" pagi... " sapa bangchan pada dua anak kembar.
" pagi hyung... " sapa felix ramah.
" icung kenapa? Kok masih pagi udah cemberut? " tanya bangchan penasaran.
" ngambek dia hyung, semalam di jahilin habis-habisan sama rival... anak tetangga, namanya shunxi... " jawab felix membuat bangchan geleng-geleng kepala.
" biasa juga jahilin orang, dijahilin balik malah ngambek... " goda bangchan.
" berisik hyung! " gerutu jisung dengan bibir maju seperti bebek.
" pagi!! " sapa jeno dan mark pada bangchan dan adiknya.
" tumben amat datang cepat? " tanya bangchan mencurigai keduanya.
" mau nyontek PR, belum ngerjain... " jawab jeno membuat bangchan memukul dahinya.
" kebiasaan! "
" kok aku aja sih! Mark juga dong! " protes jeno tak terima.
" perwakilan... " jawab bangchan santai, jeno sendiri sudah manyun-manyun tak jelas dibuatnya.
" channie... kapan orang tuamu libur lagi? Kami mau ketemu lagi dong... " ujar mark mengedipkan matanya berulang kali, berharap penuh.
" gak ada, ayah sama ibu lagi sibuk syuting... " jawab bangchan membuat keduanya mendesah kecewa.
" pagi.... " sapa changbin berlari riang ke arah teman-temannya.
" datang juga penjual tanda tangan ilegal... " julid jeno.
" enak aja ilegal, ini udah dapat ijin tau! " protes changbin tak terima.
" tetap aja ilegal, setidaknya hasil penjualan di bagi dua sama channie karena itu tanda tangan orang tuanya... ini hasil penjualan di simpan sendiri... " julid yeonjun yang baru saja datang.
" datang-datang, main nyambar aja lu... " julid mark yang diabalas leletan lidah oleh yeonjun.
" channie hyung aja santai, kok kalian yang repot... lagian yang jual adiknya sendiri... " protes changbin merangkul erat lengan bangchan, bangchan sendiri hanya menganggukkan kepala saja.
Malas menghadapi kericuhan teman-temannya.
" hy guys... " sapa hyunjin heboh.
Bangchan, changbin dan kembar yang melihat sosok jinyoung di belakang keempat saudara mereka sontak saja berlari ke arah pamannya itu.
Memeluk erat sang paman yang mereka rindukan sosoknya karena jarang bertemu semenjak bersama keluarga mereka masing-masing.
" manja banget kalian ini... " ujar jinyoung mengelus surai keempat anak tersebut.
Hari ini luangin waktu untuk mereka, urusan kantor serahin sama gue...
Kalimat jackson yang terngiang di kepalanya itu tentu membuatnya merasa bersalah.
Semenjak ibunya sakit, ia jarang memperhatikan anak-anaknya. Membiarkan mereka di rawat oleh jackson, ssmentara dirinya sibuk di perusahaan dan memikirkan bagaimana mengadakan acara pernikahan dalam jangka waktu dekat untuk mengabulkan permintaan sang ibu.
( aku benar-benar keterlaluan... bisa-bisanya menelantarkan mereka... ) inner jinyoung meringis.
" pulang sekolah nanti, kita jalan-jalan ya... habis itu jenguk oma di rumah sakit... sekalian paman juga mau ngenalin kalian sama seseorang... " ujar jinyoung membuat mereka senang namun juga bertanya-tanya.
" siapa paman? " tanya jeongin penasaran.
" ada deh... udah sana masuk ke kelas kalian... jangan heboh diluar... "
" paman, binnie gak ikut ya... mau jalan sama ayah, ibu... ayah minta ijin pulang cepat boleh ya paman... " ujar changbin memohon.
" benarkah? Kalo begitu kita pergi jalan bersama saja... " ujar jinyoung mengelus lembut surai changbin.
" guys!! Pangeran haechan telah tiba!! " sapa haechan yang baru saja tiba bersama dengan renjun, jaemin chenle dan andy ( jisung ).
" haduh! Bokem udah pada sampai! Ayo cepat kabur! " ajak yeonjun melarikan diri yang disusul oleh sisanya, kecuali jeongin yang setia pada sang sahabat.
" dadah paman! " pamit anak skz.
" loh kok pada kabur? " gumam haechan bertanya-tanya.
" berisik sih! " omel renjun menjewer telinga haechan membuat si empunya berteriak nyaring.
" aduh... makin ribut deh... " dumel chenle mengusap kupingnya yang pengang.
" udah yok, duluan aja kita... " ajak jaemin menarik chenle untuk segera ke kelas. Namun mereka tidak lupa menyapa jinyoung yang masih setia berada disana.
" ayo ayenie, kita tinggalin aja njun hyung sama echan hyung.... " ajak andy menarik tangan jeongin untuk pergi.
" dadah paman... " pamit jeongin, melambaikan tangan mungilnya pada jinyoung.
" dadah, belajar yang rajin... "
" anak-anak memang berisik, siapapun anaknya, dimanapun mereka berada... " gumam jinyoung menghela napas melihat renjun dan haechan yang masih asik berdebat.
" lebih baik gue mampir ke kantor bentar deh... "
.
.
.
.
." sepi amat... " gumam jaebum sembari mengupil.
" apa orang-orang udah gak takut setan ya, praktik mbah dukun gue sepinya keterlaluan nih... "
" apa gue jahilin aja ya warga pake setan kecil, entar kan pada kemari tuh... " gumam jaebum tiba-tiba terlintas ide jahil.
Gabut banget sih manusia...
" Berisik! Diem lu kucing gede! " omel jaebum menoyor khodam macan putihnya yang tengah asik tidur-tiduran.
gunain kelebihan lo untuk hal berguna manusia... bukan main-main gak jelas, keberadaan ku jadi gak ada harganya karena kelakuanmu...
" gak semua di dunia ini butuh kekuatan khodam, tenaga duit lebih manjur dari khodam... semua masalah hilang, beres! Kalo pake duit mah... "
Buk! Buk! Buk!
Tolong!! Tolong!! Mbah sakti tolong!!
" mbah? Dikira gue udah kakek-kakek apa?!! " gerutu jaebum berjalan kesal untuk membuka pintu.
" apaan? Mbah, mbeh, mboh! Lu kata gue kakek lu! Gak lihat tampang ganteng gini kok! Panggil tuan! " omel jaebum pada sosok warga di hadapannya.
" tuan tolong! Anak gadis saya hilang di hutan belakang! " ujar warga tersebut panik, dimana justru membuat jaebum menyunggingkan senyumnya.
( bagus, kerjaan... ) inner jaebum senang.
Dasar manusia gila! " julid khodam jaebum melirik malas ke arah lelaki itu.
" ayo masuk dulu.... " sambut jaebum.
Diem lu kucing! Lu kagak di ajak dalam bisnis!
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT YET, 2 ( STRAYKIDS ) HIATUS
Fiksi Penggemarsequel panti asuhan skz... Kisah 8 anak panti ketika mereka dewasa dan sudah memiliki jalan hidup masing-masing...