Chapter 07

52 10 7
                                    

Disha dan Kairav saat ini duduk di warung makan pinggir jalan. Disha mengira Kairav akan mengikuti keinginannya untuk makan di restoran, namun kenyataannya tidak sesuai harapannya. Meskipun tidak terbiasa makan di pinggir jalan.

Disha tak memiliki pilihan lain karena keterbatasan finansial. Dengan usaha semaksimal mungkin, ia mencoba menikmati hidangan dengan tenang. Sementara itu, Kairav hanya bisa terkekeh geli melihat reaksi Disha.

"Lo gak nyaman? Tapi bukannya lo itu orang miskin ya? Pasti udah terbiasa dong sama makanan pinggir jalan disini." ucap Kairav melirik Disha sekilas.

"Bedain dulu sama yang sekarang. Gue aja baru kenal lo sehari, ya, lo mana tau kehidupan gue gimana," balasnya dengan nada jutek.

"Kalau lo punya masalah, lo cerita aja sama gue,"

Disha tertawa renyah mendengar ucapan Kairav. Dasar buaya darat pikirnya.

"Gak ya, gue gak suka mainin cewek!"

"Kalau lo tersinggung berarti benar dong. Lo sering mainin perasaan cewek!"

"Nggak Disha!"

"Haduh udah ketebak, Kai. Dari wajah lo aja kelihatan banget aura pemainnya." ucap Disha dengan tertawa kecil.

Kairav berdehem pelan untuk menghilangkan kegugupan di wajahnya. "Cepetan habisin tuh makanan lo,"

"Kenapa sih buru-buru amat lo?"

"Gue punya urusan penting--"

"HAHAH GUE TAU URUSAN APA!!" ucap Disha membuat Kairav kaget, untungnya hanya sedikit orang yang berada di sekitar mereka.

"Lo ngejual cewek ya? Omg Kairav...." Gadis itu menutup mulutnya dan menatap Kairav dengan tatapan tak percaya.

Kairav berdecak kesal segera dia membayar makanan mereka dan menarik tangan Disha untuk pergi. Kairav membuka jaket hitamnya dan mengikatnya di pinggir Disha, untuk menutupi pahanya yang terekspos.

"Kai beneran?"

"Semalam berapa?"

"Gue pernah berpikir buat jual diri juga tapi gak jadi." ucapnya sambil cengengesan.

"Apaan sih, Sha!" Kairav menatap gadis itu tajam, tak suka dengan perkataan yang terakhir.

"Gue buru-buru banget ini, lo bisa pulang sendiri gak pake motor gue?" tanya Kairav menatap Disha yang sedang menatap motornya dengan bingung.

"Gak usah sok imut muka lo," ucap Kairav mencubit pipi Disha dengan gemas.

"Apaan nyet! Gue emang cantik,"

"Biasa aja kata gue!" balas Kairav.

"Lo tau bawa motor kan? Ini motor Scoopy, gampang bawanya, gak berat--" ucapan Kairav terpotong karena Disha tiba-tiba tertawa tak jelas.

"Soal muka gue emang cantik, tapi soal bawa motor? Gue antar lo ke Allah."

Kairav mengusap wajahnya dengan kasar. Sudah banyak pesan dari ayahnya yang menyuruhnya untuk segera pulang, entah ada masalah apalagi di rumah.

"Faye pulang hari ini?"

Disha yang mendengar namanya disebut menatap bingung Kairav, dia mengikuti arah pandang Kairav. Tidak jauh dari tempat mereka parkir motor di pinggir jalan.

Disana ada Faye dan kedua orangtuanya yang baru saja keluar dari supermarket. Disha menatapnya dengan wajah terkejut, astaga dia benar-benar melihat dirinya , tetapi bukan dari kaca melainkan dari diri orang lain.

Disha kaget, namun Faye lebih kaget ketika tak sengaja menatap ke arah Disha dan Kairav. Disha menghampiri Faye yang kini tengah panik, sedangkan Kairav dengan bingung mengikutinya.

"Faye, lo udah sembuh ya?" tanya Disha basa-basi. Kedua orang tua Faye menatap Disha dengan senyum tipis di wajah mereka.

Faye menundukkan kepalanya dengan takut, hal itu membuat Kairav dan orangtuanya bingung. Karena perubahan sikapnya yang dulunya tak kenal takut, sekarang melihat wajah orang saja dia langsung menunduk.

"Kenapa Faye?" tanya Eriska, ibu Faye dengan bingung. Namun Faye hanya diam menunduk.

"Sorry Faye, gue gak bisa jenguk lo pas lo sakit. Gue sibuk banget," ucap Kairav kepada Faye, mereka tidak akrab walaupun sekelas, tetapi Kairav merasa sepertinya hanya dia yang tak pernah menjenguk Faye.

Mengetahui Faye adalah gadis famous di sekolah, tentu banyak sekali murid-murid yang selalu datang menjenguknya saat sedang berada di rumah sakit.

"Gapapa kok, gue juga udah sembuh." ucap Faye.

"Om, tante, bisa gak Disha main ke rumah Faye. Mau nebus kesalahan Disha?" tanya Disha dengan hati-hati. Dia harus berbicara dengan Faye.

"Oh bisa, tergantung dari Faye saja. Kita cuman bisa mengikuti kemauannya," balas Eriska.

Faye menggelengkan kepalanya pertanda bahwa dia tidak mau. "Gue sibuk!" ucapnya lalu memasuki mobil.

"Faye gue minta maaf ya, lo mau gak jadi teman gue?"

"Gue janji bakal ngelakuin apapun, asalkan lo maafin gue dan mau jadi teman gue." Disha mengetuk-ngetuk kaca mobil, tetapi Faye menghiraukannya.

"Sha, apaan sih lo segitunya mau temenan sama Faye," ucap Kairav menarik tangan Disha untuk menjauh dari mobil itu.

"Maaf ya, Disha. Sepertinya anak saya sedang tidak enak badan. Kamu permisi dulu." kata Erik, ayah Faye dengan tersenyum singkat.

Kedua orangtuanya pun ikut memasuki mobil dan meninggalkan Disha yang kini semakin kesal. Dia benar-benar tidak rela tubuhnya ditempati oleh gadis cupu seperti Disha.

"Kai, lo bisa bayangin gak nanti Faye pake baju selalu nya hodie, jaket, baju lengan panjang, celana panjang, pokoknya pakaian tebal?" tanyanya dengan heboh sambil menggoyangkan kedua tangan Kairav.

Kairav mengangguk sambil membayangkannya. "Cocok aja sih, menurut gue, Faye itu cantik jadi baju apapun yang dia pakai, pasti bakal cocok di tubuhnya."

"Gue emang cantik, tapi gue gak rela nanti lemari gue isinya hodie semua!" gumamnya pelan sehingga Kairav tidak bisa mendengarnya.

"Lo ngefans ya sama Faye?"

"IDIH MONYET. CANTIKAN GUE KOK!" Kairav mengusap telinganya yang berdengung mendengar suara cempreng Disha.

Disha menaiki motor Kairav dan memakai helm Kairav yang kebesaran di kepalanya. "Naik, gue yang bawa motor!"

Kairav menatapnya ngeri. "Yang ada lo malah bawa gue ke neraka!"

"Bangke, banyak omong lo dasar mulut cewek! Udah, cepetan naik," kesal Disha dengan menyalakan mesin motor.

Kairav dengan terpaksa duduk di jok belakang motornya. Lihatlah betapa pendeknya Disha, lebih tinggi yang di bonceng, daripada yang bawa motor.

Kairav bahkan bisa melihat jalan di depannya dengan jelas. "SHA, PELAN-PELAN NAPA!"

"GUE LAGI KESAL!!" teriak gadis itu.

"Lo kalau lagi kesal, jangan ngajak gue mati,"

"HAH?"

"GAK KEDENGARAN, KAI,"

"MONYET, SHA." ucap Kairav dengan tertawa kecil melihat wajah Disha di kaca spion.

"BAPAK LO MESUM?" Disha kembali berteriak membuat Kairav melunturkan senyumnya.

Kairav tersenyum dengan terpaksa, lebih baik dia diam dan mengikuti kemauan gadis itu. Disha bahkan membawa motor dengan kecepatan tinggi, untungnya jalan yang mereka lewati sangat sepi jadi dia bisa leluasa di jalan itu.

Tanpa mereka sadari, ada dua mobil hitam yang mengikuti mereka dari jauh. Bahkan sejak Disha pulang dari sekolah,

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Disha : The Antagonis Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang