CH08

36.5K 2.6K 22
                                    

"Coba liat temen lu tuh? makin lama makin heran gue, kok bisa bereng mulu?"

Tiffany dan Nancy yang asik duduk dipinggir lapangan menontoni orang-orang bermain bola sambil memakan segala macam makanan yang mereka beli dari kafetaria.

Dengan mulut penuh Nancy menoleh kearah yang ditunjuk oleh Tiffany, dipinggir lapangan sana ada Karin dan Edric yang asik berdiri sambil memakan es krim.

"Iya juga ya? kapan mereka berdua jadi seakrab itu?"

"Anjing!"

Tiffany dan Nancy dikagetkan dengan Leon yang tiba-tiba nibrung didepan mereka, pemuda dengan penuh keringat itu mencomot satu makanan mereka dan memakannya.

"Lo berdua ngapain disini? mau nontonin gue ya" Ucap Leon dengan nada yang menggoda.

"Iya! mau liat seberapa jelek permainan lo!" Sentak Tiffany

Leon tidak bisa marah dan terus mencomot satu persatu semua makan milik kedua gadis didepannya itu. Lalu mereka ,

"Menurut gue sebenarnya dia extrovert!"

"Siapa?"

"Karin, siapa lagi yang kita bahas."

"Ya siapa tau ni orang" Tujuk Tiffany pada Leon yang asik menyimak. "Tapi bukannya Karin intp ya..."

"Perasaan aja berubah-rubah apalagi kepribadian. Soalnya gue pernah liat kapan ya pokoknya ada lah gue nemu Karin lagi ngobrol sama satpam asrama mana keliatan asik banget lagi." Jelas Nancy

"Kita jadi deket sama ni setan aja, karena Karin kan?" Tujuk Nancy pada Leon, Tiffany tertawa mendengar Nancy menyebut Leon setan.

"Temen lo mana?"

"Siapa? Edric? tuh berduaan sama teman lo!" Sahut Leon dengan menujuk kedua orang yang berdiri dipinggir lapangan bukan untuk menonton pertandingan namun asik mengobrol berdua.

"Bukan yang satunya."

"Budak organisasi? lagi survei tempat biat event kemah katanya."

"Loh jadi toh, asik ga sabar gue menikmati alam liar." Ucap Nancy dengan antusias membayangkan kebebasannya

"Emang sebelumnya ga pernah?" Tanya Tiffany, yang dibalas gelengan oleh sahabatnya itu.

"Kasian stict parents ya." Timpal Leon tepat sasaran. Ingin sekali Nancy menimpuk kepala pemuda itu dengan biolanya namun dia sadar biolanya jauh lebih berharga dari kepala pemuda itu.

"Woi!"

Ketiga orang itu dikejutkan oleh Karin dan Edric yang sudah berada didekat mereka, entah sejak kapan mereka memutuskan menghampiri mereka.

"Udah selesai pacarannya? udah sampe tahap mana?" Canda Leon

Karin menoleh kearah Edric. "Udah sampe mana sayang?"

"Hah!" Leon, Tiffany, dan Nancy dengan kompak menoleh kearahnya dan melotot.

Karin terbahak melihat wajah ketiga orang itu, ia tahu Leon hanya bercanda maka dari itu ia menanggapi candaan itu juga dengan candaan. Sedangkan Edric hanya diam dan ikut sedikit tersenyum melihat tampang bodoh temannya.

"Bangs*t Karin becanda lo bikin kaget setengah mati."

"Sapa suruh becandain gue duluan."

"Udah deh ga lagi, serem juga lo lama-lama Rin." Sahut Leon dan kembali mencomot makanan Tiffany.

"Ringan banget tangan lo ngambil punya orang!" Sinis Tiffany, yang dibalas cengengesan oleh Leon.

"Saka mana?" Tanya Karin yang menyadari kurangnya satu orang diantara mereka, mendnegar pertanyaan gadis itu Leon tiba-tiba menghela nafas panjang.

All to Well : Transmigration storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang