3

4K 280 10
                                    

Sebelum masuk ke gedung sekolah, Emily menarik napasnya sebanyak mungkin tanpa menarik perhatian. Mrs. Rowan dan Amanda berjalan berdampingan di depannya tanpa saling berbicara, mereka hanya tersenyum dan menyapa vampir dan sedikit manusia yang lewat di halaman sekolah.

Tahan.

Emily berusaha mengendalikan napasnya ketika berjalan memasuki gedung, bau wangi yang khas segera menyengat hidungnya, ditambah dengan AC yang berhembus, cewek itu jadi tidak yakin apakah dia bisa melewatinya sepanjang hari ini, dengan sekumpulan besar vampir di sekelilingnya.

Seiring berjalan, dia memperhatikan vampir-vampir muda yang berada di sekelilingnya, terlihat nyaris normal, sangat mirip dengan manusia walaupun memiliki kesan pucat yang sama dan kecantikan yang tidak manusiawi. Dia pernah mendengar kalau vampir di wilayah ini mempunyai keunikan tersendiri, anak-anak mereka yang berumur dibawah sembilan belas tahun bisa hidup tanpa perlu mengonsumsi darah sama sekali. Indra penciuman mereka juga belum terlalu tajam sehingga tidak akan ada yang tahu identitas aslinya.

"Emily, kamu membawa formulirmu kan?" tanya Mrs. Rowan memutus lamunannya.

Cewek itu mengangguk, dia meraih tasnya dan merogoh ke dalam sana untuk meraih map coklat yang tersimpul dengan baik lalu menyerahkan formulir itu pada Mrs. Rowan. Amanda sendiri beralih dari samping ibunya menuju kursi tunggu yang terletak di seberang meja resepsionis, bertopang muka dan menatap layar hpnya datar.

Penjaga resepsionis itu menyelesaikan pekerjaannya dengan cukup cepat, menerima formulir yang dipegang Mrs. Rowan dan langsung membacanya, dahinya sedikit berkerut di awal, tapi ekspresinya kembali tidak terbaca ketika akhirnya menyodorkan selembar kertas lain pada Mrs. Rowan.

"Itu jadwal pelajarannya," ujar resepsionis itu pelan. "Kalau ada yang ingin diubah silahkan di cek terlebih dahulu sebelum konfirmasi lebih lanjut."

Mrs. Rowan membaca jadwal itu sebentar sebelum menyerahkannya pada Emily. "Bagaimana menurutmu?"

"Tidak ada, kurasa tidak ada yang perlu diganti," jawab Emily mengangkat bahunya dan tersenyum.

"Oke." Mrs. Rowan beralih pada si resepsionis untuk mengucapkan terima kasih lalu berjalan menuju Amanda yang langsung mendongak.

"Apa?"

"Temani Emily untuk berkeliling sekolah, aku akan menjemput kalian setelah pulang sekolah nanti. Oke?" Mrs. Rowan menatap wajah anaknya bergantian dengan Emily, menanti jawaban.

"Oke."

Mrs. Rowan tersenyum mendengar jawaban mereka berdua lalu segera beranjak dari sana dengan terburu-buru.

"Hei, kau bisa berkeliling sekolah sendiri kan?" tanya Amanda tiba-tiba mengagetkannya. "Aku ada urusan."

"Ya."

"Oke." Dia tersenyum lalu segera beranjak pergi menuju lorong kelas tanpa menoleh kembali.

Emily menghela napas dan menatap lembaran jadwal yang berada di tangannya. Pelajaran pertamanya akan dimulai sebentar lagi. Matematika. Sempurna. Dia kembali mendesah keras lalu bangkit dari tempat duduknya menuju kelas.

~°~

Cukup lancar.

Itu adalah dua kata yang hampir bisa menyimpulkan kegiatannya selama di sekolah yang penuh dengan berbagai vampir setengah mortal yang berada di sekitarnya. Pelajaran yang diajarkan pun tidak sesulit yang Emily bayangkan, mereka menggunakan materi yang hampir mirip dengan sekolahnya dulu, sangat normal.

Yang aneh hanyalah kesadaran bahwa Emily nyaris diperhatikan oleh beberapa guru yang mengajar di sana. Cukup sering cewek itu memerhatikan guru yang mengajar dan mendapati tatapan yang dihiasi kernyitan atau sorot tak terbaca yang terkesan menyelidik dari semua guru itu walaupun tidak ada yang menyuarakan perkataan dari pikiran mereka.

Unlucky mateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang