Chapter 05

72 30 27
                                    

Setelah pelajaran terakhir berakhir, Disha mengumpulkan buku-bukunya ke dalam tas dengan cepat dan meninggalkan kelas tanpa ada yang menegurnya. Suasana hening mengambang di ruang kelas, para murid hanya memperhatikan dengan diam Disha yang sejak awal pelajaran hingga akhir hanya tidur tanpa belajar.

Guru ingin menegurnya, namun terdapat ancaman yang menghalanginya. Arzhel, sang kekasih Disha, memiliki pengaruh besar di sekolah tersebut karena kedudukannya sebagai anak dari wakil kepala sekolah. Kekuasaan Arzhel membuat guru enggan untuk melangkah, membiarkan Disha lepas tanpa teguran.

Baru saja keluar dari kelas Disha sudah di halang oleh kedua teman Faye yang sedang menunggunya. Disha menatap kedua temannya itu dengan tatapan yang sedikit ilfeel melihat baju dan rok keduanya yang sangat ketat, bibir yang merah merona, dan rambut yang berwarna kuning.

"Ini beneran janda pirang?" tanya Disha menyemburkan tawanya. Suasana di luar kelas yang ramai kini tiba-tiba hening dan hanya suara tawa Disha yang terdengar.

"Bangsat lo. Berani banget lo sama kita!" ucap Zaina marah.

"Apaan sih, minggir gue mau lewat." Disha mendorong kedua temannya itu hingga terjatuh. Semua murid yang melihatnya berteriak heboh, karena baru kali ini ada yang berani dengan kedua teman Faye.

Tapi Disha hanya bersikap biasa saja, karena dia tau, Zania dan Syera tidak akan bisa membully murid lain jika tidak ada Faye. Tanpanya, Zania dan Syera bukan apa-apa di sekolah ini.

"LO PIKIR GUE TAKUT SAMA LO HAH?!"

"LO PIKIR, GUE GAK BAKAL MAAFIN LO!" marah Zaina mendorong tubuh Disha hingga terjatuh lalu menaruh kakinya di paha gadis itu.

"AKHH MONYET. SAKIT BANGSAT!" ucap Disha berteriak kesakitan dan mengigit kaki Zaina hingga berdarah.

"Astaga ini anak manusia apa kanibal?" ucap Zidan bergidik ngeri melihat pertengkaran Disha dan Zaina yang kini semakin heboh.

"Kakinya berdarah co, apa gak menyala," tambah Leo.

"LEPASIN GUE MONYET!!" Disha meludahi Syera tepat di mukanya karena memegang kedua tangannya begitu erat. Lihat saja, dari banyaknya manusia yang sedang melihat pertengkaran mereka, tidak ada satupun yang mau memisahkan mereka.

"Lo gila banget Disha! Gue sumpahin lo di keluarin dari sekolah!" kata Zaina menangis sambil memegang kakinya.

"Zaina kami gak bakal jadi zombie kan?" tanya Nana, teman Faye juga, tapi Faye tidak terlalu menyukainya karena sifatnya yang terlalu polos dan mudah di manfaatkan oleh Zaina dan Syera.

Semua murid tertawa mendengar pertanyaan Nana yang polos. Bahkan sempat-sempatnya dia meminum Yakult di depan Zaina yang sedang kesakitan.

"Sakit tau, lo gak usah nanya." balas Zaina membuang botol Yakult yang Nana berikan padanya. Seketika Nana langsung menangis dengan matanya yang memerah.

Keenan menghampiri Nana dan mengelus-elus rambut agar tidak menangis, "Nana gapapa, Zaina cuman bercanda kok," kata Keenan.

"Hiks tapi Zaina buang susu Nana. Nana sedih, Nana gak suka!"

"Iya nanti Ken beliin lagi Nana susu yang banyak,"

"Janji ya? Ken suka bohong sama Nana, Nana ngambek,"

"Iya Na." Setelah itu, Keenan menggendong Nana keluar dari kerumunan orang-orang yang berada di depan kelasnya.

Tanpa sadar Disha, Zaina, dan Syera dengan bersamaan mengatakan kata najis, dengan muka yang terlihat geli dan ilfeel. Bahkan sebagian besar murid-murid juga ikut ilfeel melihat adegan kekanakan di depan mereka, bukannya baper malah geli.

"Ngapain lo ngikutin gue?" tanya Disha menatap kedua temannya.

"Lo duluan," ujar Syera tidak terima, tetapi saat berkata demikian dia menjauh dari Disha takut kakinya juga ikut di gigit.

"Nana kok jadi alay gini. Perasaan dulu-dulu gak gini." gumam Disha bingung dengan perubahan sikap Nana yang semakin polos, tapi kita tidak tau sifat manusia seperti apa.

"Nana alay banget bangsat. Sejak kapan dia dekat sama Keenan?" Zaina berbicara dengan suaranya yang lirih. Syera lalu membantu Zaina berdiri.

"Lihat aja besok, gue laporin lo sama kepala sekolah biar lo di keluarin!"

Disha menjulur lidahnya dengan tatapan mengejek, lalu menampilkan jari tengahnya. "Bodo amat, gak peduli gue,"

Disha maju selangkah membuat Zaina dan Syera memundurkan langkahnya. "You can't even talk to the principal, just shut up and enjoy the game you bitch!"

"ANJAY MENYALA DISHA!" heboh Zidan dengan bertepuk tangan. Disha menutup kedua telinganya yang berdengung mendengar tepukan riuh untuknya, dasar aneh, dia kan bukan siswa berprestasi tapi mengapa mereka malah menyorakinya.

"Sekolah aneh. Bisa-bisanya Papa kepikiran buat sekolah yang muridnya kebanyakan sekolah tidur, cuman beberapa murid yang berprestasi dan terapin sekolah belajar."

Arzhel terdiam di depan kelas dengan memapah tasnya. Dia tidak menegur Disha selama di sekolah karena dia ingin melihat sikap Disha yang seratus persen sangat berubah, tetapi anehnya dia menyukai Disha sekarang yang tidak mudah di tindas oleh teman-teman Faye.

Disha : The Antagonis Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang