46. Arkaiz || Masalalu Kelam

992 52 3
                                    

Part ini kita flashback ke Masalalu yaa
kalo kalian jangan flashback ke Masalalu, nanti kit ati😌🙏

Ayo vote komen dan share, kalo nggak Koko merajuk☺️

Flashback on

Seorang gadis merintih kesakitan di sebuah ruangan gelap, lebih tepatnya gudang sekolah. Malam sudah tiba Maiza masih terjebak didalamnya, tidak ada lampu yang menyinari dan hanya cahaya bulan yang menyinari masuk di sela-sela jendela kecil di gudang itu.

Tubuhnya terasa remuk sekarang, banyak lebam di bagian tubuhnya, entah sudah berapa jam ia berada di sana karena ia sempat pingsan tadi.

Lagi-lagi Sera, adalah oknum dibalik semua ini, gadis yang terkenal ratu bully di sekolah nya itu, dia tidak akan membiarkan hidupnya baik-baik saja. Semuanya bermula sejak di dia di keluarkan di sekolahnya dan itu semua terjadi karena laporan dan bukti yang Maiza berikan kepada kepala sekolah.
Maiza tidak bisa membiarkan Sera se enaknya saja membully anak-anak di sekolahnya, lebih-lebih itu sahabatnya sendiri, yang juga pernah di bully oleh-nya, suatu ketika Maiza mengumpulkan beberapa bukti kuat sehingga kepala sekolahnya memutuskan untuk mengeluarkan Sera dari sekolah nya.

Brak! Brak!

Maiza selalu mengebrak-ngebrak pintu dengan air mata deras yang membasahi pipinya dengan tubuh yang mulai bergetar hebat sedangkan tangannya sudah mulai berdarah, dan ia berteriak meminta pertolongan, tapi harapannya hanya mimpi belaka, tak ada satupun orang yang mendengar nya.

"Siapapun itu, tolong Aiz ... Aiz ada di dalam gudang," teriak Maiza dari dalam gudang, ia tidak peduli jika suaranya akan habis karena berteriak.

"Aiz takut ... Bunda, Panda, Bang Dino, Aa, tolong Aiz ...," lirihnya pelan.

Ceklek ...

Suara pintu yang sedikit terbuka membuat hati Maiza senang, dia berharap seseorang itu datang untuk menolong nya.

"T-tolong Aiz ...," ucap Maiza sedikit mendongakkan kepalanya, sembari menyipitkan matanya, melihat dua orang yang tidak begitu jelas sedang berdiri didepan nya.

"Kalian mau tolongin Aiz 'kan?"

"Cih, dia kira kita malaikat penolong nya bro hahaha," ujar salah satu dari keduanya dengan suara sedikit serak, tertawa di akhir kalimat nya.

"Gas sekarang nih? Atau nanti hmm? Malam ini kita pesta besar-besaran karena dapat gadis cantik seperti dia," jawab temannya sambil menyorotkan lampu yang di pegangnya ke wajah Maiza.

Maiza sedikit mundur dengan posisi yang masih duduk, sungguh ketakutan nya semakin bertambah sekarang. Sebenarnya siapa dua orang itu? Dia sangat takut jika dua orang itu akan melakukan hal buruk kepadanya.

"K-kalian siapa?"

"Kita siapa? Ngga perlu lo tahu kita siapa, yang penting malam ini tugas lo cuma muasin kita berdua."

"NGGAK, NGGAK MAU!"

"Kita nggak minta persetujuan lo. Mending sekarang lo pasrah dan buka semua baju lo itu, atau kita yang bantu bukain, hmm?" ucap pria itu, yang sepertinya sedikit lebih muda dari ayahnya.

Maiza menggelengkan beberapa kali kepalanya dengan wajah yang masih ketakutan. "Nggak ... tolong lepasin Aiz, jangan apa-apain Aiz."

"Lepas? Hahaha nanti kita lepas setelah lo muasin kita berdua, gimana?" ucap pria itu sambil sedikit membungkuk, akan menyentuh pipi Maiza tapi dengan segera Maiza menepis tangan kekarnya itu.

"A*jing, nggak usah sok jual mahal lo sama kita berdua," bentak pria itu sedikit emosi.

"Cewek ini nggak bisa kita lembut-lembutin. Mending kita gas sekarang."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ARKAIZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang