PEREMPUAN LABU KUKUS

337 80 4
                                    


Berharap di perjalanan yang panjang ini, salah satu diantara banyak takdir yang terkabul adalah kita bersama.

*******


Sebagai manusia kita harus tahu arti kebersamaan karena perpisahan, kita juga harus tahu arti perpisahan karena pertemuan. Begitu, kira-kira rasa yang di hadirkan.

"Gimana rasanya mengantar-jemput seorang perempuan?" tanya Lion saat Nino baru saja bergabung dengannya di kelas.

"Senang, tapi, ada kepercayaan yang harus dijaga." balas Nino.

"Kepercayaan apa, nih?" tanya Gio, penasaran.

"Kepercayaan yang harus gue jaga, dari mamanya." jawabnya.

"Asik, udah langsung orang tua aja, nih." goda Liam ikut campur dalam obrolan pagi itu.

Nino hanya merespon dengan tertawa, dengan cepat ia mengalihkan pembicaraan di pagi hari.

"Hubungan gue bakal ada masalah nggak, ya?" tanya Nino, dengan tiba-tiba membuat tiga temannya itu terteguk kaget.

"Pasti, lah, masalah selalu ada dalam hubungan." beritahu Liam.

"Tapi, Tuhan akan menghilangkan orang dan perasaan itu, jika bukan yang terbaik buat kita." sambung Lion.

"Kalau ada masalah, yang diselesaikan masalahnya, bukan hubungannya." sambung Gio.

"Halah, pasaran kata-kata lo." ucap Nino pada pendapat Gio.

"Tai." bentak Gio.

"bercanda, sayang." ucap Nino mendekat dan memeluk sahabatnya itu, Gio.

"Heh, cok, jijik, asu." Gio mendorong tubuh Nino segera.

Melihat tingkah keduanya Liam dan Lion hanya tertawa di tempat duduknya, memang pertemanan jika tidak ada yang konyol itu kurang mengasikan.

"Aderfia kalau nggak ada kalian, sepi." kata Liam sambil tertawa.

"Hahaha, tai lo." ucap Gio dengan membersihkan seragamnya bak terkena noda.

"Anjing, pakai dibersihkan segala." kata Nino mengomentari pergerakan Gio yang membersihkan seragam.

"Takutnya najis." balas Gio, singkat.

Sedetik kemudian lonceng elektronik itu berbunyi menandakan bahwa jam pelajaran pertama akan segera dimulai. Mereka dengan segera merapikan tempat duduknya, dan duduk di tempatnya masing-masing.

*****

Setelah berpisah dengan Nino di tangga tadi, Nala haru menuju ke ruang osis terlebih dahulu pada pagi ini, Nala ingin mengumpulkan sebuah kertas yang isinya hanya anak osis saja yang tahu.

"Pagi, Na."

"Eh," Nala memberhentikan langkahnya, aksi itu membuat Nala sedikit kaget setelah memasuki ruangan osis.

"Sorry, sorry, nggak bermaksud buat ngagetin." kata Arga melihat Nala yang sontak kaget setelah ia menyapa.

Nala tersenyum tipis saja mendengar suara Arga. "Iya, nggak apa-apa, kok."

Nala melanjutkan tujuannya yaitu mengumpulkan kertas di sebuah meja yang tersedia di ruangan osis, setelah nya Nala bermaksud untuk langsung keluar dari ruangan osis sebelum Arga memanggilnya lagi.

"Na, tunggu." Nala menoleh, menghargai sebuah panggilan.

"kenapa, Ga?"

"Emh," Arga beranjak dari duduknya, berjalan untuk lebih dekat lagi pada Nala. "Sarapan bareng di kantin, yuk?"

ABOUT NALA (NA2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang