85

8 3 2
                                    


Tiba-tiba, Han Yu sepertinya memikirkan sesuatu, dan memandang Han Cheng dengan curiga, "Dari mana jam tanganmu ... berasal?"

Han Cheng sangat bangga, "Itu diberikan oleh seseorang."

Dia memandang Han Yu dan berkata dengan bangga, "Apakah kamu memilikinya? Apakah ada yang memberikannya kepadamu?"

Han Yu terkekeh, "Siapa?"

"Tentu saja itu temanku."

"Teman yang kamu ingin memberikannya kandang?"

Han Cheng:...

Pintu lift terbuka, dan Han Cheng segera masuk.

Han Yu mengikuti dan berkata sambil tersenyum, "Jadi dia memberikanmu arloji. Apakah kamu memberikannya sangkar?"

Han Cheng memandangnya dengan tidak puas, "Mengapa kamu masih mengingat ini? Tidak bisakah kamu lebih memperhatikan produk perusahaan ketika kamu punya waktu?"

"Kehidupan cintamu jauh lebih penting daripada produk perusahaan. Jika produk gaga bisal dibuang, dan mereka dapat diganti. Jika kamu yang dibuang, bisakah aku meminta pada orang tua untuk memberikan ku satu didi lagi?"

Han Cheng:...

"Jadi, apakah kamu memberikannya sangkar?" Han Yu mencondongkan tubuh ke dekatnya, "Jika belum, gege dapat mensponsorinya."

"Kamu sangat menyebalkan." Han Cheng mendorongnya menjauh, "Mesum!"

"Bukankah aku melakukan ini untuk mewujudkan keinginanmu? Setelah usaha yang melelahkan, kamu menyebutku mesum?"

Han Cheng sangat marah sehingga dia mengabaikannya, dan berjalan keluar dengan marah setelah pintu lift terbuka.

Han Yu tertawa, melihat sosok Han Cheng yang tampak marah. Membuat Han Yu sedikit penasaran dengan calon iparnya.

Tidak tahu kapan didinya bisa membiarkan dirinya bertemu dengan calon iparnya.

'Sungguh sangat di sayangnya', Han Yu menghela nafas. Mungkin akan lama. Lagi pula, Han Cheng saat ini tidak akan mengakuinya di depannya.

Ini benar-benar bebek kecil—dengan mulut kaku.

Han Cheng kembali ke kantor dengan agresif, meletakkan buku catatannya, dan bersandar di kursi.

Han Cheng memperhatikan arloji di pergelangan tangannya, pelat jam gelap, dan garis perak cembung cekung seperti tembok kota. Itu sangat tampan. Orang awam seperti Han Yu, hanya tahu bagaimana berbicara tentang uang. Dia terlalu vulgar.

Ketika sekretaris masuk untuk mengantarkan kopi kepadanya. Sekertaris melihat Han Cheng yang sedang memperhatikan jam tangannya dan tenggelam dalam pikirannya.

Sekretaris tidak berani mengganggunya dan diam-diam ingin meletakkan kopi di atas meja. Akibatnya, Han Cheng mengangkat kepalanya dan berinisiatif untuk mengambil kopi.

"Terima kasih." Han Cheng berkata padanya.

"Tidak perlu berterima kasih, ini yang seharusnya aku lakukan." Sekretaris itu menjawabnya dengan sopan.

Han Cheng meletakkan cangkirnya. Sekretaris melihat gerakannya dan memperhatikan bahwa dia memakai jam tangan.

Bosnya biasanya tidak sering memakai jam tangan. Sekretaris belum pernah melihatnya memakai jam tangan sekali pun. Sekalipun mencoba untuk mengingatnya sekali lagi, dia tidak pernah melihatnya.

Begitu Han Cheng mendongak, dia melihat bahwa sekertarisnya sedang melihat arloji di pergelangan tangannya. Han Cheng sangat ingin pamer dan mengubah postur tubuhnya sehingga sekertarisnya bisa melihat lebih jelas, "Ada apa?"

The Supporting Male Character just want to be a tool manTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang