" jadi kita akan pergi kemana? " tanya tuan seo pada anak dan istrinya.
" ibu suka bunga, taman akan jadi tempat yang bagus... tapi pantai juga indah... kita bisa melihat matahari terbenam... ibu mau kemana? " ujar changbin membuat kedua orang tuanya tersenyum.
" hmmm... mungkin ke pantai sedikit lebih baik, ibu ingin mendengar desiran ombak... jika ke taman untuk melihat bunga, ibu sudah bosan melihat bunga di halaman belakang rumah.. " ujar jinnie mengelus lembut surai sang buah hati.
" oke kita ke pantai!! " pekik changbin happy.
" kalo gitu kita cari makanan dulu untuk di bawa ke sana... " ujar sang ayah.
" tapi... bukankah katanya kita akan pergi ramai-ramai? Apa tidak jadi? " tanya jinnie penasaran.
" oh... itu, pak bos membawa kekasihnya... aku tidak ingin merusak moment, biarkan mereka happy bersama anak-anak yang lain... " ujar tuan seo yang di setujui oleh changbin.
" ibu juga baru sembuh, binnie gak mau ibu ngerasa gak nyaman karena terlalu ramai.... bertiga lebih baik... teman-teman binnie itu, aduh.... seperti pasar berjalan... berisik dimanapun... " ujar changbin membuat kedua orang tuanya terkekeh.
" bukankah, kamu juga sama berisiknya? " goda tuan seo.
" ih, tidak ayah! Binnie adalah anak yang paling tenang dan pendiam... "
* PENIPU!!
" benarkah? Kenapa ayah ragu... " goda tuan seo masih belum puas mengganggu anaknya.
" ibu... lihat ayah, masa gak percaya sama anak sendiri... ibu percaya kan kalo binnie anak yang kalem? " gerutu changbin, mengadu.
" hahahaha... tentu saja, anak ibu adalah anak yang paling tenang... bahkan saking tenangnya dapat membuat burung-burung yang tengah beristirahat, pergi menjauh... "
" kenapa harus pergi menjauh? Bukankah seharusnya mereka hanya diam karena merasa nyaman? " tanya changbin polos membuat kedua orang tuanya tersenyum.
* bin, itu sindiran halus...
" mungkin kamu bisa mengajak mereka bicara, cobalah besok... " goda tuan seo lagi.
" ayah! Binnie gak bisa bahasa burung!! " ujar changbin kesal membuat kedua orang tuanya tertawa puas.
Jinnie mengelus lembut surai changbin dengan sayang.
Kehadiran sang anak dalam hidupnya, benar-benar menghadirkan warna.
.
.
.
.
.
." paman, kita akan jalan kemana? " tanya jeongin penasaran.
" ke taman safari... kita akan bertemu banyak hewan-hewan manis... " jawab jinyoung sembari fokus menyetir.
" horeee!!! adek mau ketemu gajah!! "
" manis? Apakah wajah binatang disana akan semanis wajah tante go eun? " ujar bangchan menggombal membuat go eun salang tingkah atas pujian anak kecil, berbeda dengan jinyoung yang melongo.
" darimana kamu belajar menggombal seperti itu?! Anak kecil tidak seharusnya melakukan itu... " tegur jinyoung.
" menggombal? Apa itu menggombal paman? Channie hanya memuji tante... tante benar-benar memiliki wajah sangat cantik dan manis.... " ujar bangchan membuat jinyoung bungkam.
Oke, kali ini dirinya salah karena berpikir bangchan sudah mengerti tentang dunia pergombalan.
* bangchan bukan kamu jinyoung...
" pokoknya jangan memuji siapapun selain tantemu, oma, guru, dan juga ibumu.... siapapun boleh asalkan bukan perempuan seumuranmu... kecuali saat dewasa..." ujar jinyoung membuat go eun terkikik geli.
Menganggap jinyoung konyol karena membahas hal seperti itu pada anak-anak yang sudah pasti tidak akan mengerti.
" paman bicara omong kosong apa sih? " ujar lino kesal karena tidak paham dengan maksud sang paman.
Bukan hanya lino, tapi semuanya. Kecuali seungmin dan jeongin yang acuh saja, tidak peduli dan lebih memilih memainkan game di ponsel sang paman.
" paman, apapun yang paman bahas saat ini, sungguh kami tidak paham... " keluh hyunjin.
* tentu saja tidak, kalian masih terlalu kecil untuk mengerti... paman kalian saja yang gila...
" lupakan... "
" apa paman sudah mengatakan pada ayah dan ibu jika kita akan pergi jalan paman? " tanya jisung ketika mengingat belum meminta ijin pada orang tuanya.
" kalian pikir paman seceroboh apa sampai lupa dengan orang tua kalian? Jangan khawatir... lagian kalian itu anak paman! Paman bebas membawa kalian kabur kemanapun bahkan tanpa ijin... "
" paman akan terkena kasus penculikan kalo begitu.... " julid seungmin.
" tidak akan jadi kasus penculikan di saat korban betah sama penculik.... "
" kenapa jadi bahas tentang penculikan sih? " tanya felix heran.
" kenapa? Kamu takut di culik lixie? Tenang saja, paman pastikan kamu tidak diculik siapapun... tapi paman akan menjamin untuk menjualmu dan yang lain saat nakal... " canda jinyoung mengancam, membuat anak-anak itu bergidik ngeri.
" paman... jangan berisik... adek jadi kalah main gamenya... " tegur jeongin kesal pada sang paman yang terus mengoceh.
" maaf... "
Go eun sendiri hanya geleng-geleng kepala saja melihat bagaimana cara unik jinyoung membangun hubungan dengan anak-anak angkatnya.
Tidak lembut namun juga tidak terlalu keras, hanya tegas yang di selingi candaan receh. Dan juga tidak mengurangi sifat protectif yang berusaha di sembunyikan agar anak-anak tetap merasa nyaman.
Dan entah mengapa mengetahui hal itu, membuat go eun tidak dapat menyembunyikan senyumnya.
Keluarga yang sangat harmonis, kalo kata orang-orang keluarga cemara?
Go eun tersentak ketika merasakan sesuatu yang bergerak di tangannya, namun segera mengendalikan diri saat tau itu adalah tangan jinyoung yang menggenggam erat jari jemarinya, mengelus lembut punggung tangannya.
Go eun menoleh, memberikan senyuman hangat dan bahagianya yang dapat dilihat oleh jinyoung dari ekor matanya hingga lelaki itu ikut tersenyum tanpa mengalihkan pandangannya dari arus jalan.
" romantisnya... " komen hyunjin yang melihat adegan mesra paman dan tantenya, membuat keduanya dengan tidak rela melepas genggaman satu sama lain.
Hyunjin cekikikan puas melihat wajah merah merona malu sang paman.
Sepertinya mengganggu moment romantis sang paman akan menjadi salah satu agenda kesukaannya mulai sekarang.
Yang akan ia lakukan ketika bosan melanda.
* bener-bener lu jin!
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT YET, 2 ( STRAYKIDS ) HIATUS
Fiksi Penggemarsequel panti asuhan skz... Kisah 8 anak panti ketika mereka dewasa dan sudah memiliki jalan hidup masing-masing...