Ponsel berdering membangunkan tidur nyenyak si pemilik, menggeliat dan meraba rusuh meja nakasnya.
"Jay kamu dimana?" sedikit mengernyit mendengar teriakan disebrang sana, si punya nama lantas bangun terduduk setelah jelas mencerna apa yang terjadi. Disebrang sana sang ibu mengomel.
"Aku tidur tempat Jaeyun bu." ucap Jay yang membuat seorang lagi yang berada satu ruangan dengannya terheran. Jelas, Jay berbohong. Nyatanya ia telah menghabiskan malam yang panjang bersama kekasihnya, Heeseung. Seseorang yang kini memeluk pinggang telanjangnya.
"Yaudah cepet, katanya kamu mau ke rumah. Ibu nanti keburu pergi."
"Iya bu."
Setelah mematikan ponselnya Jay berusaha bangun dari pelukan Heeseung, "lepas kak, aku mau pulang."
"Kok buru-buru amat sih sayang." dilihatnya sang kekasih mengerucutkan bibirnya.
Jay segera berpakaian, membiarkan Heeseung semakin memanyunkan bibir, tak terima ia tinggal.
"Jangan ngambek, aku pergi dulu," Jay mengecup bibir itu, "nanti aku call. "
.
.
.Bicara tentang Heeseung, ia adalah kekasih Jay. Kekasih yang sangat Jay cintai, Jay sayangi, Jay kasihi dan Jay hidupi. Pribadi Heeseung yang serampangan membuatnya tak punya pendirian dalam bekerja. Ia seorang pemilih. Maka tak jarang, isi dompet Heeseung Jay yang penuhi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reward
Fanfictionsecara personal, acap kali berdamai menerima keadaan dan berjuang mendapat pengakuan memiliki jalan yang terjal, Heeseung dan Jay bagaimana mereka bersikap. "Heeseung itu bawa pengaruh buruk, Jay." perkataan sang Ibu sering berputar tatkala keadaan...