Para Pejuang

164 11 19
                                    

•🍑•

Di malam minggu yang dingin ini, dua pemuda tampan sedang sibuk menghangatkan diri dengan minum kopi, ditemani televisi yang menampilkan sebuah kartun Jepang.

"Yang ini udah lu rewatch berapa kali dah, gue ampe apal betul sama adegan di dalamnya."

"Belum sepuluh," yang tadi berbicara itu Jefran, karna ini malam minggu papa nya jadi tidak mau menganggu. Katanya sih, ia tidak ingin terlalu mengganggu masa muda putra nya.

Nah yang menjawab belum sepuluh itu sudah jelas sekali, Shaka orang nya. Ya memang siapa lagi disana, yang gemar dengan kartun Jepang hingga ditonton berulang kali jika bukan Shaka.

"Gelo sih cek aing teh."

"Kemarin kak Jihan nanya ke gue," Shaka lihat Jefran menghentikan pergerakan nya mengambil sukro didalam toples, lalu ia lanjutkan "Lo tau dia nanya apa?"

"Apa!?" sesuai dugaan, Jefran sangat penasaran dengan apa yang akan dikatakan Shaka selanjutnya.

"Dia nanya, gue tuh sebenernya suka gak sama dia."

Raut antusias nya berubah seketika, "Gak cuma kak Jihan sih, sebenernya gue juga pengen nanyain hal yang sama ke lo."

Shaka menaikkan sebelah alis nya bingung, "Alesan nya?" tanya Shaka sembari kembali fokus pada kartun Jepang favorit nya itu.

"Karna diantara kita berempat, cuma lo doang yang gak keliatan ngebet pdktin kak Jihan."

Shaka tertawa pelan dan menolehkan kepala nya menghadap Jefran, "Gue main rapih aja, toh endingnya kan gak ada tau kak Jihan bakalan pilih siapa nanti nya. Jadi, gue yang gak keliatan ngebet ini gak mau repot-repot caper ke kak Jihan kalo akhirnya dia gak milih gue."

"Iya sih, tapi dengan lo ngasuh Jeo aja udah keliatan caper."

"Emang lo yakin, alesan gue ngasuh Jeo karna caper?"

. 🍑 .

Pemuda berparas manis itu kini tengah sibuk melamun di balkon kamar nya, keadaan yang hening ini adalah salah satu hal kesukaan nya. Sejak masih kecil, Jihan sangat suka menyendiri dan berdiam diri di keheningan malam.

Sudah menjadi candu baginya, suasana sunyi ini. Sangat menenangkan hati yang tengah dilanda gundah gulana, ia memikirkan perkataan Shaka siang tadi.

Lelaki itu bilang, "Mau kakak tau perasaan ku atau enggak pun, aku gak akan jadi pilihan kakak kan?"

Betapa pesimis nya anak itu, jika boleh jujur sebenarnya setiap didekati oleh keempat pemuda tampan itu, Jihan selalu merasakan debaran di dada nya.

Jihan suka keempat pemuda itu, hati nya tidak bisa memilih harus mendarat dimana. Entah Hafiz, Haidan, Shaka atau Jefran.

Bahkan sebenarnya, Jihan tidak mau memilih. Kenapa harus memilih jika Jihan menyukai keempatnya?

"Kenapa mereka mau nya di pilih sih, aku loh udah nyaman sama hubungan kita yang kaya gini. Gak jelas gapapa, yang penting perasaan nya sama-sama jelas kan?"

Jihan menggerutu sendiri, "Apa perlu aku jelasin pake lagu I Like It Stray kids? Biar mereka paham apa yang aku mau." Lanjut nya dengan mengeratkan selimut tipis yang membalut tubuhnya.

SWEETPEACHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang