KEBAIKAN DIRI

209 54 0
                                    


Jatuh cinta tidak selalu soal fisik, cinta bisa lebih dari itu.

*****


Dengan mengendarai motornya pada sore hari setelah pulang sekolah dan bersama seorang perempuan yang selalu punya keistimewaannya.

"Loh, kok, ke rumah sakit?" tanya Nala, bingung. Ia celingak-celinguk, dan ternyata benar, memang mereka sedang berada di rumah sakit.

"Ibu gue sakit, Na." beritahu Nino.

"Sebelum bertanya lebih lanjut, lebih baik turun dari motor dulu, Na." kata Nino.

Nala dengan cepat turun dari motornya, disusul juga oleh Nino. Melihat Nala seperti kesusahan untuk melepaskan helm, Nino berinisiatif untuk membantunya.

Kini, kedua bola mata mereka saling bertemu, tanpa disadari, diantara keduanya menciptakan senyuman di bibir mereka.

"Mau tahu kejujuran, nggak, Na?"

"Apa?"

Nino lebih dulu menaruh helm milik Nala itu ke motornya, lalu ia menjawab, "Lo cantik, Na."

Ada banyak hal di bumi ini untuk membuat manusia senang, seperti menonton pelawak, menonton acara komedi, menonton film dan masih banyak lagi. Tapi, hari ini, yang berhasil membuat Nala senang adalah Nino, laki-laki yang sedang ada di hadapannya.

"Gombalan anak geng motor." balas Nala, tapi, ia tak bisa untuk menahan senyuman di wajahnya.

Haha, gombalan, katanya. Padahal manusia pertama yang mendapat kalimat itu dari Nino, memang dari wajah terlihat seperti playboy, tapi yang terlihat belum tentu seperti itu, kan?

"Jangan senyum terus, nanti banyak yang suka," beritahu Nino, "senyum lo, indah."

"Sudah, sudah," sanggah Nala, mencoba untuk mengalihkan topik pembicaraan.

"Ibu kamu sakit apa?" tanya Nala.

"Punya penyakit asma," beritahu Nino.

"Kok, nggak pernah cerita sama aku?"

"Cuma gue, ayah gue, sama lo doang yang tahu, Na, anak-anak Aderfia juga nggak tahu." sebenarnya tidak masalah jika Aderfia tahu, tapi Nino ingin merahasiakan saja.

Nala mengangguk paham. Lalu Nino mengajaknya untuk memasuki rumah sakit dimana ibu Nino sedang di rawat di dalam.

Rumah sakit selalu menjadi tempat manusia paling banyak berharap, tempat manusia tulus untuk memohon. Bahkan tembok besar rumah sakit seringkali menjadi saksi kesedihan manusia tentang kehilangan.

"Assalamualaikum." kata pertama saat Nino dan Nala memasuki ruangan.

"Waalaikumsalam." jawab kedua orang tua Nino yang berada di dalam.

"Eh, sama Nala." ucap Nina, sang ibu dari Nino.

"Sore, tante, om." Nala berjalan mengikuti Nino untuk menyalami kedua orang tua Nino.

"Ayah tumben udah pulang kerja." tanya Nino.

"Iya, kalau untuk ibu kamu, ayah bakal lakuin, apapun." kata Surya, ayah dari Nino.

"Mesra, kali, yah." balas Nino sambil tertawa.

"Tante, maaf, nggak bawa apa-apa." Nala bersuara setelah di antara mereka mulai diam.

"Sudah, nggak apa-apa, Nala. Nino bawa kamu ke sini aja, udah bikin tante senang." jawab Nina. Benar, wajahnya terlihat senang.

"Dapet restu, nih." goda Nino.

ABOUT NALA (NA2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang