Hari demi hari berlalu. Liburan sekolah telah usai. Kembalinya Nadira ke sekolah membuatnya sedih sebab Argi tak ada lagi di sana. Nadira mencoba menahan diri untuk tidak rindu, sialnya semakin ia menahan semakin terasa sakit. Perlahan ia mencoba menghapus segalanya tentang Argi. Namun bayangan tentang Argi tak pernah hilang. Bahkan saat dibonceng Dandi pun, ia merasa bahwa ia dibonceng oleh Argi. Tanpa sadar Nadira memeluk Dandi dengan erat. Pelukan itu membuat Dandi terkejut dan gagal fokus beberapa detik.
"Argi, aku rindu kamu," kata Nadira, membuat Dandi lesu. Bayang-bayang Argi benar-benar tak pernah hilang. Pelukan itu pun tak menjadi istimewa untuk Dandi.
"Kita udah sampai, Nad," kata Dandi begitu tiba di parkiran sekolah.
"Iya Argi." Lagi-lagi Nadira menyebut nama itu. Dandi merasa sangat kesal, namun ia mencoba memahami kondisi Nadira. Tetapi, beberapa detik setelahnya, Nadira menyadari bahwa sosok yang ia peluk sepanjang perjalanan menuju sekolah bukanlah Argi. Sontak Nadira kaget dan langsung melepas pelukan itu.
"Maaf ya, Dan," ucap Nadira lalu cepat-cepat turun dari motor.
"Iya, santai aja." Dandi menyusul turun dari motor. Kini keduanya berjalan menuju kelas.
❤️ ❤️ ❤️
Untuk mengibur Nadira, Dandi berinisiatif mengajak Nadira ke mall seusai pulang sekolah. Tetapi gadis itu menolak, ia lebih memilih pulang. Dandi kehabisan cara. Dandi mencoba mengajaknya ke taman, Nadira juga menolak. Akhirnya Dandi mengalah, keduanya pulang ke rumah.
Namun Dandi tak bisa menahan kesal di dadanya. Saat tiba di rumah ia langsung saja mengutarakan apa yang menganggu perasaanya. "Segitunya lo cinta sama Argi, Nad?" tanya Dandi.
Langkah kaki Nadira terhenti. Ia menoleh ke belakang. "Iya, Dan. Gue cinta banget sama Argi."
Dandi terdiam sejenak, pernyataan itu menggores luka di hatinya. Dandi semakin paham dengan perasaannya. Ia merasa telah jatuh cinta, namun cinta yang ia alami sedikit lebih rumit. Dandi harus menerima fakta bahwa wanita yang ia cintai, mencintai orang lain begitu dalam.
"Coba lo move on."
"Gimana caranya Dan?" tanya Nadira, lesu.
"Jatuh cinta sama orang baru, Nad."
"Siapa, Dan?"
"Gue."
Nadira terdiam. Lama ia memandang Dandi.
"Gak mungkin, Argi sama sekali gak akan terganti."
"Gue pastiin lo bisa jatuh cinta sama gue, Nad. Asal lo juga mau berusaha lupain Argi."
"Gak akan bisa, Dandi."
"Lo belum nyoba, Nad. Sekarang saatnya, lo harus lupain orang yang sama sekali gak pernah jatuh cinta sama lo!"
"Lo yakin bisa?"
"Bisa Nad," kata Dandi meyakinkan.
Nadira berpikir tidak ada salahnya mencoba. Meski hatinya hanya menginginkan Argi, tapi ia tak mau menyakiti dirinya terus-menerus. Pikirannya mulai terbuka. Seperti nasihat Risa sebelumnya, belajarlah mencintai orang lain. Nadira meyakinkan hatinya. Jika tak mampu membuat Argi jatuh cinta padanya, saat itu pula Nadira harus bisa mencintai orang lain.
![](https://img.wattpad.com/cover/196186050-288-k718668.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Waiting For You [TAMAT]
Roman pour AdolescentsTidak sabaran, Nadir langsung saja mengajak Argi menjalin suatu hubungan; pacaran. Sialnya, ia ditolak, sebab bentuk tubuhnya yang bulat seperti bola, juga wajahnya yang penuh dengan jerawat seperti daun jambu yang Argi lihat di rumah temannya, dan...