CH03

46K 3.1K 21
                                    

Karin memasuki wilayah asrama Gloria Boarding School bersama dengan siswa-siswi lain, namun terpisah dengan Tiffany dan Nancy karna kedua orang itu ada rapat pada club eskul mereka.

Gedung asrama menyambung menjadi satu didepannya yang artinya asrama putri dan putra tidak terpisah, cukup mengkhawatirkan namun sistem keamanan yang mereka pakai pasti lebih canggih.

Gedung asrama terbagi menjadi 6 lantai yang tentunya memiliki fungsinya masing-masing.

Dilantai pertama di-isi oleh cafe dan tempat bersantai yang bermacam-macan disana, dilantai kedua sudah disi dengan kamar asrama putri dan putra untuk kelas 10 yang dibagian kanannya untuk putri sedangkan kirinya untuk putra, begitu juga untuk sususana asrama Dilantai berikutnya dan seterusnya.

Namun yang menjadi perbedaan adalah Kamar asrama, bagi mereka yang merada di kelas unggulan mereka akan mendapatkan 1 kamar khusus untuk diri mereka sendiri berbeda dengan mereka yang masuk kelas biasa 1 kamar asrama di isi oleh 3 orang, untuk fasilitas yang tersedia dikamar masih sama hanya saja para kelas ungulan lebih leluasa pastinya.

Rata-rata yang mendapatkan kelas unggulan juga merupakan anak-anak konglomerat terkenal dan kaya raya, orang orang terkenal dan sukses seperti pengacara, dokter, dll.

Ya! pasti ada sesuatu yang bermain dibelakang hal itu.

Kamar asrama mereka terkenal dengan sebuatan President Club. Kamar asrama mereka tidak bergabung dengan siswi lain, ada satu lantai khusus yang menjadi asrama mereka.

Karin mengangkat bahunya acuh, lalu melanjutkan langkahnya memasuki gedung asrama...

"Nona Karin benar?" Sontak karin menoleh saat namanya disebut oleh seseorang, dia mendapati seorang wanita muda yang tersenyum kearahnya yang membuat Karin spontan menundukan kepalanya singkat untuk menyapa orang itu-

"Benar" Jawab Karin seadanya

"Perkenalkan saya Dini, kepala pengelola asrama untuk kelas unggulan atau President Club. Saya mendapat amanat dari Ibu Jasmine untuk membimbing Nona disini. Mari ikut saya"

.
.
.
.
.

BRUK

Karin menjatuhkan badannya yang terasa remuk keatas kasur yang terlapisi oleh sprei dan bedcover yang tebal, sekitar 45 menit lebih waktunya terbuang hanya untuk mendengarkan Kepala pengelola asrama menjelaskan semua struktur Asrama dari bagian terbesar hingga terkecil, didalam ruangan wanita itu.

DRTT... DRTTT

Suara dering telepon membuat Karin membuka matanya dan merogoh kantong almet sekolanya.

"Halo?"

"Karin kamar Lo nomor berapa?! president club kan?" Terdengar suara Nancy dari seberang sana.

"Iya, President Club no 16"

"Oke, gue sama Tiffany udah dikamar asrama mau mandi dulu baru ke kamar lo ya. Kita main sambil nunggu dinner nanti"

"Iya, gue juga mau mandi"

"Gue tutup"

TUT

Nancy memutuskan panggilannya sepihak dan Karin langsung mengubah posisinya menjadi berdiri lalu berjalan menuju kamar mandi.

CEKLEK

Pintu kamar mandi terbuka menunjukan Karin dengan pakaian casualnya karna menurut Mba Dini (Kepala pengelola Asrama) kegiatan Makan malam atau Dinner untuk President Club dilakukan bersama dengan Anggota yang lain nya juga.

All to Well : Transmigration storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang