CH41

15.9K 1.5K 218
                                    

Selang beberapa jam setelah dikirimnya Selina kerumah sakit, banyak mobil yang berisi orang-orang berjas rapi datang kesekolah.

Karena hal itu Dean dan Jonathan dipanggil keruang kepala sekolah, seharusnya yang datang hanya Noah. Akan tetapi Noah ada hal lain, alhasil digantikan oleh mereka berdua.

Lebih dari sepuluh layar monitor menujukkan tempat yang berbeda. Diarahkan oleh pihak sekolah Dean menatap layar monitor yang paling besar bersama Jonathan dan beberapa orang berjas rapi dibelakangnya, layar itu menujukan satu tempat yang sebelumnya mereka lalui begitu keluar dari kelas.

"Clear, nona Selina murni terjatuh sendiri tidak ada yang mencurigakan." Salah satu pria berjas rapi itu berbicara dengan alat yang menempel ditelinganya.

Dean dan Jonathan berhenti mengamati layar itu lalu menghadap pria berjas rapi yang berjumlah lima orang itu, mereka adalah orang kiriman keluarga Oakley untuk menyelidiki peristiwa yang menimpa putri mereka.

Salah satu orang yang Dean dan Jonathan kenali sebagai tangan kanan kepala keluarga Oakley, maju kehadapan mereka dan mengulurkan tangannya.

"Terima kasih Tuan muda Denata dan Tuan muda Lei membantu kami untuk menyelidiki hari ini."

Mereka menyambut ularan tangan itu dan mengangguk. Itulah tujuan mereka ikut serta disini.

"Kami pamit undur diri, mohon maaf atas ketidak nyamannya." Tangan Kanan keluarga Oakley itu mengulurkan tanganya juga pada kepala sekolah Gloria. Setelah itu dia berbalik diikuti anak buahnya yang membungkukan badan sebelum beranjak dari sana.

Kepala sekolah Gloria mendekati Dean dan Jonathan. "Terima kasih sudah membantu." setelah menepuk punggung kedua pemuda itu sambil tersenyum, pria paruh baya itu juga pergi dari sana.

Kini tersisa hanya Dean dan Jonathan, "Bukannya lo ikut kerumah sakit?" Tanya Jo pada pemuda disebelahnya.

"Pulang karena ini, bangs*t emang padahal ada Regan sama Langit." Kesal Dean, ia terpaksa kembali kesekolah dengan cepat karena pemintaan Noah.

Jonathan tertawa. "Lebih baik lo balik, dari pada disana? buat apa? Selina?" Jelas Jo mengatakan itu sebagai sindiran.

"Udah ayo, laper!" Jonathan menarik bahu Dean dan melangkahkan kaki jenjang mereka pergi dari sana.

Namun saat mereka kekuar dari lorong mereka berpapasan dengan segerombol orang yang mengenakan seragam olahraga dengan penuh keringat.

"Karin!" Panggil Dean pada sang adik yang lewat tanpa menyadari kehadirannya. Karin menoleh dan tersenyum mendapati adanya Dean dan Jonathan.

"Abis olahraga?" Tanya Jo sambil tersenyum manis kearah adik sahabatnya itu, Karin mengangguk.

"Kalian abis dari mana?"

"Ruang cctv."

Karin mengertukan keningnya. "Buat kejadian ditangga tadi?"

Jonathan menjentikan jarinya atas ketepatan ucapan Karin. "Jadi apa yang dapatin?"

"Rahasia.." Sahut Dean membuat Karin berdecak.

"Woi Saka!" Teriak Jonathan begitu mendapati adiknya baru saja keluar dari lapangan Indor sambil mendorong trol yang berisi Bola-bola. Setelah itu dia melangkah meninggalkan Karin dan Dean.

Begitu perginya Jonathan, wajah Karin langsung berubah lebih serius menatap abangnya itu. Ia sungguh penasaran dengan apa yang lihat sebelumnya.

"Ada sesuatu antara lo sama selina?"

Dean menggeleng, ia mengerti mengapa adiknya ini bertanya. "Engga ada, gue cuma diminta buat bantu."

All to Well : Transmigration storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang