Hana bingung harus merasa takut atau bagaimana. Walau bukan pembaca yang menangkap semua detail cerita. Setidaknya ia tau Akaza di cerita tidak akan menyakiti perempuan. Jadi Hana berlari menghampiri iblis itu di gang sempit dimana tidak ada manusia yang lewat di sana.
Hana tidak dapat membaca apa yang kira kira sedang dipikirkan iblis itu saat ini saat ia sudah berada tepat di depan iblis itu. Akaza hanya menatapnya.
"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Hana.
Pria di depannya tidak menjawab. Hana ragu untuk mendekat lebih jauh. Tapi ia terus menatap lurus ke arah netra pria itu.
"Kau tidak boleh membunuh siapaun di sini." ucap Hana pelan.
Akaza hanya diam tanpa ekspresi sebelum berjongkok menyamakan tinggi dengannya.
"Kenapa aku harus menurutimu?" tanya pria itu.
"Jangan makan terlalu banyak manusia.." Hana menunduk, entah kenapa ia mulai takut.
" Kau tau aku iblis?" tanya pria itu tak terbaca.
Hana memberanikan diri menatap mata pria itu lagi.
"Aku tahu."
Muzan kembali menegakkan tubuhnya dan melakukan sedikit peregangan.
"Tapi aku lapar, aku butuh makanan."
Hana mulai berpikir keras.
"Berapa banyak manusia yang akan kau makan." tanya Hana
Akaza tampak berpikir sebentar.
"10 orang?""APPAA!!??" Hana tidak sengaja berteriak, sehingga orang orang di pasar mulai ribut dan mendekat ke arah gang itu.
Hana panik dan langsung menggapai telapak tangan pria itu dan mengajaknya berlari masuk ke gang lebih dalam dan bersembunyi di salah satu celah gelap di sana.
"Maafkan aku, aku tidak sengaja." Hana manatap ngeri saat melihat kuku kuku rajam pria ini sudah mencuat keluar. Pria itu tidak berencana membunuhnya kan?
Saat menatap langsung mata pria itu, Hana menelan ludah berat. Ternyata benar pria ini sedang marah. Matanya berpendar dan itu mengerikan.
Akaza hanya terdiam dan mulai menggeram.
"Ada apa?" ucap Hana penasaran. Apa pria ini semarah itu padanya?
Iblis itu langsung mendorong Hana dengan keras lalu berlari menjauh.
"Hei kau mau kemana?" Sayangnya Akaza benar benar berlari dengan kecepatan penuh, melompat ke arah atap dan menghilang.
Hana meringis saat merasakan tangannya yang terluka mengeluarkan darah. Apa orang orang di pasar akan baik baik saja?
Hana berlari keluar dari gang gelap itu dan menghampiri ayahnya panik. Suasana pasar tampak ramai dan aman. Syukurlah Akaza, iblis itu tidak memangsa orang orang di sini.
Ah benar Hana punya karakter favoritnya di sini. Tokito Muichiro, akan sangat menyenangkan jika ia bisa bertemu langsung dengan sosok dingin itu. Jadi dimana Muichiro berada? Ia bahkan tidak tahu ini dimana.
Tokito Muichiro, Hana tidak tahu saat ia terlempar kemari sebagai anak berumur 5 tahun. Apakah Tokito sudah menjadi Hashira? Apakah ia masih belum ikut training dan tinggal bersama kembarannya? Tidak ada petunjuk tentang itu. Akan lebih baik jika Hana tumbuh lebih besar lagi sebelum bepergian dan mencari Muichiro bukan?
Muichiro adalah hashira termuda, jadi ia tidak punya umur yang panjang karena di ending ia tewas dalam pertempuran. Tidak, waktu Hana sangat sempit bahkan sebelum bisa menemui anak laki laki itu.
Ah benar kalau ia mengobrol lebih lama dengan Akaza, mungkin ia bisa bertanya soal siapa hashira saat ini. Dan ia juga bisa bertanya informasi lebih banyak tadi. Jika beruntung Akaza mungkin akan memberikannya informasi. Hana yakin Iblis tingkat atas seperti Akaza punya informasi lengkap tentang itu.
Jadi kemana iblis itu lari?
KAMU SEDANG MEMBACA
Saving My Favourite Character
FanfictionHana masuk ke dalam komik dan berusaha menyelamatkan karakter favoritnya dari kematian tragis.