Jangan lupa klik vote dan comment disetiap chapternya, karena itu sangat membantu buat berkembangnya book ini hehehe. makin banyak vote dan comment dari kalian, makin rajin juga aku updatenya.
Selamat membaca~
Hampir menghabiskan waktu 7 jam lamanya untuk menempuh perjalanan menuju ke sekolah akademik sihir Alchemy. Sekarang Donghyuck sedang menatap gerbang hitam besar di hadapannya yang ia yakini sebagai gerbang menuju sekolah barunya. Lain hal dengan pria dewasa di samping Donghyuck, Papa Donghyuck dan Jaemin atau bisa kita panggil dengan Yuta itu sedang menelpon temannya untuk mengirim jemputan. Mereka berdua sudah sampai di sana sejak setengah jam yang lalu dan sekarang hari sudah mulai gelap.
Gerbang besar itu terbuka lebar, memperlihatkan jalanan bertanah yang tak terlalu besar dan juga sangat gelap.
"Papa, bukankah sebaiknya kita pulang saja? hawanya mengerikan sekali, seperti di film horor" ucap Donghyuck sambil beringsut memeluk lengan sang papa, Nakamoto Yuta, walau anaknya sedikit berandalan dia tetap memiliki rasa takut. Ngomong-ngomong Winwin tidak ikut mengantar Donghyuck karena ia mempunyai pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan.
"Kau terlalu banyak menonton film horor nak, ini tidak semengerikan seperti apa yang ada dalam benakmu" ucap Yuta sembari mengelus surai putra angkatnya itu.
Tak lama terdengar suara kereta kuda dan beberapa langkah kaki manusia yang berjalan mendekat ke arah mereka, saat sudah dekat barulah terlihat ada satu kereta kuda dan ada sekitar 7 orang pengawal yang berjalan di setiap sisi kereta kuda, kemudian mereka berhenti tepat di depan Yuta dan Donghyuck.
"Ayo naik, jemputan kita sudah datang" ucap Yuta lalu ia naik ke atas kereta kuda diikuti oleh sang anak.
20 menit sudah berlalu dan sekarang mereka masih berada di tengah hutan, mungkin sejam lagi keduanya baru akan sampai di sekolah sihir itu. Donghyuck memperhatikan samping kanan dan kiri jalan secara bergantian, hanya terdapat pepohonan namun tetap menyeramkan bagi dirinya. Karena rasa takut ia langsung memeluk lengan Yuta lagi.
"Papa, bagaimana saat pertama kali kau mendapatkan kekuatanmu?" tanya Donghyuck memecah keheningan.
"Papa memecahkan kaca rumah nenek dan juga menumbangkan pohon buah persik kesayangannya" jawab Yuta.
"Benarkah? aku yakin saat itu nenek sangat marah padamu Papa" komentar Donghyuck sambil menunjukkan ekspresi tak percaya.
Yuta mengangguk menanggapi ucapan Donghyuck.
"Benar, nenekmu sangat marah sekali, sampai-sampai beliau mendiami ku selama lebih dari seminggu" Yuta terkekeh sambil mengingat kejadian yang lalu.
Ia selama seminggu memikirkan berbagai cara untuk membujuk Ibunya, namun untungnya Ayah Yuta yang saat itu baru pulang kerja melihat Yuta yang sedang membujuk sang istri, karena merasa kasihan dengan anaknya, Ayah Yuta membantu anak semata wayangnya itu untuk menghidupkan kembali pohon buah persik milik sang istri, yah seperti yang kalian tahu, kekuatan sihir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aplomb | Markhyuck
FantasyHaechan tiba-tiba saja dikirim ke sekolah akademik sihir bernama Alchemy bersama saudaranya yang tentunya sudah terlebih dahulu bersekolah disana, Nakamoto Jaemin. Dia diminta sang Papa untuk mempelajari berbagi ilmu sihir dan bela diri di sekolah i...