GUGURNYA MANUSIA PALING BERARTI

231 60 1
                                    


Hiiii semuaaahh...

55+ vote buat next yokkk bisa lahhh..




IKHLAS JUGA MERUPAKAN DALAM SIKLUS MANUSIA UNTUK BERTAHAN HIDUP.

*****



Nino mengendarai motornya dengan kecepatan diatas rata-rata. Tidak peduli dengan apa yang terjadi di jalanan, tentang suara klakson, dan tentang suara manusia yang berteriak karena terlalu kencang mengendarai motornya, tujuannya adalah rumah sakit Fajar.

Motornya berhenti di kawasan parkiran rumah sakit besar yang ada di ibu kota. Tanpa membuang-buang waktu, dia kemudian bergerak cepat menuju lobby rumah sakit.

"Permisi, dok, atas nama Surya Galaksi, di rawat di ruang mana, ya?" tanya Nino, segera.

"Oh, sedang diperiksa di UGD, kak." jawab dokter. "Silahkan menunggu di kursi yang sudah disediakan, kak."

Menurut apa yang diucap oleh sang dokter, Nino mengambil posisi untuk duduk pada sebuah bangku besi yang sudah disediakan, rahangnya mengeras, menatap sebuah pintu UGD dengan lampu berwarna merah diatasnya.

Sebuah harapan mulai ia lontarkan, sebuah doa mulai ia ucapkan, pastinya hal baik dengan harapan dan doanya. Semoga, dunia tidak jahat, semoga dunia baik, dengan membuat ayahnya baik-baik saja.

1 jam.

2 jam.

Hingga tiga jam, sebuah pintu yang terus menjadi pemandangannya belum terbuka juga, pintu itu masih tertutup rapat.

Beberapa menit berjalan, saat dirinya sedang mondar-mandir di depan UGD, secara tiba-tiba pintu tersebut berhasil terbuka, memunculkan sosok dokter dengan jas berwarna putih.

"Keluarga bapak Surya?"

Nino segera menoleh, mendekat. "Ya, saya, dok, saya anaknya."

"Baik." kata Dokter, sang Dokter mengambil nafas panjang, lalu bersuara lagi, "Bapak Surya mengalami pendarahan, ada beberapa tulang rusuk yang patah,"

"Langsung intinya aja, Dok, ayah saya baik-baik saja, kan?" potong Nino cepat.

"Mohon maaf, tapi, bapak Surya tidak bisa kami selamatkan." ucap Dokter, jelas di telinga Nino. Tidak bisa kami selamatkan.

Nino bereaksi menarik kerah baju Dokter, "Jangan bercanda, periksa ayah gue dengan benar."

"Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi, jika Tuhan berkata yang lain, kami tidak bisa berbuat apa-apa."

"Saya permisi." lanjut Dokter, kemudian pergi meninggalkan Nino.

Tubuhnya ia sandarkan pada tembok berwarna putih, kemudian tubuhnya berubah posisi menjadi duduk bersandar.

Pikirannya kacau sekarang, kejadian yang terjadi secara tiba-tiba. Padahal tadi pagi masih sempat berbicara banyak dengannya. Betul, sebuah umur tidak ada yang tanu.

"Nino, lo tolol, lo nggak bisa menjaga ayah lo sendiri." monolognya, menyalahkan diri sendiri.

"Ayah, maafin Nino, ya? ini semua karena Nino nggak bisa menjaga ayah."

ABOUT NALA (NA2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang