Leivana langsung saja berbalik badan mencari keberadaan pedangnya yang tiba-tiba saja menghilang.
"Bagaimana bisa menghilang? Apa pedang ku tertinggal tak terbawa setelah aku melewati pintu ini?" herannya panik.
Ia tidak bisa jika harus melanjutkan perjalanan tanpa membawa senjata untuk, Leiva takut ada makhluk yang akan mengusiknya saat ia tak mempunyai senjata.
Leivana mencoba memasukkan tangannya kedalam pintu itu, namun kini berbeda, tangannya tak bisa tembus, begitu juga tubuhnya. "Apa sekarang aku terjebak disini?" lelahnya pasrah.
Kakinya melangkah maju, mungkin saja ketika diperjalanan ia bisa mendapatkan senjata yang lain. "Eh, apa ini?" tanyanya bingung sembari mengangkat satu kakinya yang tengah menginjak suatu benda.
Leivana berjongkok mengambil kotak itu, ia membawa beridiri dan membukanya secara perlahan. "Hanya kotak kosong," ucapnya menaruh kembali kotak itu ditempat semula.
Brugh!
"Argh!"
Ia kembali bangun dan berdiri seperti semula setelah jatuh karena kakinya melangkah tak bisa seimbang. "Oh tidak, pakaian ku kotor kembali," kata Leiva pelan.
Tanah tiba-tiba saja bergetar dan terguncang membuat Leivana berpegangan kuat pada salah satu pohon yang ada didekatnya. "Ada apa ini? Mengapa tanah bergemuruh?" herannya masih merasakan getaran namun tak sekuat sebelumnya.
Leivana berdiri tegak setelah tak merasakan kembali getaran itu, matanya menatap lurus ke depan melihat objek yang membuatnya tertarik kepadanya. "Aku salah, bukan tanah yang bergemuruh, melainkan naga itu." gumamnya terdiam mengamati pergerakan hewan besar mengerikan yang berada jauh didepan sana.
"Aku ingin membalaskan rasa sakit yang dirasakan Doggy, tetapi dengan cara apa aku bisa melawannya?, pedang milikku saja sudah menghilang tanpa jejak." ujar Leivana hampir berputus asa.
"Tunggu, bukankah itu pedang milikku?! Dan bagaimana bisa berada dimulut naga?!" kagetnya tak percaya, jantungnya berdegup kencang tak beraturan karena ia harus mengambil pedang itu kembali jatuh ke tangannya.
Mata Leivana fokus, naga itu tengah mencari tempat nyaman untuk terlelap. "Ini saatnya beraksi!" tegasnya berlari mendekati naga yang sudah menutupkan matanya tertidur.
Hingga beberapa langkah lagi, ia memutuskan untuk berjalan mengendap-endap. Jangan sampai Leivana ketahuan dan harus bertarung tanpa pedangnya.
Jantungnya berdegup kencang, nafasnya memburu, ia menginggit bibir bawahnya kuat seraya menyipitkan matanya melangkah maju hingga mengikis jarak membuat Leivana semakin dekat dengan naga itu.
Tangannya perlahan terulur ingin menyentuh pedang yang berada di mulut naga, ia pun menahan nafasnya takut jika naga terbangun.
Leivana menelan salivanya sudah beberapa kali dengan kesusahan, tangannya berhasil menyentuh pedang miliknya, tetapi saat itu kemudian naga membuka matanya membuat Leivana segera memundurkan langkahnya menghindar.
"Sial!" umpatnya jengkel karena usahanya gagal sia-sia.
Ia mendongak menatap keatas melihat naga yang tengah menatapnya dengan pandangan aneh. Leiva sendiri hanya diam mematung tak bergerak dari tempatnya.
Tiba-tiba saja naga itu menundukkan kepalanya, ia membuka mulut lalu pedang miliknya terjatuh didepannya membuat ia segera meraih mengambilnya sebelum naga itu menyerangnya.
Namun dugaannya salah, naga itu menundukkan kepalanya didepan tubuh Leivana seakan mengabdi kepadanya. "Lawan aku sekarang! Aku sudah tak takut padamu!" ajaknya menantang hewan besar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leivana's Adventure [END]
NouvellesLeivana, tinggal di tengah hutan dibawah kekuasaan sebuah kerajaan yang megah, namun sama sekali tak terjamah oleh mereka. Anak dari seorang pengembala domba yang miskin. Dan ingin melakukan petualangan yang tidak pernah ia rasakan. 🦋🦋🦋 "Naga hit...