NALA, NINO DAN ADERFIA

283 59 2
                                    


Sebenarnya untuk apa manusia menangisi cinta?

****


Bel berbunyi, kemudian secepat kilat siswa-siswi berhamburan keluar dari kelasnya masing-masing untuk pulang dan ada juga yang menuju pada parkiran sekolah. Pulang sekolah selalu menjadi waktu yang ditunggu, euforianya selalu saja begitu.

Nino berjalan bersama tiga temannya, Lion, Liam, dan Gio. Mereka akan selalu bersama, apalagi mereka dijadikan satu kelas.

"Nggak nunggu Nala, lo?" tanya Lion.

"Nunggu, tapi, nunggunya di parkiran." jawab Nino.

"Berhenti sini aja." kata Lion, langkahnya tiba-tiba berhenti membuat Liam, Gio, Nino juga segera berhenti.

"Kenapa, njir?" tanya Liam.

"Gapapa, biar sekalian nunggu satu-satunya perempuan Aderfia." jawab Lion.

"Lagian kasihan, kalau lo nyuruh Nala buat ke parkiran sendirian, ramai dengan orang-orang gitu." kata Lion.

Nino tersenyum lebar, wajahnya menatap bergantian Lion, Liam, Gio, dan berkata seperti ini, "Seneng banget gue, bisa kenal sama kalian."

"Salah satu diantara kita senang, kita juga ikut senang, begitu juga sebaliknya." ucap Gio, "Iya, kan, guys?"

"Yoi." jawab Lion, juga Liam.

Terlihat jelas pada parkiran motor yang sangat ramai dengan murid yang ingin segera pulang, suara klakson yang sengaja dibunyikan juga terdengar pada telinga mereka.

"Wih, di tungguin sama bodyguardnya, nih." kata Bunga setelah menatap empat laki-laki yang sedang berdiri tak jauh dari sana.

"Apaan, sih, bun." sanggah Nala.

"Beruntung, ya, lo bisa diterima sama temen pacar lo." ucap Bunga.

"Gue lebih beruntung karena punya Nino, Bun." beritahu Nala.

"Bucin banget, nih." goda Bunga.

"Nino pantas untuk di bucinin." jawab Nala.

Perjalanan mereka tiba pada tempat dimana ada empat laki-laki yang sedang berdiri.

"Na, gue duluan, ya?" pamit Bunga pada Nala.

"Iya, Bun, hati-hati." jawab Nala.

Sebelum pergi, lebih dulu Bunga tersenyum dan mengangguk pada empat laki-laki di sana untuk sekedar menyapa. Anggukan Bunga itu mendapat balasan dari empat laki-laki, tak lupa juga dengan senyum mereka.

"Udah, yuk, parkiran." ajak Nino. Mereka mengangguk kecil, mengiyakan.

Kemudian mereka berjalan beriringan dengan Liam yang ada paling depan, sementara paling belakang ada Nino yang merangkul Nala.

Beruntungnya saat ini parkiran sudah mulai sepi, tidak ramai seperti beberapa menit sebelumnya. Dengan leluasa mereka bisa mudah untuk mengeluarkan motor mereka.

"Pasar malam, yuk?" ajak Gio.

"Nanti?" tanya Liam.

Gio mengangguk, "Iya."

"Boleh, tuh." kata Lion, setuju dengan ajakan Gio untuk pergi ke pasar malam.

"Oke, boleh." kini berganti Liam yang setuju.

"Gimana, No, ikut nggak?" tanya Gio.

"Wait, gue tanya perempuan gue dulu." jawab Nino, lalu menoleh untuk melihat ke arah Nala yang sudah ada di belakangnya, "Mau ikut, nggak?"

ABOUT NALA (NA2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang