FOEB xi

126 6 0
                                    

Paginya

Di rumah sakit , papah dan mamah ping sedang mengurusi pemakaman meen, mereka cukup terpukul dan tidak percaya apa yang mereka alami saat ini

"Pahhh, bagaimana kalau ping menanyakan meen pergi kemana?tanya mamah

"Mah, ini sudah takdir mungkin ini sudah jalan terbaik dari tuhan , kita juga harus segera menemukan keberadaan anak kita, jangan sampai ping juga yang kena"khawatir papah ping

Disisi lain terlihat ada seorang pria yang memantau kedua orang tua ping dan pergi begitu saja , entah lah? Tidak jelas karena orang itu memakai masker

Tetapi dia begitu tinggi dan memakai sweater hitam yang cukup tebal, menggunakan kacamata, sudah seperti idol/aktor yang tidak mau ketahuan publik

Disisi lain ping masih tertidur dengan lelap karena semalam ping tidak bisa tidur sama sekali memikirkan keadaan meen, ping takut way mencelakai meen

Way yang sudah bangun daritadi pun membangun kan ping tetapi way tidak tega karena sepertinya ping semalaman menangis, itu terlihat jelas karena mata ping sembab

"Ping, sesayang ini kah lu sama tunangan lu itu? "Batin way berbicara

Ping pun sedikit ada pergerakan dan perlahan terbangun dari tidurnya, melihat ada way, reflek ping ingin bertanya

"Wayy, phi meen nggak kenapa Napa kan?"terdengar suara baru bangun tidur ping

"LU JANGAN TANYA APAPUN SELAIN GUE"sarkas way

"SEMALAM LU KEMANA? LU TAU GUE TAKUTT SENDIRIAN DI TEMPAT ASINGG"teriak ping

"Sorry gue lupa lu nggak bisa sendirian di tempat asing"seperti menyesal karena meninggalkan ping cukup lama

"Phi meen______terpotong ucapan ping karena way tiba tiba

Cupp

Cupp

Emppphhhh ,lepasin way"ping berusaha menjauhkan dirinya dari temannya itu

"Nggak Lo milik gue, nggak ada seorang pun yang rebut Lo dari gue"ujarnya

"Enggak gue nggak mau"bantah ping

"Lu mau nya apa,siapa hah? Meen lu itu udah mati semalam" way tanpa dosa mengatakannya

Bagaikan disambar petir , ping hanya terdiam dan merenung sejenak apakah ini mimpi atau nyata, ping pun menamparkan tangannya ke wajahnya sendiri berkali kali

Plakk

Plakk

Sebenarnya ping merasa kesakitan tetapi ping kekeh kalau ini mimpi, bukan nyata

"Ping lu ngapain, jangan gila nampar diri Lo sendiri"way memberhentikan aksi ping

"LU APAIN TUNANGAN GUE, JAHAT BANGET LUU SAMPAI BUNUH DIA, PUNYA SALAH APA DIA SAMA LOO"amuk ping

"KALAU PHI MEEN MATI,LEBIH BAIK AKU JUGA MATIII"lanjutnya

"NGGAK AKAN GUE BIARIN LU MATI GTU AJA, LU NGGAK BOLEH MATI HANYA KARENA COWO SIALAN ITU"cegah way tidak rela ping mati konyol

Ping pun memberontak dan melepaskan ikatan yang dibuat oleh way dan segera ke dapur untuk mengambil pisau, setelah pisau di tangan ping

way khawatir, bukan khawatir ping akan melukai dirinya melainkan ping sendiri yang akan melukai dirinya sendiri..

"Ping kita bicarain ini baik baik, jangan bertindak bodoh"way menenangkan ping

"OHH bodoh? Aku bodoh karena tidak bisa menjaga tunangan ku dan tertangkap olehmu"ujarnya dan melukai  pergelangan tangannya sendiri menggunakan pisau

Darah mulai menetes, reflek way memegang tubuh ping yang sudah tidak sadar dan membuka bajunya untuk memberhentikan darah tersebut tidak keluar lebih banyak

"Pinggg, sadar pingg dengerin aku, maafin aku karna egois"way menyesal karna way tidak bisa mencegah ping untuk tidak melakukan itu

Way pun keluar dari rumah itu, kebetulan sudah ada mingy yang mengepungnya dari luar, mingy yang melihat kekasih bosnya terluka pun segera merebut nya dari way dan segera di bawa ke rumah sakit terdekat

Sedangkan way sudah di bawa oleh beberapa bawahan mingy untuk di bawa ke markas terlebih dahulu

Di perjalanan sambil membawa ping ke RS terdekat, mingy menelepon seseorang

"Maaf , saya akan ke RS terdekat, dia terluka cukup parah, maafkan saya karena tidak bisa menjaga nya"sesal mingy

"*************"

"Baik"

Tutttttttttt

Panggilan itu pun terputus, kembali fokus terhadap ping yang sudah tidak sadarkan diri, didepan seperti ada klinik tetapi karena takut ping kenapa Napa

mingy pun memutuskan untuk membawanya kesana dan mengabari sosok yang di telpon nya itu untuk segera kesana

Klinik disana memang dekat dengan desa , tapi untungnya peralatan untuk menjahit luka ping tersedia dan dokternya pun berpengalaman

"Pasien harus segera di jahit lukanya karena sayatan  pisau itu tidak terlalu dalam, kemungkinan banyak darah yang keluar, apa ada seseorang yang cocok darahnya dengan darah pasien?"tanya sang dokter

Darahnya apa dok?"mingy balik bertanya

"Ab"jawab sang dokter

"Itu saya"ucap seseorang yang baru saja datang

Edit_09/09/24

Fiancé or Ex-Boyfriend? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang