03. NARAGA

3.7K 141 19
                                    

JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN!! BIASAKAN TINGGALIN JEJAK DI SETIAP PARAGRAF!❤️‍🩹🤍❤️

Happy Reading...

__________________

Enggan untuk kembali melangkah cewek itu hanya berdiri menatap gedung tinggi yang berada didepannya. Gedung yang menyaksikan kesakitannya selama setahun akhir ini, dan juga gedung yang menyaksikan semua penderitaannya.

Kaluna memejamkan matanya sejenak, kemudian menarik lengan seragamnya berniat untuk menutupi tubuh lebam nya. Kaluna memberanikan dirinya untuk kembali melangkah, namun langkahnya terhenti tatkala suara tawa di parkiran sana begitu terdengar di telinganya.

"Enak aja lo Alana. Nggak nggak, gue udah taruhan semalem," Gema terus menolak saat Alana terus menyentuhnya untuk menambak salah satu sisiwi disana.

"Mana ada, tadi malem nggak ada Naraga, dia belum liat," ucap Alana menatap Naraga yang berada disampingnya.

"Tadi malem harga diri gue taruhannya, nggak gue nggak mau," ujarnya lagi.

Dugh..

"LO PENGECUT BANGET SIH!!" tanpa perasaan sedikit pun cewek itu menendang betis Gema kasar hingga cowok itu meringis kesakitan.

Tentu itu membuat Naraga dan Kenzo tertawa menyaksikan kesengsaraan Gema temannya.

"Sialan lo berdua," maki Gema tak tertahan.

"KALUNA!"

Dari gerbang utama Kaluna bisa melihat Alana yang melambaikan tangan kearahnya. Lebih tepatnya Alana memanggilnya. Jika biasanya Kaluna akan langsung kesana namun, berbeda kali ini karena hubungannya dengan Naraga.

Naraga memutar bola matanya malas saat mendapati Kaluna disana. Dengan cepat cowok itu menarik pergelangan tangan Alana pergi dari parkiran.

"Raga, aku mau ngomong sama Luna bentar," rengeknya saat Naraga terus menariknya.

"Aku kangen, nanti aja sama dia," ucap cowok itu dan terus menarik pelan tangan Alana pergi dari sana.

Kaluna hanya bisa menghembuskan napasnya menatap kepergian Alana. Cewek itu melangkah masuk kedalam, baru saja tepat berada di awal koridor seseorang memeluknya dari arah belakang.

"Hai jalang, kangen banget gue sama lo."

Cup.

Tanpa menunggu persetujuan Kaluna terlebih dahulu, cowok itu langsung mengecup singkat bibir Kaluna. Kaluna enggan menatap kedua mata tajak milik cowok itu, dirinya hanya bisa pasrah dengan apa yang cowok itu lakukan.

"Ouh ya, Sorry permainan gue kasar kemarin. Soalnya gue nggak bisa nahan kalo sama tubuh lo," ucap cowok, memikirkan kejadian kemarin malam membuat ia kembali ingin merasakan tubuh Kaluna.

Geli, itu yang Kaluna rasakan sekarang, namun ia tidak bisa berbuat apa apa sekarang.

"Gi, jangan gini, murid lain ngeliat kita," ucap Kaluna pelan saat merasa risih dengan tatapan murid lain dengan keadaan Gino memeluknya dari belakang.

"Ngapain malu? Mereka juga udah sering liat kita gini," ucapnya. Memang benar, hal seperti ini bukan lagi rahasia di SMA BUPTYA. Gino dan Kaluna sudah menjadi perbincangan di sekolah itu, tidak mungkin hanya Kaluna tidak dengan Gino. Tidak ada yang berani mengusik seorang Gino yang dikenal cowok terkejam.

"Jalang, lo tau nggak?" tanya Gino. Kini cowok itu merubah posisinya berdiri di hadapan Kaluna. Berjongkok sedikit menyamakan tingginya dengan Kaluna, cewek itu sedikit terbilang pendek dengan tubuh Gino yang tinggi.

NARAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang