07: Malam ini, aku memikirkanmu

28 23 7
                                    

~Padahal Kita Saat Itu Masih Baik-Baik Saja~

~Padahal Kita Saat Itu Masih Baik-Baik Saja~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~Tinggalin vote&komennya ya!"

-***-

Rintikan gerimis di malam ini mulai mengguyur kota, Hawa dingin pun mulai terasa mencekam. Lampu-lampu jalanan dan gedung-gedung menghiasi kota Surabaya dengan indahnya.

Di sebuah kafe, terlihat sesosok perempuan yang berhoodie pink berjalan memasuki kafe itu bersama ketiga temannya. Mereka mulai mengambil kursi di bagian kiri, tepatnya di sebelah kaca yang langsung mengarah ke jalanan.

Sang pelayan mulai datang dengan buku menu yang dia bawa. Suasana di kafe itu tak terlalu sunyi, terlihat ada sebuah band yang mengiringi malam ini dengan alunan musik dan suara merdu itu.

Entah mengapa mendengar suara sang penyanyi itu yang ternyata seorang cowok membuatnya teringat kejadian tadi pagi.

Samuel melirik ke arah perempuannya itu, dan menyentuh telapak tangan Queen. "Kamu kenapa sih, sayang? Kaya ada yang di pikirin," lirihnya.

Sontak Queen yang sedari tadi memangku dagunya dengan telapak tangan sebelah kanan sambil menghadap ke arah jalanan pun terbuyarkan lamunannya.

"Kamu kenapa sih?" lirihnya kepada Queen.

"Entah kenapa alunan lagu itu mengingatkan-"

"Plis, Queen. Sebentar aja kita gak bahas cowok lain? Topik kita selalu tuh cowok, kamu cinta sama dia?"

Mendengar hal itu, Queen secara reflek mengerinyit kesal dengan ucapan pacarnya itu. Terdapat rasa ketidak sukaannya dari kata Samuel.

"Apasih, Sam? Lagian mau topik kita gak tentang dia, emang kamu bisa membuat topik yang gak tanggung di antara kita?"

Terdengar sangat jelas, suara Queen mulai meninggi pertanda dia terpancing emosi. Nadhira dan Gadis yang melihatnya membesarkan matanya serta menghembuskan nafas.

Mereka berdua hanya terdiam menatap sejoli ini. "Kok kamu makin lama berubah sih?"

***

Sebuah netra yang menatap binar SMA Gemilang itu terlihat. Seorang siswi yang memiliki rambut ikalnya sudah lebih bersiap, karena ini adalah hari terakhir kegiatan melelahkannya ini.

Walaupun nantinya pasti ada sedikit kelelahan, but, that's no problem. Dirinya dan Nadhif bisa bergantian membacakan seluruh pemenang lomba minggu semalam.

Baru saja terlintas sedetik di pikirannya, sosok Nadhif pun datang dengan raut wajah yang tergesah, dan cemas, Queen pun ikut menjadi cemas.

"Lo kenapa sih, Dhif? Belum juga mulai acaranya!"

"Kak Rajen, Queen! Di rooftop!"

"Hah? Emang napa kak Rajen di rooftop? Mereka merokok lagi?"

"Bukan, anjir! Mereka mau main di atas!"

Kini, sudah jelas apa yang di katakan Nadhif, tapi, tunggu dulu! Main? Mereka? Apa...

Queen langsung mengerti detik itu juga, dia pun mulai berlari sekencang mungkin menaiki anak tangga yang terus meninggi sebanyak tiga tingkat.

Tepat di lantai tiga, dirinya langsung berpapasan dengan sebuah pintu hitam yang pastinya langsung mengarah ke luar.

Saat perempuan itu ingin membukanya, entah bagaimana pintunya tak bisa terbuka, alias terkunci.

Queen semakin panik, dimana satu sisi di luar sana dia bisa mendengar suara ancang-ancang mereka. Satu sisi lagi, suara speaker yang di bawah telah berbunyi pertanda acara akan segera di mulai.

Untungnya mata Queen langsung mendapati sebuah besi yang terletak di sudut tembok. Dia langsung mengambilnya dan meletakkan besi itu tepat di Sela pintu dan dinding, serta kakinya yang berada di pintu.

Hanya beberapa kali tusukan keras dan tendangan pelan dari kakinya berhasil membuka pintu. Tubuhnya hampir saja terjatuh, kepala Queen pun sedetik itu terangkat melihat aksi mereka.

Bagaimana bisa, 7 vs 5 orang? Tanpa mereka sadari, sosok Queen sudah berdiri di sana. Pukulan lewat tongkat baseball, serta kayu yang mereka genggam untuk menghantam tubuh lawannya.

"E-EH! STOP! STOP! GUE LAPORIN BK KALIAN YA?!"

Mereka seketika memberhentikan aksinya di kala suara perempuan yang sangat cempreng itu muncul.

Mereka semua saling bertukae tatap bingung, pasalnya, mereka sudah mengunci pintu agar tak ada yang bisa masuk.

Sosok Samuel yang tadinya menggenggam erat kerah Rajen, langsung dia lepas dan mendekati Queen dengan tatapan manjanya.

"Queen maafin aku ya? Aku terpancing emosi!"

"Bukannya bujuk aku tentang masalah semalam, kamu malah berkelahi sama mereka? Aku tambah kecewa sama kamu, Sam!"

"Gua lebih kecewa sama lu yang menyembunyiin perjodohan itu dari pacarnya, padahal kita saat itu masih baik-baik aja."

-BERSAMBUNG-

-BERSAMBUNG-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
RAFINA: Forever With You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang