45. Arkaiz || Arkan Sakit

785 60 0
                                    

Assalamu'alaikum...
Hi, ketemu lagi sama koko😌

Koko mau cerita, beberapa hari yg lalu Arkaiz mau di pinang, sama salah satu penerbit😫
Tapi Koko tolak huhuhu
Kenapa? Soalnya cerita Koko belum rampung dan koko sadar tulisan Koko masih amburadul :v

Doakan ya, semoga suatu saat nanti cerita Arkaiz bisa ada versi cetaknya, mau peluk soalnya 😭

sebelum kalian lanjut baca, jangan lupa vote dan komen yaa :v

Tandai Typo

Sejak kejadian tadi malam, membuat tubuh Arkan ambruk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak kejadian tadi malam, membuat tubuh Arkan ambruk. Cowok itu memang tidak bisa berlama-lamaan di bawah hujan. Sejak kecil Arkan sering sakit ketika habis main hujan-hujanan, dan Maiza pun tahu hal itu. Maiza merasa bersalah karenanya suaminya itu rela kehujanan hanya untuk pulang menemuinya.

"Suaminya sakit, bukannya di peluk," gerutu Arkan, tapi masih bisa didengar oleh Maiza.

Maiza yang tadinya mau bangun dari tidurnya tiba-tiba jatuh lagi ke dalam pelukan Arkan. "Pelukan nggak bikin demam Aa langsung turun."

"Kata siapa nggak? Ini dekat Adik, demam Aa berkurang kok."

"Hatchiii"

"Tuh kan kamu flu juga."

Maiza berdecak sebal, lalu menatap kesal Arkan. "Gara-gara Aa ya."

"Gapapa biar sakit nya barengan," spontan Arkan yang langsung mendapatkan jitakan kecil di kepala nya oleh Maiza. "Heh, ngomong sembarangan. Nanti yang ngurusin Aa siapa, kalo Aiz sakit juga."

Arkan tertawa pelan, lalu tangannya mengusap lembut rambut Maiza yang masih berantakan. "Jangan ada lagi yang di sembunyiin dari Aa ya. Jangan bikin Aa khawatir lagi," ucapnya lirih.

"Maafin Aiz ya, udah buat Aa khawatir. Aiz janji nanti Aiz ceritain semuanya, tapi Aa janji, jangan merasa bersalah. Okay?" Maiza menyodorkan jari kelingkingnya dan langsung di balas oleh Arkan. "In Syaa Allah."

"Udah lepasin Aiz," rengek Maiza mencoba melepaskan pelukannya, tapi suaminya itu malah semakin mengeratkan pelukannya. "Mau kemana hmm?"

"Aiz mau buat sarapan Aa?"

"Emang udah bisa?"

"Ih Aa jangan ngeremehin Aiz ya! Gini-gini Aiz rajin belajar masak."

"Aa cuma bercanda kok. Bukannya di bawah ada Mama dan Bunda?"

Maiza mengriyitkan dahinya bingung. "Oh ya? Sejak kapan?"

"Habis tadi subuh, mereka kesini karena khawatir."

"Kok Aiz nggak tahu?"

"Kamu kan tidur." Maiza mengangguk-angguk paham. "Ya udah Aiz mau turun, mau ketemu sama mereka. Kangen soalnya."

ARKAIZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang