Part 4

7 1 0
                                    

Lagi lagi mata pria itu berpendar menunjukkan amarah. Iblis ini mulai berniat membunuhnya dengan menyentak genggamannya dengan kuat. Beruntung Hana segera melepaskan genggamannya sebelum iblis ini menyentakkan tangannya dengan kencang.

Wajah Hana pucat pasi. Ternyata tidak mudah mengendalikan Iblis yang satu ini. Tapi Hana tidak boleh menyerah. Pertama karena Akaza salah satu tokoh penting di cerita dan punya banyak info, kedua karena ia iblis yang tidak akan memangsa seseorang berjenis kelamin perempuan. Ia juga tidak menyerang anak anak. Setidaknya Hana tau meskipun ia menganggu Akaza pria itu tidak akan membunuhnya.

"Kenapa kau begitu pelit!!" Seketika Hana berlari mengejar Akaza dan memeluk kakinya.

"Kau harus membantuku!! Kau harus!!" Akaza yang mulau kesal menendang kakinya ke udara hingga tubuh Hana terlempar ke udara. Hana memejamkan mata kuat. Apa ia akan mati? Namun ia merasakan tubuhnya direngkuh seseorang dan saat membuka mata ia menemukan Akaza. Untunglah ia tidak jadi mati.

Hana memeluk leher Akaza kencang. Tidak bisakah iblis ini mengerti, ia harus menemukan Tokito Muichiro secepatnya. Jadi Hana harus menjadi dekat dengan iblis ini dulu.

"Lepaskan!!" Akaza menggeram marah sambil menarik tubuh Hana dengan pelan. Untung pelan.

"Kenapa kau begitu keras menolakku!" ucap Hana keras sambil terus memeluk leher Akaza dengan kencang.

Iblis itu mulai mengucapkan sumpah serapah dan kata kata hina untuk Hana. Mungkin ia berpikir Hana akan menangis dan berlari menjauh. Tapi tidak, ia punya tujuan yang harus dicapai ia tidak akan menyerah secepat itu. Hana terus memeluk leher Akaza kencang.

Hana dapat mendengar dengusan kasar pria itu. Pria itu kemudian melompat ke arah pohon dan berlari dengan kencang di udara. Akibatnya tubuh Hana terus terlempar ke sana kemari. Hana memejam kuat memastikan ia memeluk leher Akaza sekuat mungkin. Akaza terus bergerak dengan cepat. Tubuh Hana mulai melemah dan ia mulai merasa pusing. Pelukannya perlahan terlepas mengakibatkan tubuhnya terjatuh bebas.

Ia merasa teramat pusing. Saat terjatuh tatapan mereka sempat bertemu. Lelaki penuh tatto itu. Apa memang tidak bisa didekati?

Akkkhh

Tubuhnya kali ini benar benar terbentur keras ke tanah. Seluruh tubuhnya remuk. Pandangannya berkunang kunang. Anak berumur lima tahun apa mudah mati? Tidak, ia tidak akan mati di sini. Tertidur sebentar tidak akan membuatnya mati.

Hana membuka matanya pelan. Sudah pagi dan iblis itu bener benar meninggalkannya. Mungkin ia memang terlalu naif dari awal. Seorang iblis yang tidak menyerang perempuan, bukan berarti punya rasa belas kasihan.

Hana terjebak di dalam hutan dan terbangun pagi harinya. Beruntung ia hanya pingsan tanpa pendarahan. Walau dipikir pikir itu agak aneh. Hana dapat merasakan kaki kanannya patah, mungkin saat jatuh kakinya mendarat duluan sehingga cedera parah. Dengan susah payah Hana mendorong tubuhnya untuk mencapai pohon terdekat dan bersandar.

Hana menarik nafas dalam. Jadi apa yang harus ia lakukan sekarang? Hutan seringkali jadi sarang iblis, terlebih jika menyusuri lebih dalam, ada beberapa bagian hutan yang tidak terkesan sinar matahari sama sekali. Sepertinya di sini masih aman, sinar matahari masih terlihat jelas.

Mungkin akan menguntungkan jika ia dianugerahi kemampuan tertentu jadi tidak perlu bersusah payah seperti ini. Mungkin kemampuan generasi atau punya stamina super? Kenapa ia jadi tokoh yang sangat tidak berdaya seperti ini.

Saving My Favourite Character Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang