Jangan lupa klik vote dan comment di setiap chapternya, karena itu sangat membantu buat berkembangnya book ini hehehe. makin banyak vote dan comment dari kalian, makin rajin juga aku updatenya.
Selamat membaca~
.
.
.
19.30
Memasuki jam makan malam, Haechan dan Jaemin sudah berada di ruang makan sejak 10 menit yang lalu, sekarang keduanya sedang duduk manis sambil menikmati hidangan makan malam.
"Jaem, menurutmu apa Tuan Jaehyun akan memberi tahu jika aku menanyakan hal seperti.. asal usulku? karena kau tahu sendiri bahkan Papa dan Mama selalu tutup mulut tentang asal usulku" tanya Haechan sambil mengaduk-aduk makanannya tak selera.
"Kita coba tanyakan saja, atau.. chan..." panggilan Jaemin kepadanya barusan memelan, Haechan mendongakkan wajahnya ke arah Jaemin sambil membuat ekspresi bertanya.
Jaemin menatap lurus tepat di belakang tubuh Haechan,
"Dua Jung bersaudara dari tadi menatapmu, apalagi si alis camar itu" Haechan yang mendengar ucapan Jaemin lantas mengikuti arah pandang Jaemin, dan betul saja, Mark dan Jeno sedang menatapnya.
Haechan kembali menatap Jaemin didepannya lalu menggidikkan bahunya dan kembali melanjutkan makan.
"Kau ada hubungan apa dengan dia?" tanya Jaemin.
"Aku tidak ada hubungan apapun, mengobrol saja tidak pernah" Jawab Haechan enteng.
"Tapi ia tadi menggendongmu ke-" Jaemin sontak menutup mulutnya dengan kedua tangannya, ia melupakan ucapan Mark sore tadi.
Haechan memberi tatapan menyelidik kepadanya, oh tidak.. batin Jaemin.
"Apa?? kau bilang kalau kau yang menggendongku ke kamar? kau mau menipuku??" tanya Haechan dengan raut wajah tidak enak.
"Bukan.. aishh, baiklah sepertinya harus ku beri tahu agar tidak ada kesalahpahaman" Jaemin meletakkan sendoknya, lalu lebih mencondongkan tubuhnya.
"Tadi yang menggendongmu ke kamar adalah Mark bukan aku, kau tahu sendiri aku tidak bisa secepat itu bangun dari tidur, apalagi sampai repot-repot menggendongmu dari pinggir danau ke kamar" jelas Jaemin.
Haechan terkejut, pantas saja bau samar yang ia cium tadi bukan seperti bau feromon milik Jaemin melainkan milik Mark.
"Pantas saja selama perjalanan ke ruang makan banyak yang menatapku" Haechan melanjutkan acara makannya.
Tak lama terdengar suara gaduh dari arah tempat pengambilan makanan.
'prangg!'
Suara gelas jatuh itu terdengar nyaring sekali, semua mata siswa di ruang makan itu tertuju ke arah empat orang disana kecuali Haechan yang masih asik dengan makanan dihadapannya. Salah satu dari keempat orang itu menunduk sambil membungkuk berkali-kali untuk meminta maaf kepada ketiga orang di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aplomb | Markhyuck
FantasyHaechan tiba-tiba saja dikirim ke sekolah akademik sihir bernama Alchemy bersama saudaranya yang tentunya sudah terlebih dahulu bersekolah disana, Nakamoto Jaemin. Dia diminta sang Papa untuk mempelajari berbagi ilmu sihir dan bela diri di sekolah i...