll love you for a thousand more~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~Tinggalin vote&komennya ya!~

-***-

Di pagi menjelang siang yang cerah ini, SMA Gemilang kembali menyelenggarakan lomba. Karena kompetisi ini berjarak hanya seminggu. Untuk di hari kedua ini, sesuai keputusan panitia mereka mengadakan lomba musik.

Yang dimana nantinya setiap anggota yang sudah terpilih akan menampilkan nyanyian dengan iringan musik. Hal itu tentu saja d ikuti geng Viper.

Cowok-cowok keren dan ganteng itu yang di kenal karena geng motornya, namun kali ini mereka menunjukan bakat mereka.

Beberapa penampilan sudah terlewatkan, namun, sosok Queen yang menjadi jurinya menilai belum ada yang bisa menarik perhatianya.

Tangannya meraih sebotol air minum dan langsung ia teguk. Walaupun lapangannya bertenda dan terdapat kipas angin, tetap saja terasa hawa panas yang menyengat tubuh Queen.

Sorakan para penonton menggelegar seketika di saat ketujuh cowok tampan itu tiba-tiba muncul. Sesaat mata Queen melotot ke arah mereka dan di saat itu juga dirinya membeku, airnya saja tak sempat ia teguk.

Sosok Rajen berdiri tepat di belakang stand mic. Sosok Jeevan terlihat duduk bagian belakang, ya dia di bagian drummer. Sedangkan Marcel, Ardian terlihat sudah berdiri berhadapan walaupun terdapat jarak di antara mereka, tetap saja sebuah gitar kini berada di genggaman mereka. Manik mata Queen pun tak luput dari sorotan seorang Aditya yang sudah duduk tepat di depannya sebuah piano yang memanjang, dan Raden juga ikut ambil bagian dengan gitar listriknya.

Seketika Queen tercengang menatap ketujuh cowok berandalan itu yang ternyata mempunyai bakat terpendam. Tapi yang lebih membuatnya terkejut adalah kehadiran Rajen yang berdiri di depan stand mic, yang tiada lain Rajen lah vokalisnya.

Terdengar suara piano yang mulai di bunyikan Aditya dengan lihainya jarinya itu menari. Iringan suara gitar Marcel dan Ardian mulai terdengar. Awalnya saja, mainkan musik mereka sudah membuat para penonton bersorak-sorai.

"Heart beats fast
Colors and promises
How to be brave?
How can I love when I'm afraid to fall?
But watching you stand alone
All of my doubt suddenly goes away somehow...."

Suara serak khas Rajen pun memulai lirik lagu itu dengan indahnya. Mata Queen ternyata sedari tadi terus memandang Rajen. Suara merdunya itu keluar membuat Queen jatuh dalam alunan nada yang cowok itu beri.

Eh? Apa-apaan sih gue! Penampilan mereka biasa aja kok! Batin Queen.

Matanya memandang mereka sinis sambil kaki sebelah kirinya dia naikkan. Tapi, mau bagaimana pun dirinya melawan rasa terpukaunya itu tetap saja dia kalah, terlebih Rajen sudah memulai lirik selanjutnya.

"One step closer
I have died every day waiting for you
Darling, don't be afraid
I have loved you for a thousand years
I'll love you for a thousand more...."

DUGH!

Mata Queen melotot ketika melihat tangan Rajen yang mengara kepadanya dengan matanya yang sengaja dia sipitkan.

Seketika sorakan itu kembali datang dengan lebih kerasnya. Sorakan ejekan itu yang membuat gendang telinga Queen sakit.

"Pasutri muda nggak tau malu! Romantisnya di sini!"

"Huuu! Suami lo tuh Queen!"

"Quee seharusnya lo sadar, karena suami lo itu cinta mati, sampai-sampai dia minta di jodohin sama lo!"

Semuanya sontak tertawa secara bersamaan mendengar hal itu. Seketika suasana pun menjadi ricuh. Tapi, hal itu tak bertahan lama karena Nadhif dan juri lainnya menghentikan.

Geng Viper kembali menjadi pusat sorotan dengan alunan musik yang sedari tadi tetap mereka kumandangkan, walaupun dengan kericuhan tadi.

Di saat Queen ingin kembali memfokuskan dirinya, tetap saja ada bisikan-bisikan sinis yang di tujuan padanya. Telinganya bisa merekam ucapan-ucaoa yang berisik dan menyakitkan itu.

Queen memutuskan untuk beranjak dari sana dan tak mau mendengarkan ucapan yang menyakitkan itu lagi. Tapi, tangannya di tahan oleh Nadhif Yan sudah memasang raut wajah bingungnya.

"Lo mau kemana?" lirih Nadhif.

"Bukan urusan lo!" cetus Queen sambil melepaskan genggaman Nadhif dengan kasar.

Saat ingin meraih kembali tangan Queen, tangannya kalah cepat dengan langkahan kaki Queen. Ketua osis yang satu ini apa melupakan tugasnya?

Dengan sangat jelas mata oval ya melihat sosok Queen yang berjalan dengan deraian air mata. Dirinya mengetahui kenapa dia bisa sampai menangis seperti itu.

"Lo emang kasar Queen, tapi gue tau hati lo mudah rapuh."

***

"Anak kita itu gak jatuh cinta sama Rajen, Jer! Kenapa kau paksa mereka?"

Suara cempreng dari seorang wanita yang terlihat lengkap dengan balutan kemeja putih dan celana hitamnya yang bertali pinggangkan sebuah rantai berwarna emas.

Kembali, mereka membahas hal itu yang seperti di persulit masalah gampang ini. Sosok Jero yang keras kepala terlalu memaksa pernikahan ini terjadi hanya karena permintaan terakhir sahabat dekatnya.

Jero hanya bisa menghela nafasnya sambil bersedekap dada. Suara nafas Callista yang terus naik-turn dan tatapan sinisnya kepada suaminya itu dia perlihatkan.

"Sebenarnya hal ini gampang jika kau mencoba membuat Queen mengerti dan Kathrine membuat Rajen mengerti, udah gitu doang!"

What???!!! Kenapa dia mengatakannya mudah sekali, coba sekali saja dia mencoba!

"Kau mau hubungan mereka berakhir seperti kita?"

Manik mata Jero seketika melirik ke arah istrinya intens saat ucapan itu lagi dan lagi keluar.

Jero pun berbalik badan dan menghela nafasnya. Kini mereka pun saling berhadapan dan Callista menunggu jawaban suaminya.

"Itu berbeda, karena kau yang salah. Udah! Pokoknya kau harus membuat pernikahan ini terjadi, dengan cara apapun!" cetus Jero. Tanpa mau membuang waktu dia langsung keluar dari ruangannya tanpa memperdulikan eksperesi istrinya.

-BERSAMBUNG-

-BERSAMBUNG-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
RAFINA: Forever With You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang