Part 1

9 0 0
                                    

Hana terbangun di sebuah rumah kayu kecil yang jujur saja lebih mirip gubuk. Ia mencium aroma bakaran di luar dan menemukan seorang pria tua sedang membakar beberapa ikan di sana.

"Shiori.. kemarilah , ayah sudah menyiapkan makan siang kita." Hana langsung tersadar dan menghampiri pria itu.

Shimizu Shiori, bukan tokoh dalam komik ini, tidak pernah muncul sebelum nya, atau mungkin ia hanya tidak pernah di ceritakan?

Hana kaget saat berjalan, ia menyadari betapa kecil tubuhnya sekarang, seperti seseorang yang baru saja berumur 5 tahun.

Shimizu Shiori hanyalah anak pungut dari seorang pria tua. Gadis itu sangat disayangi oleh ayahnya seperti anaknya sendiri.

Di masa dimana banyak iblis berkeliaran memakan manusia. Shiori adalah gadis yang beruntung, setidaknya untuk saat ini karena ia belum benar benar bertemu dengan iblis. Namun sang ayah pernah diselamatkan dari serangan iblis sebelumnya dan melanjutkan hidup.

Hana sejujurnya tidak tahu ia ada dimana, ingatan anak yang ia masuki juga tidak ada, maksudnya memori macam apa yang akan diingat anak 5 tahun selain orang tuanya dan bermain?

Hana sadar ia memasuki cerita komik saat menangkap sosok iblis tingkat atas yang sedang lewat. Gila, itu Akaza!! Upper Moon kedua. Beruntung Hana tidak sempat bertatapan dengan iblis itu karena ia langsung membuang muka saat iblis itu menoleh padanya. Akaza tampak bergerak cepat melompati pohon dan menghilang. Dan tentu saja ia beruntung karena iblis itu tidak berniat membunuh ia dan ayahnya.

Akaza punya fisik mencolok jadi mudah mengenalinya, sebagai pembaca itu sudah sangat jelas bahwa ia memasuki komik.

Hana menggenggam tangan ayahnya yang masih sibuk mengipasi ikan bakar di depannya. Lalu Hana menunjuk nunjuk mulutnya.

"Aku mau satu ayaah!"

Ayahnya tersenyum lalu menyuapinya ikan yang sudah dipisahkan dari tulang dan juga sudah di tiup tiup. Lalu dengan lembut pria itu menyuapinya hingga kenyang.

Setidaknya Hana butuh tenaga untuk bertindak saat ini. Dan juga untuk berpikir.

Hana bahkan saat ini tidak tau dimana posisi mereka tepatnya, jadi ia memutuskan untuk agak bersantai sedikit di sini.  Lagi pula apa yang bisa dilakukan anak 5 tahun selain menuruti ayahnya?

Sang ayah mulai ikut makan dan beberapa kali mengajaknya bicara, Hana berusaha menanggapi setiap perkataan ayahnya dengan antusias.

"Ayah ayo kita ke pasar."

Tampaknya langkah bagus untuk mengunjungi suatu tempat untuk tau dimana sebenarnya ia berada.

"Kau ingin ikut? Hmm itu akan agak sulit, ayah harus mengangkat banyak barang dan tidak bisa menemanimu bermain." ucap ayahnya menjelaskan.

Hana menggenggam tangan pria itu sambil berusaha meyakinkan bahwa ia akan baik baik saja.

Pria itu akhirnya setuju dan mengendong Hana menuju pasar tempat ia bekerja.

Dalam perjalanan Hana menyadari keberadaan Akaza. Iblis tingkat tinggi itu ternyata masih berada di sekitar sini, entah apa yang ia cari, semoga iblis itu tidak sedang kelaparan sehingga memakan beberapa orang di pasar.

"Ayah akan mengangkat barang di sana. Kau boleh bermain tapi harus kembali ke sini, kau mengerti?"

Hana mengangguk pelan dan melambai saat ayahnya sudah pergi. Saat mencari keberadaan Akaza, ternyata iblis itu sudah pindah entah kemana.

"Kemana ia pergi?" gumam Hana

Ia kemudian berlari ke arah terakhir kali menemukan Iblis itu namun tidak ada.

Saat menyusuri sekitar, Hana menangkap pergerakan di sebuah gang sempit dan kotor di depannya. Akaza berada di sana tengah menatap ke arahnya.

Saving My Favourite Character Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang